MotoGP 2024 jelas merupakan musim terburuk bagi Honda, pabrikan yang sudah lama bersaing di papan atas ajang balap motor bergengsi ini.
Membawa tim Repsol Honda dan LCR Honda, keempat pembalapnya hingga kini sulit untuk bisa bersaing di 10 besar.
Joan Mir (Repsol Honda) baru meraih 13 poin, Johann Zarco (LCR Honda Castrol) baru meraih 9 poin dan Takaaki Nakagami (LCR Honda Idemitsu) baru meraih 8 poin.
Namun, mereka masih jauh lebih baik ketimbang Luca Marini, pembalap tim pabrikan Repsol Honda yang hingga 7 seri musim ini berjalan pun masih belum mendapatkan satupun poin.
Bahkan, dari 22 pembalap utama di musim 2024 ini, Marini menjadi satu-satunya yang masih 0 poin.
Motor yang sangat buruk ditambah performa Marini di musim 2024 ini bisa jadi merupakan kombinasi dari kehancuran Honda.
Bagi Marini, musim ini jelas adalah musim terburuknya sepanjang berkarir di MotoGP.
Ini jelas sangat berbanding terbalik dengan bagaimana penampilannya di musim lalu.
Meski inkonsisten, tetapi ia masih mampu bersaing untuk poin dan bahkan meraih 2 kali podium di balapan utama.
Bagaimana dengan musim ini? Tentunya banyak yang berharap bahwa dirinya bisa mengubah Repsol Honda pasca ditinggal Marc Marquez.
Apalagi, ia merupakan adik sambung Valentino Rossi, yang membela tim tersebut sejak 2002 hingga 2003.
Kenyataannya adalah penampilannya benar-benar buruk dan tampaknya itu akan menghancurkan karirnya di balap MotoGP.
Masalah yang dihadapi oleh Honda, ditambah dengan beragam keluhan mengenai motor, tampaknya masih terus menghantui.
Belum lagi beredar kabar bahwa dirinya akan berencana hengkang dari tim tersebut sebelum musim selesai.
Sebenarnya masih ada waktu untuk dirinya melakukan pembuktian bersama Honda.
Namun, melihat hasilnya yang sangat memprihatinkan dan selalu finis di bawah 15 besar, bukan tidak mungkin ia memilih keluar sendiri atau dipecat dan diganti pembalap lain.
Tidak mudah untuk melakukan adaptasi usai pindah dari Ducati ke Honda, tetapi adaptasi tersebut juga tidak bisa membutuhkan waktu terlalu lama.
Honda sebagai pabrikan yang disegani di MotoGP harus mampu menemukan solusi atas permasalahan di musim ini.
Jika tidak segera dibiarkan, bukan tidak mungkin mereka akan terjun bebas dari penantang gelar menjadi penghuni papan bawah.
Ini juga berdampak kepada Marini dan masa depannya di dunia balap.
Mengingat banyak bakat-bakat muda lainnya yang ingin ke MotoGP, ia harus mampu membuktikan bahwa dirinya layak bersama Honda.
Apabila gagal, maka lengkaplah sudah kombinasi kehancuran antara Luca Marini dengan Honda.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar