Minggu, 30 Juni 2024

Indahnya Cahya Rembulan, Teriknya Sinar Mentari

Indahnya cahya rembulan
Di antara bintang-bintang
Kemilau indah bagaikan
Sinar dalam kehidupan

Namun kadang kurasakan
Hidup dalam angan-angan
Mimpi-mimpi indahku
Tak pernah jadi kenyataan

Teriknya sinar mentari
Saat kulangkahkan kaki
Menempuh jalan berliku
Di dalam hidupku ini

Sampai akhirnya ku tahu
Ada cinta ada nafsu
Ada yang mengejar harta
Lalu menghilang darimu

Indahnya cahya rembulan
Teriknya matahari
Semua t'lah aku rasai

Indahnya cahya rembulan
Teriknya matahari
Silih berganti

Singgah dalam hidupku
Singgah dalam hatiku
Singgah dalam diriku

Sabtu, 29 Juni 2024

Bangunkan Aku Esok Hari

Bangunkan aku esok hari
Biarkan kulihat mentari

Masihkah ada sebuah pagi
Yang bawa hariku berganti

Dosakah aku mencintaimu
Aku tak mampu melupakanmu

Tak rela kehilanganmu
Ah terlalu mudahnya pisahkanku
Seandainya aku bisa genggam cinta
Kan kupeluk engkau selamanya

Dosakah aku mencintaimu
Aku tak mampu melupakanmu

Tak rela kehilanganmu
Ah terlalu mudahnya pisahkanku
Seandainya aku bisa genggam cinta
Kan kupeluk sayang

Tak rela kehilanganmu
Ah terlalu mudahnya pisahkanku
Seandainya aku bisa genggam cinta
Kan kupeluk engkau selamanya

Jumat, 28 Juni 2024

Jorge Martin & Marco Bezzecchi, Duet Maut Aprilia di Musim 2025

Jorge Martin dan Marco Bezzecchi (Pramac Racing & Pertamina Enduro VR46 Racing)
Pabrikan asal Italia yaitu Aprilia kembali membuat gebrakan untuk menghadapi MotoGP musim 2025.
Usai ditinggal Aleix Espargaro yang pensiun di akhir musim 2024 dan Maverick Vinales yang hijrah ke Tech3 pada musim depan, mereka kini mendapatkan pengganti yang bukan sembarangan.

Pembalap baru Aprilia untuk musim 2025 nanti adalah Jorge Martin dan Marco Bezzecchi.

Bisa dibilang, ini adalah duet maut yang siap mendongkrak performa Aprilia untuk menembus dominasi Ducati maupun KTM saat ini.

Perekrutan Jorge Martin bisa dibilang menjadi yang paling mengejutkan.

Sebagai pembalap tim Pramac Ducati, ia sangat difavoritkan untuk menggantikan posisi Enea Bastianini di tim pabrikan Ducati Lenovo Team.

Kebolehannya dalam memenangkan beberapa seri hingga memberi perlawanan kepada Francesco Bagnaia harus diapresiasi, meski pada akhirnya hanya menjadi runner-up di musim 2023.

Namun, tim pabrikan Ducati justru lebih memfavoritkan Marc Marquez, yang dianggap memiliki popularitas tinggi.

Merasa diabaikan oleh Ducati, tanpa ragu Martin mengambil risiko dengan hijrah ke Aprilia.

Ini tentu saja sangat mengejutkan dan banyak yang meragukan apakah Martin mampu melawan Ducati dengan Aprilia.

Sementara itu, Marco Bezzecchi memang sudah lama diincar oleh Aprilia dan hal itu sudah seringkali dikabarkan.

Hanya saja, semua itu hanya menunggu waktu sampai akhirnya Bezzecchi benar-benar resmi bergabung bersama Aprilia pada minggu ini.

Ini membuatnya menjadi pembalap Italia pertama yang ada di tim Aprilia sejak Lorenzo Savadori menjadi pembalap utama di tim tersebut pada 2020 hingga pertengahan 2021.

Aprilia cukup yakin bahwa kombinasi Martin dan Bezzecchi dapat membuat pertarungan semakin sengit.

Nyali dan semangat juara dari kedua pembalap tersebut dianggap akan meningkatkan nilai Aprilia di mata pecinta balap motor.

Meski begitu, adaptasi dengan motor baru tidak akan mudah dan tentunya kedua pembalap tersebut harus siap jika mereka tidak memberikan penampilan terbaik.

Aleix Espargaro pun membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai akhirnya ia mampu meraih juara dengan motor tersebut.

Kita tentu harus menunggu hingga musim depan untuk melihat aksi dan perkembangan mereka dengan motor RS-GP.

Jika rencana ini berhasil, bukan tidak mungkin penggemar MotoGP akan melihat pembalap juara dunia yang datang dengan motor Aprilia suatu hari nanti.***

Kamis, 27 Juni 2024

Luca Marini dengan Honda adalah Kombinasi Kehancuran?

Luca Marini bersama Repsol Honda (Honda Racing Corporation)
MotoGP 2024 jelas merupakan musim terburuk bagi Honda, pabrikan yang sudah lama bersaing di papan atas ajang balap motor bergengsi ini.

Membawa tim Repsol Honda dan LCR Honda, keempat pembalapnya hingga kini sulit untuk bisa bersaing di 10 besar.

Joan Mir (Repsol Honda) baru meraih 13 poin, Johann Zarco (LCR Honda Castrol) baru meraih 9 poin dan Takaaki Nakagami (LCR Honda Idemitsu) baru meraih 8 poin.

Namun, mereka masih jauh lebih baik ketimbang Luca Marini, pembalap tim pabrikan Repsol Honda yang hingga 7 seri musim ini berjalan pun masih belum mendapatkan satupun poin.

Bahkan, dari 22 pembalap utama di musim 2024 ini, Marini menjadi satu-satunya yang masih 0 poin.

Motor yang sangat buruk ditambah performa Marini di musim 2024 ini bisa jadi merupakan kombinasi dari kehancuran Honda. 

Bagi Marini, musim ini jelas adalah musim terburuknya sepanjang berkarir di MotoGP.

Ini jelas sangat berbanding terbalik dengan bagaimana penampilannya di musim lalu.

Meski inkonsisten, tetapi ia masih mampu bersaing untuk poin dan bahkan meraih 2 kali podium di balapan utama.

Bagaimana dengan musim ini? Tentunya banyak yang berharap bahwa dirinya bisa mengubah Repsol Honda pasca ditinggal Marc Marquez.

Apalagi, ia merupakan adik sambung Valentino Rossi, yang membela tim tersebut sejak 2002 hingga 2003.

Kenyataannya adalah penampilannya benar-benar buruk dan tampaknya itu akan menghancurkan karirnya di balap MotoGP.

Masalah yang dihadapi oleh Honda, ditambah dengan beragam keluhan mengenai motor, tampaknya masih terus menghantui.

Belum lagi beredar kabar bahwa dirinya akan berencana hengkang dari tim tersebut sebelum musim selesai.

Sebenarnya masih ada waktu untuk dirinya melakukan pembuktian bersama Honda.

Namun, melihat hasilnya yang sangat memprihatinkan dan selalu finis di bawah 15 besar, bukan tidak mungkin ia memilih keluar sendiri atau dipecat dan diganti pembalap lain.

Tidak mudah untuk melakukan adaptasi usai pindah dari Ducati ke Honda, tetapi adaptasi tersebut juga tidak bisa membutuhkan waktu terlalu lama.

Honda sebagai pabrikan yang disegani di MotoGP harus mampu menemukan solusi atas permasalahan di musim ini.

Jika tidak segera dibiarkan, bukan tidak mungkin mereka akan terjun bebas dari penantang gelar menjadi penghuni papan bawah.

Ini juga berdampak kepada Marini dan masa depannya di dunia balap.

Mengingat banyak bakat-bakat muda lainnya yang ingin ke MotoGP, ia harus mampu membuktikan bahwa dirinya layak bersama Honda.

Apabila gagal, maka lengkaplah sudah kombinasi kehancuran antara Luca Marini dengan Honda.***

Rabu, 26 Juni 2024

Selendang Sutra Biru, Penampilan Lydia Kandou dalam Drama Produksi Multivision

Sinetron Selendang Sutra Biru (Multivision Plus)
Penggemar aktris ternama Lydia Kandou sebentar lagi akan menikmati penampilan terbarunya dalam sinetron baru berjudul "Selendang Sutra Biru".

Ini menjadi penampilan pertamanya dalam sinetron produksi Multivision dengan genre drama.

Sebelumnya, ia sudah dikenal di rumah produksi tersebut sebagai pemain tetap di sinetron komedi "Gara-Gara" yang tayang sejak 1992 hingga 1997.

Sinetron ini kembali disutradarai oleh duet Ssharad Shaaran dan Dimas Dewa, yang di waktu bersamaan juga menggarap "Istri Pilihan".

Skenario untuk sinetron ini dibuat oleh penulis kawakan Deddy Armand, dengan ide cerita yang dibuat oleh Jerry R.

Selain Lydia Kandou, sinetron ini juga didukung deretan bintang ternama seperti Lulu Tobing, Pangky Suwito, Rizal Djibran, Anwar Fuady, Misye Arsita, Arswendi Nasution, TB Maulana Husni, Deswita Maharani, Anna Tarigan dan Kiki Widyasari.

Tidak lupa juga ada 3 nama baru yang nantinya akan mendapat popularitas di masa mendatang, yaitu Didi Riyadi, Jane Shalimar dan Rahma Azhari (saat itu memakai nama "Syaidah").

Dilansir dari situs bintang.com, sinetron ini bercerita tentang pembalasan dendam yang dilakukan Vina (Lulu Tobing) kepada Dewi (Lydia Kandou) yang sebenarnya adalah ibu kandungnya sendiri.

Vina melakukan hal itu setelah papi angkatnya yang bernama Pak Sidarta (TB Maulana Husni) menceritakan tentang asal-usul Vina.

Satu hal yang membuatnya sakit hati adalah ia dibuang oleh Dewi, yang kemudian menikahi seorang pria kaya bernama Hary (Pangky Suwito).

Ia melakukan balas dendam dengan cara memasuki keluarga Dewi menggunakan kedok sebagai guru les, tetapi balas dendam tersebut ternyata tidak semudah yang dibayangkan.

Sejenis dengan sinetron produksi Multivision lainnya, ceritanya tidak jauh dalam urusan balas dendam yang dicampur dengan asmara dan pengkhianatan.

Keinginan pemirsa televisi untuk mendapatkan sesuatu yang baru, terutama dari segi cerita, tampaknya harus dipendam terlebih dahulu.

Sinetron ini juga dibuat dengan konsep "kejar tayang" karena sutradaranya juga sedang menangani sinetron lain dalam waktu bersamaan.

Melihat hal ini, maka tidak aneh jika cerita, penyutradaraan, hingga akting para pemain masih kurang maksimal.

Ini juga membuktikan bahwa aspek bisnis masih lebih diunggulkan dibanding idealisme dan hal baru yang diinginkan penonton.

"Selendang Sutra Biru" akan hadir di Indosiar mulai 7 November 1997, setiap hari Jum'at pukul 19:30 WIB.***

Sumber: https://web.archive.org/web/19991013021756/http://www.bintang.com/051197/tv_bios/sinetron/sutra.htm

Selasa, 25 Juni 2024

Istri Pilihan, Sinetron Baru RCTI Pengganti Bukan Perempuan Biasa

Sinetron Istri Pilihan (Multivision Plus)
Stasiun TV RCTI baru saja menamatkan sinetron "Bukan Perempuan Biasa" yang dibintangi Christine Hakim dan Desy Ratnasari pada 15 September 1997 lalu.

Kini, mereka menghadirkan sinetron pengganti yang juga masih dari Multivision Plus.

Sinetron tersebut berjudul "Istri Pilihan", yang disutradarai oleh Ssharad Shaaran dan Dimas Dewa.

Skenario untuk sinetron ini ditulis oleh Zara Zettira ZR dan musiknya digarap oleh Chossy Pratama.

Nama-nama tenar meramaikan sinetron ini, antara lain Ayu Azhari, Jeremy Thomas, Kris Dayanti, Yati Octavia, Anwar Fuady, Deddy Sutomo, Raynold Surbakti, Susi Adella, Ferry Irawan dan pendatang baru saat itu yakni Deswita Maharani.

Dilansir dari situs bintang.com, cerita dalam sinetron ini belum memiliki terobosa karena masih berurusan tentang cinta, rumah tangga dan balas dendam.

Sinetron ini mengisahkan tentang perjuangan kakak beradik Yatim piatu, yaitu Nia (Ayu Azhari) dan Karin (Kris Dayanti).

Nia dinikahi seorang pria kaya bernama Rizal (Jeremy Thomas) dan memiliki 2 orang anak yaitu Emma (Sylvia Smith) dan Reza (Geofanny).

Sayangnya, kebahagiaan tersebut perlahan sirna setelah Nia mengalami penyakit kanker otak.

Bebannya juga semakin berat kala ibu kandung Rizal yaitu Tati (Yati Octavia) ikut campur dalam persoalan rumah tangganya.

Tati sendiri menolak keras hubungan Rizal dengan Nia, dan lebih memilih Irna (Meidiana Hutomo) sebagai orang yang pantas untuk menjadi istrinya Rizal.

Mengetahui bahwa Nia terkena penyakit kanker otak, Tati dan Irna berupaya keras untuk membuat Rizal bisa menikahi Irna.

Sementara itu, kehidupan Karin sebagai bankir sukses mulai terganggu usai mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya kesulitan berjalan.

Hal itu juga mempengaruhi hubungan cinta yang sedang ia jalin dengan teman kerjanya yaitu Rama (Ferry Irawan).

Melihat dari ceritanya, jelas saja ini identik dengan produksi lainnya dari Multivision Plus yang juga tayang bersamaan.

Menariknya, konsep cerita seperti ini justru sangat disukai oleh penonton dan memiliki rating tinggi.

Hal ini jelas disadari oleh pihak Multivision Plus yang memang menjual popularitas para bintang lewat sinetronnya.

Meski cara ini cukup sukses digunakan dalam beberapa sinetron, tetapi "Istri Pilihan" butuh pembuktian untuk bisa meraihnya.

"Istri Pilihan" tayang di RCTI mulai 22 September 1997, setiap Senin pukul 19:30 WIB.***

Sumber: https://web.archive.org/web/19991010000934/http://www.bintang.com/170997/tv_bios/sinetron/isteri.htm

Senin, 24 Juni 2024

JiR Siap Ramaikan MotoGP Musim 2005 dengan Sponsor Konica Minolta

Makoto Tamada bersama Konica Minolta Honda (motogp.com)
Ajang balap motor MotoGP 2005 akan semakin seru dengan kehadiran sebuah tim baru.

Tim tersebut adalah JiR atau Japan Italy Racing, yang akan turut bersaing di ajang tersebut.

Tim ini dikelola oleh Tetsuo Iida, yang pernah menjabat sebagai Presiden Honda Eropa hingga 2002, dan manajer asal Italia yaitu Luca Monitron.

Tidak butuh waktu lama untuk mencari pembalap, mereka kini sudah berhasil mendapatkan Makoto Tamada yang nantinya akan menggunakan motor Honda RC211V dengan ban Michelin.

Tamada sendiri cukup sukses pada musim 2004 lalu, dengan berhasil memenangkan 2 balapan MotoGP di Brazil dan Jepang.

Dilansir dari sportcal.com, JiR berhasil mengamankan sponsor utama mereka yaitu Konica Minolta, dimana nantinya tim ini akan menggunakan nama Konica Minolta Honda Team.

Konica Minolta didirikan pada 2003 lewat penggabungan Konica Corporation dan Minolta Co Ltd.

Mereka adalah perusahaan global yang saat ini telah memiliki sekitar 37 ribu pekerja.

Produk yang dipasarkan mereka antara lain kamera digital, rol film, mesin foto copy, alat kesehatan, mesin cetak, hingga lensa optik.

Tetsuo Iida menyatakan bahwa kerjasama ini merupakan bentuk tantangan dan semangat yang telah dikembangkannya sejak bersama Honda.

"Saya mengapresiasi dukungan dari 2 perusahaan besar yaitu Konica Minolta dan Honda. Kehadiran JiR sangat penting dan kami akan berjuang keras untuk mewujudkan tujuan kami, yaitu menjadi juara dunia," tegas Iida.

Luca Monitron juga turut mendukung kerjasama yang ia yakini akan menghasilkan kesuksesan dalam kiprah timnya di MotoGP.

"Saya bangga atas pencapaian yang diraih di waktu singkat ini, semua berkat Konica Minolta dan Honda. Sekarang kami harus mengatur semuanya dan memberikan hasil terbaik," ujar Monitron.

Ia juga merasa bahwa tim telah membuat langkah yang tepat dengan merekrut Tamada, dimana ia yakin bahwa sang pembalap bisa turut bersaing di papan atas.

Makoto Tamada sendiri mengaku tidak sabar untuk bisa membalap di MotoGP musim 2005 bersama tim barunya tersebut.

"Saya sangat beruntung mendapatkan sumber daya yang benar-benar ditujukan untuk saya sendiri. Ini akan menjadi musim yang berat, tetapi saya memiliki motivasi yang tinggi untuk menghadapinya," ujar Tamada.

Dirinya yakin bahwa dengan dukungan teknis yang diberikan oleh tim, ia dapat tampil gemilang di musim 2005 ini.

JiR sendiri nantinya akan menggunakan teknisi campuran dari Jepang dan Italia, dengan jabatan direktur teknik saat ini dipegang oleh Giulio Bernardelle.***

Sumber: https://www.sportcal.com/pressreleases/konica-minolta-is-title-sponsor-of-new-motogp-team-jir/

Minggu, 23 Juni 2024

Kini dan Nanti

Kita hidup di masa kini
Semua hal dijalani
Susah dan senang mewakili
Hidup kita yang berliku ini

Tidak perlu terjebak di masa lalu
Biarkanlah semua itu berlalu
Jangan biarkan rasa takut membelenggu
Yang menghalangi untuk bisa maju

Persiapkan diri mulai saat ini
Untuk menghadapi yang terjadi nanti
Kita takkan pernah menyadari
Apa yang akan terjadi di kemudian hari

Tetap jalani hari ini
Semua harus dihadapi
Kita bisa saja kembali
Sebagai pengingat untuk diri

Kita memikirkan kini dan nanti
Sebagai upaya mempertahankan diri
Dari segala hal yang siap menghalangi
Hingga tantangan yang harus dilewati

Ketika merasa hampir menyerah
Ingatlah Tuhan untuk berserah
Kita harus kembali melangkah
Dan hilangkan perasaan resah

Kita akan melewatinya bersama
Menjalani suka maupun duka
Kita harus terus mencoba
Sampai akhirnya kita pun bisa

Sabtu, 22 Juni 2024

Serenada Biru (Kasih Dengarkanlah)

Mentari kan bersinar
Menerangi hatiku
Tak pernah kurasakan
Sehangat hari ini

Sejak kita pernah jumpa
Senyummu selalu hadir dalam jiwa
Tatkala kau peluk mesra
Seakan dunia milik kita

Kasih dengarkanlah
Nada-nada cinta tentang kita
Kasih peluklah
Diriku mesra bahagianya

Tatkala kau peluk diriku
Seakan dunia milik kita

Kasih dengarkanlah
Nada-nada cinta tentang kita
Kasih peluklah
Diriku mesra bahagianya

Jumat, 21 Juni 2024

Pramac Tidak Senang dengan Pernyataan JiR Mengenai Makoto Tamada

Makoto Tamada dalam MotoGP musim 2004 (abc.net.au)
Pramac Racing, yang pada MotoGP musim 2008 ini membawa nama Alice Ducati MotoGP, mengklarifikasi mengenai kesuksesan pembalap Makoto Tamada.

Tamada sendiri sebelumnya pernah membawa nama Pramac Racing di MotoGP pada musim 2003 dan 2004.

Dilansir dari Crash.net, Pramac mengaku tidak senang dengan pernyataan dari CEO Tim JiR yaitu Luca Monitron.

Monitron sebelumnya membuat pernyataan usai timnya tersebut mengakhiri kerjasamanya dengan Honda pada akhir musim 2008 ini.

"Saya teringat musim 2003 ketika berhasil membawa ban Bridgestone ke MotoGP bersama pembalap Jepang Makoto Tamada. Saya juga mengingat kebanggaan saat bersama pembalap yang sama di bawah naungan Camel Honda pada 2004," ujar Monitron.

Pramac langsung memberi penjelasan terkait status Makoto Tamada pada 2 musim tersebut.

"Pramac ingin memberitahukan bahwa proyek musim 2003 dan 2004 tidak dikembangkan oleh CEO JiR saat ini yaitu Monitron, melainkan oleh kami sendiri. Monitron saat itu masih bekerja di bawah naungan kami," tulis Pramac dalam penjelasannya.

Karena hal itu, Pramac merasa bahwa tidak seharusnya tim JiR dan Monitron mengklaim sendiri kesuksesan dengan Bridgestone, Camel Honda dan Makoto Tamada.

Pramac mengharapkan yang terbaik untuk tim JiR dan berharap bahwa mereka bisa memperoleh masa depan di ajang lainnya.

Setelah menjadi manajer tim untuk Tamada di Pramac, Monitron mendirikan JiR pada tahun 2005.

Kolaborasi antara JiR dengan Tamada sejak 2005 hingga 2006 tidak menghasilkan satupun kemenangan, dengan hasil terbaik ketika Tamada finis ketiga di GP Jepang 2005.

Shinya Nakano bergabung bersama tim tersebut pada 2007, tetapi gagal menunjukkan performa terbaiknya.

Pada 2008, mereka melakukan kerjasama dengan Team Scot untuk menaungi pembalap Italia Andrea Dovizioso.

Kerjasama tersebut terbukti sukses, dengan Dovizioso berada di posisi 5 klasemen MotoGP musim 2008.

Ini juga menjadi musim tersukses JiR sepanjang kiprahnya di MotoGP.

Sementara itu, Pramac Racing sendiri membawa Makoto Tamada pada 2003 setelah menyewakan 1 posisi dari tim Luis D'Antin yang saat itu menggunakan Yamaha.

Mereka kemudian melakukan kerjasama dengan Pons Racing pimpinan Sito Pons pada 2004 dan membawa Tamada ke sana.

Pada akhirnya, mereka justru bergabung dengan tim D'Antin sejak 2005 yang kini sudah mereka ambil alih sepenuhnya.***

Sumber: https://www.crash.net/motogp/news/81356/1/pramac-unhappy-with-jir-statement

Kamis, 20 Juni 2024

Jurgen van den Goorbergh Sepakati Kontrak yang Telah Menjadi Impiannya Sejak Lama

Jurgen van den Goorbergh dengan tim Kanemoto Honda (Motorfreaks.nl)
Pembalap motor asal Belanda yaitu Jurgen van den Goorbergh pada akhirnya mendapat kesempatan menjajal motor 500cc 4-tak.

Menjelang GP Jepang 2001, ia dipilih sebagai pembalap utama tim Honda di bawah naungan manajer Erv Kanemoto untuk musim 2002 mendatang.

Dilansir dari krant.telegraaf.nl, ia sudah menjalin kesepakatan sejak beberapa waktu sebelumnya, 

Namun, ia baru benar-benar bisa menyatakannya pada November 2001 ini.

Dirinya menganggap bahwa kontrak tersebut adalah impiannya sejak lama yang kini telah menjadi kenyataan.

"Saya diminta oleh Kanemoto pada GP Inggris di bulan Juli lalu dan pada GP Ceko sebulan kemudian, ia memberikan kontrak yang sangat tidak bisa dipercaya bagi saya," ujar van den Goorbergh.

Ia sebelumnya mengendarai Honda pada musim 2000, sebelum hijrah ke Proton KR pada 2001 ini.

Kepindahannya ke Honda untuk musim berikutnya tersebut awalnya sulit diungkapkan kepada timnya saat ini.

"Hal yang paling sulit adalah memberitahu kepala tim Proton yaitu Kenny Roberts, bahwa saya akan meninggalkan tim ini setelah semusim. Pada akhirnya, ia akan mengerti bahwa kesempatan ini belum tentu datang dua kali dan harus segera saya ambil," jelasnya.

Kesempatan bergabung bersama Honda dan Kanemoto merupakan anugerah yang harus ia manfaatkan sebaik-baiknya, apalagi kontraknya hanya 1 tahun.

Kanemoto sendiri pernah meraih gelar juara dengan beberapa nama besar seperti Freddie Spencer hingga Eddie Lawson.

Van den Goorbergh bahkan menyebut bahwa Kanemoto di ajang balap motor sama seperti Adrian Newey di balap mobil F1.

Tim baru di bawah naungan Kanemoto ini belum memiliki rencana besar, karena untuk musim 2001 ini hanya berusaha untuk menguji ban Bridgestone dengan beberapa pembalap andalannya.

Kehadiran Bridgestone di ajang balap motor akan membuat persaingan semakin ketat, terutama setelah mereka memutuskan kembali ke F1 beberapa waktu lalu.

Hingga saat ini, Van den Goorbergh masih menjadi satu-satunya pembalap di tim Kanemoto dan ia merasa bahwa seluruh tim ingin lebih fokus kepadanya.

Perekrutan pembalap Belanda tersebut sempat mendapat penolakan dari pihak Honda usai hasil yang diperoleh di akhir musim 2000.

Namun, pabrikan Jepang tersebut akhirnya luluh dan kembali memberi kesempatan kepadanya.

Setelah musim 2001 selesai, ia akan segera mempersiapkan diri untuk melakukan tes jelang musim 2002.***

Sumber: https://krant.telegraaf.nl/krant/archief/20011005/teksten/spo.kanemoto.goorbergh.honda.html

Rabu, 19 Juni 2024

Ratthapark Wilairot Gabung ke Gresini Moto2

Fausto Gresini dan Ratthapark Wilairot (Bangkok Post)
Pembalap Moto2 asal Thailand yaitu Ratthapark Wilairot telah menemukan tim baru untuk musim 2012 ini.

Ia resmi diperkenalkan sebagai pembalap baru tim Gresini Moto2 usai hengkang dari Stop And Go (SAG).

Tim yang dibelanya tersebut nantinya akan bernama Thai Honda PTT Gresini Racing.

Ini merupakan hasil kerjasama antara sponsor sang pembalap yaitu AP Honda dan PTT dengan Gresini Racing.

Corak motornya sendiri akan menampilkan gambar bendera Thailand yang terpampang jelas.

Ini berbeda dengan rekan satu timnya yaitu Gino Rea, yang membawa nama Federal Oil Gresini Racing.

Wilairot turun penuh di Grand Prix sejak musim 2007 saat Moto2 masih bernama 250cc.

Hasil terbaiknya adalah posisi 4 yang diperoleh dalam balapan GP Belanda 2010.

Namun, hasilnya terjun bebas pada 2011 dengan hanya mencetak 1 kali poin yaitu pada GP Spanyol ketika dirinya sukses finis di posisi 12.

Bergabungnya Wilairot di tim milik Fausto Gresini tersebut tidak lepas dari peran Alaksh Phornprapha, direktur dari AP Honda.

Dilansir dari Bangkok Post, ia merupakan orang yang berjasa dalam mempertahankan posisi Wilairot di Moto2 lewat Gresini.

"Hasil yang diperoleh Ratthapark tidak bagus pada 2011 lalu, tetapi saya yakin bahwa ia akan lebih baik di musim berikutnya bersama motor dan tim baru," ujar Alaksh.

Presiden AP Honda yaitu Chiaki Kato juga optimis dengan kehadiran Wilairot di tim barunya tersebut.

"Tes yang dilakukan Ratthapark belakangan ini berbuah positif. Kami percaya bahwa ia bisa tampil lebih baik musim ini," ujar Kato.

Selain Wilairot, AP Honda juga memberikan dukungan kepada 4 pembalap motor lainnya untuk bisa masuk ke Grand Prix di waktu mendatang.

Mereka adalah Thitipong Warokorn, adik Ratthapark yaitu Ratthapong Wilairot, Apiwat Wongthananon dan Kanathat Jaiman.

Tidak hanya itu saja, AP Honda juga akan mendukung ajang lokal yang bisa membantu pembalap Thailand untuk mengembangkan kemampuannya.***

Sumber:
  • https://www.bangkokpost.com/sports/274592/ratthapark-completes-gresini-switch-for-2012
  • https://www.bangkokpost.com/sports/283038/ratthapark-joins-italy-gresini-racing

Selasa, 18 Juni 2024

Gresini Moto2 Beralih dari Moriwaki ke Suter

Gino Rea bersama Gresini Moto2 musim 2012 (Motorsport Images)
Gresini Racing Moto2 baru-baru ini memutuskan untuk mengganti sasis mereka dari Moriwaki ke Suter.

Dilansir dari Crash.net, hal ini dipicu oleh penampilan buruk mereka di balapan Moto2 seri Portugal.

Kedua pembalap mereka yaitu Gino Rea dan Ratthapark Wilairot, kembali gagal memberikan penampilan terbaiknya.

Karena hal itu, mereka akhirnya memilih berpisah dengan Moriwaki, yang telah mendampingi mereka di Moto2 sejak 2010.

Gresini dan Moriwaki memenangkan gelar perdana Moto2 pada 2010 lalu lewat Toni Elias.

Namun, setelahnya mereka hanya mampu meraih 1 kemenangan, yang diperoleh Michele Pirro dalam balapan seri terakhir musim 2011 di Valencia.

Sepanjang 3 seri musim 2012 ini, kedua pembalap Gresini hanya meraih 1 poin, dengan Rea finish di posisi 15 dalam balapan GP Spanyol yang berlangsung dalam kondisi hujan.

Poin tersebut juga menjadi satu-satunya yang diraih sasis Moriwaki pada saat itu.

Pada GP Portugal saja, Rea hanya mampu berada di posisi 23 dan Wilairot di posisi 28.

Dalam pernyataan resminya, Fausto Gresini selaku pemilik tim berusaha untuk melihat kondisi tersebut dan mencoba untuk memperbaikinya secepat mungkin.

Gresini telah memutuskan bahwa mereka akan menggunakan sasis Suter mulai GP Prancis.

Keputusan tersebut cukup mengejutkan, karena Gresini bekerjasama dengan kompetitor dari Suter yaitu FTR, yang menangani proyek Moto3 dan CRT MotoGP.

Dalam Moto2 musim 2012 ini, sasis Kalex dan Suter menjadi pilihan para pembalap dan selalu bersaing di 10 besar.

Dengan keluarnya Gresini, maka QMMF Racing Team menjadi satu-satunya tim yang masih menggunakan sasis Moriwaki.*** 

Sumber: https://www.crash.net/moto2/news/179478/1/moto2-gresini-drops-moriwaki

Senin, 17 Juni 2024

Maverick Vinales Pindah ke KTM, Bisa Apa?

Maverick Vinales bersama Aprilia di MotoGP 2024 (Aprilia)
Penggemar MotoGP cukup dikejutkan dengan transfer salah satu pembalap untuk musim 2025 mendatang.

Pembalap yang dimaksud adalah Maverick Vinales, yang saat ini berada di tim pabrikan Aprilia.

Pada awalnya, ia sempat akan bertahan bersama Aprilia dan akan menjadi rekan satu tim untuk Jorge Martin, pengganti dari Aleix Espargaro yang pensiun.

Kabar lainnya menyebutkan bahwa pembalap berjuluk Top Gun ini akan bergabung ke Honda untuk menggantikan Joan Mir.

Nyatanya, ia justru memilih pabrikan dan tim yang benar-benar di luar dugaan penggemar.

Ia memutuskan bergabung bersama Tech3 untuk musim 2025, mendampingi Enea Bastianini yang hijrah dari tim pabrikan Ducati.

Rumor Bastianini ke Tech3 jelas tidak mengejutkan, karena selama ini banyak yang sudah memberitakannya.

Namun, kepindahan Vinales ini sama sekali tidak terduga dan banyak yang mempertanyakan hal tersebut.

Baik Vinales dan Bastianini akan menggantikan posisi Pedro Acosta dan Augusto Fernandez.

Acosta jelas akan naik ke tim pabrikan Red Bull KTM mendampingi Brad Binder.

Kehadiran 2 pembalap baru Tech3 membuat nasib Augusto dan Jack Miller, yang saat ini di tim pabrikan, menjadi tidak jelas.

Kembali ke Vinales, kepindahannya ke KTM membuat dirinya berpotensi menjadi pembalap pertama yang menang di 4 pabrikan berbeda.

Perlu diketahui bahwa ia sukses memenangkan balapan bersama Suzuki, Yamaha. dan Aprilia.

Kemenangannya bersama Suzuki diperoleh di GP Inggris 2016, setahun setelah ia masuk ke MotoGP dengan pabrikan Jepang tersebut.

Sukses di Suzuki, ia digaet Yamaha pada 2017 dan langsung menang di seri pertama yaitu GP Qatar.

Sayangnya, kerja sama antara Vinales dengan Yamaha harus berakhir di pertengahan musim 2021.

Ia pun langsung pindah saat itu juga ke tim pabrikan Aprilia, dan harus menunggu hingga musim 2024 untuk meraih juara seri.

Dilansir dari situs MotoGP, dirinya membuat sejarah dengan menjadi juara di 3 pabrikan berbeda berkat kemenangannya di GP Austin 2024.

Kesempurnaannya makin jelas karena sebelumnya ia meraih pole position dan memenangkan balapan sprint pada seri tersebut.

Ia sebenarnya sudah pernah menang pada balapan sprint GP Portugal, hanya saja kemenangan tersebut masih belum dianggap resmi.

Kemenangan di GP Austin 2024 juga membuatnya mengalahkan Jack Miller dan Alex Rins, yang juga mengejar kemenangan dengan 3 pabrikan berbeda.

Miller berhasil menang bersama Honda dan Ducati, sementara Rins menang bersama Suzuki dan Honda.

Kini, ia menempuh tantangan yang lebih sulit dengan bergabung bersama KTM dan mendapatkan tempat di tim satelit Tech3.

Meski nantinya akan mendapatkan paket mesin yang sama seperti Binder dan Acosta yang berada di tim pabrikan, tentu tidak mudah untuk Vinales bisa beradaptasi dengan KTM.

Baik Bastianini dan Vinales akan dihadapkan dengan tantangan besar, dengan bekal yang pernah diperoleh mereka di pabrikan sebelumnya.

Kira-kira bisa apa ya Vinales dengan KTM? Mungkinkah ia meraih sejarah sebagai pembalap MotoGP pertama yang menang dengan 4 motor berbeda?

Kita harus menyaksikannya di musim depan, karena bisa saja ia tampil bagus atau tampil sangat buruk dengan KTM.***

Minggu, 16 Juni 2024

Selembar Cinta

Lembaran lalu terusik kembali
Saat engkau pergi
Sebelum semuanya usai

Lekas kepedihan tinggalkan diriku
Tanpa sebuah pilihan

Benih cintamu
Mengapa tak kuakui saja
Di saat dia datang menggantikanmu

Biarlah semuanya 
Tinggal dalam kenangan 
Biarlah cerita itu 
Tetap ada di sana

Masihkah kau mencintaiku
Saat segalanya terungkap
Saat ku memulai cinta suci ini
Bersama dia

Sabtu, 15 Juni 2024

Buka Mata

Buka mata buka hati
Dan engkau akan mengerti
Kisah ini

Tidak lagi ada ragu
Cintaku hanya untuknya
Selamanya

Ijinkanlah aku bersamanya
Toh dunia takkan peduli

Meski raga diam tanpa daya
Jangan paksa hati
Untuk bersandiwara

Meskipun nanti aku tak bersamanya
Tapi kisahku kan abadi

Jumat, 14 Juni 2024

Gagal Total di Musim Pertama Bersama Jaguar, Eddie Irvine Mengaku Tidak Menyesal

Eddie Irvine bersama Jaguar di musim 2000 (Motorsport Images)
Pembalap Jaguar Racing yaitu Eddie Irvine mengaku tidak menyesal dengan hasil yang diperolehnya pada F1 musim 2000.

Hijrah dari Ferrari, Irvine justru kesulitan menghadapi balapan sepanjang musim tersebut dan hanya mampu mencetak 4 poin.

Padahal, di musim sebelumnya ia mampu meraih 4 kemenangan dan menjadi penantang gelar juara dunia 1999 melawan pembalap McLaren Mika Hakkinen.

"Saya menikmati waktu bersama Jaguar dibandingkan Ferrari, dimana saya merasa frustrasi," ujar Irvine.

Dilansir dari Autosport.com, dirinya mengaku bahwa mesin Jaguar memang sulit ditebak terkait performanya saat balapan.

Meski mengakui bahwa mobilnya cukup baik, tetapi ia mengaku masih kesulitan untuk mendapatkan catatan waktu terbaik dan bersaing di papan atas.

Masalah-masalah tersebut akan berusaha untuk diperbaiki untuk menghadapi musim berikutnya.

Selain itu, terdapat alasan lain mengapa dirinya lebih bahagia di Jaguar dibanding di Ferrari.

"Saya terlibat lebih banyak dalam proses yang berlangsung di Jaguar. Saya tidak bisa mendapatkannya di Ferrari," lanjutnya.

Penampilannya di musim 2000 yang terjun bebas membuatnya mendapat kritik tajam, dan ia mengakui hal itu.

"Saya bukan orang yang jenius. Namun, sebagai pembalap saya mengetahui keseluruhan apa yang terjadi dan saya beruntung bisa berada di tempat di mana saya belajar banyak dalam karir saya," tutupnya.

Ia mengaku sering berbicara mengenai masalah yang dihadapi mesin Jaguar kepada direktur teknik Gary Anderson dan mereka bersama-sama mencari solusi yang tepat.

Irvine hanya mampu finis 2 kali dalam musim pertamanya bersama Jaguar di F1 musim 2000, yaitu pada GP Monaco ketika ia finis keempat dan GP Malaysia ketika ia finis keenam.

Ini jelas berbeda jauh jika dibandingkan musim 1999, dimana ia menjadi runner-up bersama Ferrari dengan total 74 poin.***

Sumber: https://www.autosport.com/f1/news/irvine-no-regrets-over-jaguar-move-5055639/5055639/

Kamis, 13 Juni 2024

Irvine dan Herbert Perkuat Tim Jaguar di F1 Musim 2000

Johnny Herbert dan Eddie Irvine bersama tim Jaguar (Alamy.com)
Tanggal 14 September 1999, perusahaan mobil asal Inggris yaitu Jaguar mengumumkan bahwa mereka akan bergabung ke F1 mulai musim 2000.

Dengan mengusung bendera Jaguar Racing, mereka baru-baru ini merekrut pembalap asal Irlandia Utara yaitu Eddie Irvine.

Irvine sendiri bukanlah pembalap sembarangan, apalagi penampilannya di musim 1999 membuatnya cukup dijagokan sebagai juara dunia.

Dilansir dari situs atlasf1.com, ia diketahui telah menyepakati kontrak yang berdurasi selama 3 tahun.

"Saya sangat bahagia dan telah menunggu kesempatan ini sejak 2 tahun yang lalu. Saya beruntung bisa terlibat dalam proyek besar ini. Dengan pengalaman saya yang membangun Ferrari, saya akan memanfaatkannya untuk berkontribusi kepada Jaguar," ujar Irvine.

Dr. Wolfgang Reitzle, CEO Jaguar yang juga Wakil Presiden Ford Premier Automotive Group, juga turut menyambut baik kehadiran Irvine.

"Dengan memilih Eddie Irvine, kami sudah mengamankan pembalap hebat untuk program F1 Jaguar. Ia telah membuktikannya di Ferrari dan kami sangat bangga memiliki pembalap sepertinya," ujar Reitzle.

Jaguar juga mengumumkan bahwa Irvine akan ditemani oleh Johnny Herbert, yang pada musim 1999 ini berada di tim Stewart.

Dengan pengalaman yang diperoleh kedua pembalap tersebut, Jaguar percaya bahwa mereka akan bisa kompetitif dan siap bertarung untuk menjadi juara.

Jackie Stewart, kepala tim Jaguar Racing, juga percaya bahwa timnya telah membuat keputusan yang tepat untuk merekrut Irvine.

"Menurut saya Irvine sudah cukup matang. Ia menunjukkannya sepanjang musim 1999 dan menampilkan performa gemilang di beberapa balapan. Ia pandai dalam mengatur setingan mobil dan akan menjadi nilai penting bagi tim kami," ujar Stewart.

Ia juga mengaku senang karena masih mempertahankan Herbert, yang sudah bergabung bersama Jaguar saat masih bernama Stewart pada 1999.

"Johnny sudah menjadi bagian dari keluarga dan kami senang kembali bekerjasama dengannya untuk musim depan. Ia cukup bisa menyaingi rekannya yaitu Rubens Barichello di paruh kedua musim 1999 dan kami percaya ia bisa bersaing di depan di waktu mendatang," lanjutnya.

Kerjasama ini tentunya membuat nama Eddie Irvine semakin bersinar dan digadang-gadang sebagai juara dunia masa depan.

Pembalap kelahiran Newtonards, Irlandia Utara, 10 November 1965 ini memulai kiprahnya di balap mobil dalam ajang Formula Ford Inggris dan Irlandia pada 1983.

Ia kemudian naik kelas ke ajang British F3 Championship pada musim 1988 dan menampati urutan 5 klasemen di musim tersebut.

Setahun berikutnya, ia naik ke ajang International Formula 3000 dengan bergabung bersama Pacific Racing.

Pada 1990, ia bertahan di ajang yang sama bersama tim Eddie Jordan Racing dan sukses menempati peringkat 3 klasemen.

Selanjutnya, ia membalap di Formula 3000 Jepang sejak 1991 hingga 1993, dengan hasil terbaik sebagai runner-up di musim terakhirnya.

Kesempatannya membalap di F1 dimulai bersama Jordan Grand Prix, dimana ia turun dalam balapan GP Jepang di Suzuka dan sukses meraih poin perdananya dengan finis di posisi 6.

Ia menjadi pembalap utama Jordan pada musim 1994 dan 1995, sebelum bergabung bersama Ferrari pada musim 1996.

Hasil terbaiknya sejauh ini adalah menempati posisi 4 klasemen pembalap pada F1 musim 1998.

Pada musim 1999 ini, ia menghadapi musim terbaiknya dengan 3 kali menang di GP Australia, GP Austria, dan GP Jerman serta 2 kali posisi kedua di GP Monaco dan GP Inggris.

Jelang balapan GP Italia yang berlangsung di sirkuit Monza pada 12 September, ia saat ini sedang berada di posisi 2 klasemen pembalap, hanya berada di belakang Mika Hakkinen (McLaren) selaku pemimpin klasemen.***

Sumber: https://www.atlasf1.com/news/1999/sep/1624.htmhttps://www.atlasf1.com/news/1999/sep/1624.htm

Rabu, 12 Juni 2024

Damon Hill Gabung Arrows untuk Musim 1997

Damon Hill di F1 musim 1997 (Getty Images/Darren Heath)
Damon Hill, pemimpin klasemen F1 musim 1996, telah resmi bergabung dengan tim Arrows untuk musim 1997.

Pembalap tim Williams tersebut sudah melakukan pembicaraan pada GP Italia 1996 dengan kepala tim Arrows yaitu Tom Walkinshaw.

Pada akhirnya ditempuh kesepakatan yang berlangsung di Leafield, Oxfordshire, Inggris, dimana keduanya memiliki pemikiran yang sama untuk menghadapi musim 1997.

Dilansir dari Motorsport.com, Walkinshaw mengaku sangat bangga karena memiliki pembalap berpengalaman yang akan hadir di timnya.

"Tidak diragukan lagi bahwa saya sangat senang karena Damon mau bergabung bersama Arrows. Meski terdapat pilihan lain, ia lebih memilih tim kami untuk melihat potensi besarnya," ujar Walkinshaw.

Hill sendiri telah menjalani beberapa musim di F1 dimana pada saat itu ia memperoleh 66 kali start dan 20 kali kemenangan balapan.

Walkinshaw percaya bahwa kecepatan, pengalaman, serta kemampuan teknisnya akan menjadi nilai tambah bagi tim.

"Tujuan kami adalah menjadi juara dunia F1 dalam waktu singkat. Kehadiran Damon bisa saja membuat kami meraih semua itu dengan lebih cepat," bangganya.

Hill mengaku bahwa apa yang ditawarkan Walkinshaw sangatlah menarik dan sesuai dengan keinginannya.

"Tom menawari saya posisi yaitu sebagai peran kunci dalam tim yang dinamis dan berkomitmen tinggi untuk menjadi pemenang dalam waktu dekat," ujar Hill.

Setelah ini, Arrows akan mengumumkan mitra teknis mereka sebelum gelaran GP Jepang 1996 yang saat itu akan berlangsung.***

Sumber: https://us.motorsport.com/f1/news/damon-hill-signs-with-arrows-for-1997/1673872/

Selasa, 11 Juni 2024

John Hopkins Sepakati Kontrak 2 Tahun Bersama Kawasaki

John Hopkins bersama Kawasaki di musim 2008 (Motorsport Images)
Kawasaki telah mengonfirmasi bahwa John Hopkins akan bergabung bersama tim tersebut mulai MotoGP musim 2008 mendatang.

Pembalap asal Amerika Serikat tersebut sebelumnya telah melakukan pembicaraan dengan beberapa tim terkait masa depannya.

Ia pun akhirnya melabuhkan diri ke Kawasaki, dengan kontrak yang disepakati yaitu 2 tahun.

Dilansir dari Autosport.com, ini merupakan upaya Kawasaki untuk menemukan pembalap juara di musim depan.

Manajer tim Kawasaki yaitu Michael Bartholemy mengaku sudah lama memantau sang pembalap dan melihat perkembangannya.

Mendengar bahwa sang pembalap sedang mencari tim baru, Kawasaki lalu melakukan negosiasi dan sepakat atas kontrak yang diminta.

"Pembicaraan tersebut tidaklah mudah, karena John Hopkins menjadi pembalap yang paling diincar oleh banyak tim. Tetapi kini kami senang karena ia memilih Kawasaki," ujar Bartholemy.

Hopkins dianggap memiliki tekad dan kemampuan untuk memenangkan balapan, hanya saja belum didukung oleh mesin yang mumpuni.

"Saya yakin bahwa kombinasi Hopkins dan Kawasaki Ninja ZX-RR akan menjadi kombinasi hebat di musim depan. Kami juga ingin supaya Hopkins menunjukkan potensinya bersama Kawasaki," lanjutnya.

Kawasaki berencana mengumumkan pembalap kedua yang akan mendampingi Hopkins pada GP Amerika Serikat 2007.

Bartholemy diketahui menginginkan 2 pembalap papan atas untuk tampil bersama Kawasaki di musim 2008.

Salah satu pembalap yang dekat dengan kursi kedua tersebut adalah Loris Capirossi, yang kini membalap untuk Ducati pada musim 2007 ini.

Dengan rencana tersebut, Kawasaki diharapkan bisa meningkatkan dukungan kepada pembalapnya untuk bisa bersaing di barisan depan ajang MotoGP.***

Sumber: https://www.autosport.com/motogp/news/kawasaki-confirm-two-year-deal-for-hopkins-4411471/4411471/

Senin, 10 Juni 2024

Williams Kehilangan BMW

Williams BMW 2005 (Getty Images via Andreas Rentz)
Perusahaan mobil asal Jerman yaitu BMW secara mengejutkan menghentikan kemitraannya dengan tim F1 Williams pada akhir musim 2005.

Dilansir dari The Guardian pada 23 Juni 2005, mereka diketahui telah membeli tim F1 lainnya asal Swiss yaitu Sauber.

Kehilangan tersebut membuat Williams harus mencari pemasok baru untuk musim 2006 mendatang.

Perusahaan Jepang seperti Honda hingga Toyota menjadi incaran tim pimpinan Frank Williams tersebut.

Opsi lainnya yang bisa dipilih adalah dengan menggunakan mesin Cosworth V8.

Namun, mereka perlu membayar USD10 juta per tahun, tidak gratis lagi seperti yang saat ini diperoleh saat bersama BMW.

Kemitraan antara BMW dengan Williams sendiri seharusnya berlangsung hingga 2009.

Tetapi pihak BMW mengaku ingin lebih banyak campur tangan di tim, dan Williams menolak hal tersebut karena ingin bertahan kepada sikap independent.

Keretakan hubungan antara kedua belah pihak mulai terlihat kala Direktur Teknik Williams yaitu Patrick Head melancarkan serangan kepada Direktur Olahraga BMW yaitu Mario Theissen.

Ditambah lagi, kerjasama yang terjalin sejak tahun 2000 tidak memberi hasil signifikan.

Mereka sukses memenangkan 10 seri balapan, tetapi sama sekali belum mampu untuk meraih gelar juara dunia F1.

Theissen sendiri mengklaim bahwa Sauber adalah mitra yang tepat untuk keberlangsungan BMW di F1.

''Di Sauber, kami menemukan dasar yang kuat untuk pengembangan dan produksi kendaraan, didukung pengetahuan dan teknologi windtunnel yang modern,'' ujar Theissen.

Dirinya mengaku bahwa tim tersebut memiliki potensi baik untuk terus berkembang, meski anggaran yang ada sangatlah terbatas.

Penataan ulang strategi F1 yang dilakukan BMW diklaim olehnya karena ada beberapa alasan logis.

''Mobil, ban dan pembalap kini memainkan peran lebih besar dibanding sebelumnya. Selain itu, paket yang optimal hanya bisa diperoleh lewat tim yang terintegrasi penuh dan proses yang jelas,'' lanjutnya.

Peter Sauber selaku pemilik tim Sauber juga mengatakan bahwa kemitraan dengan BMW menjadi solusi ideal.

''Kerjasama ini membuat tim kami bisa meningkatkan kinerja sekaligus mempertahankan lokasi di Hinwil beserta lapangan kerja bagi 300 pekerja kami saat ini,'' ujar Sauber.

Kemitraan ini mengakhiri keterlibatan tim asal Swiss yang selama ini selalu independen sejak pertama kali masuk ke F1 pada musim 1993.

BMW sendiri diklaim telah membayar USD100 juta kepada Sauber dan Credit Suisse untuk mengambil alih tim dan memperluas markas di Hinwil, Swiss.*** 

Sumber: https://www.theguardian.com/sport/2005/jun/23/formulaone.formulaone20051

Minggu, 09 Juni 2024

Ku Tak Pilih yang Lain

Kehadiran cinta kita
Yang selalu di hati
Biar cinta yang bicara
Dalam jiwa ini

Kuberikan semua cinta
Yang aku miliki
Segalanya hanyalah untukmu

Hasrat cintaku 
Ingin selalu
Bersama denganmu

Hasrat cintaku 
Kepadamu
Selamanya kamu

Ku tak pilih yang lain
Percayalah, kau kasih

Sabtu, 08 Juni 2024

Pelan-pelan Memiliki Perasaan Kepadamu

Tidak pernah bisa kubayangkan

Aku yang dulu tidak begitu menyukaimu

Mulai pelan-pelan terbuka kepadamu

Perasaan cinta pelan-pelan datang

Meski kutahu tentang latar belakangmu

Yang tidak begitu membahagiakanku

Aku berusaha untuk tidak mencintaimu

Aku berusaha untuk melupakanmu

Bahkan aku hanya ingin jadi sahabatmu

Tetapi rasanya semua itu sangat sulit

Karena aku merasa ingin bersamamu

Kau dan aku saling memiliki perasaan

Walau semua tahu kita takkan bisa bersatu

Aku mungkin tidak bisa memilikimu

Tetapi berikan aku satu kesempatan

Untuk tetap berada di sebelahmu

Menjadi orang terdekat di hidupmu

Yang siap membantu setiap waktu

Jumat, 07 Juni 2024

Kawasaki Pamit dari MotoGP

John Hopkins pada tahun 2008 bersama Kawasaki (motogp.com)
Kawasaki telah mengumumkan pada awal Januari 2009 ini bahwa mereka pamit dari ajang balap motor MotoGP.

Dilansir Eurospot dari Reuters, keputusan ini harus diambil sebagai upaya dalam memangkas pengeluaran di tengah krisis keuangan global saat itu.

Kawasaki Heavy Industries menjadi perusahaan kendaraan Jepang berikutnya yang menjadi korban, setelah 3 perusahaan lainnya mengumumkan hal yang sama pada Desember 2008 lalu.

Mereka adalah Honda, yang pamit dari Formula 1, serta Suzuki dan Subaru, yang memilih keluar dari Reli Dunia WRC.

"Kami telah membuat keputusan untuk tidak lagi di MotoGP. Ini sudah kami pertimbangkan sejak pertengahan Desember lalu," ujar perwakilan Kawasaki yaitu Katsuhiro Sato.

Menurutnya, iklim ekonomi pada saat itu membuat Kawasaki sulit untuk kembali, kecuali jika situasinya memungkinkan.

Kawasaki telah berkompetisi di MotoGP sejak musim 2003 dengan biaya per tahun yang mencapai 29 juta Poundsterling.

Sayangnya, mereka gagal memenangkan 1 balapan pun di MotoGP, dengan hasil terbaik saat itu adalah posisi 2 yang diperoleh Randy de Puniet di GP Jepang 2007.

Hasil buruk di MotoGP diperparah dengan penurunan penjualan motornya yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.

Nasib serupa juga dialami oleh Honda, yang mengalami kesulitan keuangan di F1 akibat dari merosotnya penjualan mobil.

Meski sudah menggelontorkan biaya hingga sekitar 197 juta Poundsterling, mereka hanya mampu memperoleh 20 poin pada 2 musim terakhir mereka di F1.

Pasca mundurnya Honda, Toyota menjadi satu-satunya pabrikan Jepang yang tetap bertahan di F1 musim 2009.

Sementara itu, WRC musim 2009 sendiri hanya menyisakan Citroen dan Ford sebagai pabrikan utama, pasca mundurnya Suzuki dan Subaru.

Mundurnya Kawasaki tidak berpengaruh terhadap pabrikan Jepang lainnya di MotoGP.

Yamaha, Honda, dan Suzuki memutuskan bahwa mereka masih akan bertahan di MotoGP musim 2009.

Seandainya Kawasaki tidak mundur, mereka akan menggunakan jasa pembalap Amerika Serikat John Hopkins yang berpasangan dengan pembalap Italia Marco Melandri.

"Semuanya masih belum jelas dan banyak orang menginginkan jawaban," ujar Hopkins jelang pengumuman tersebut.

Dengan pamitnya Kawasaki, MotoGP musim 2009 hanya akan diisi 17 pembalap apabila 2 motor yang tersisa tidak diambil oleh tim independen lainnya.***

Sumber: https://www.eurosport.com/moto/kawasaki-quit-motogp_sto1803900/story.shtml

Kamis, 06 Juni 2024

Telefonica Movistar Resmi Tinggalkan Suzuki

Sete Gibernau dan Kenny Roberts Jr. di musim 2001 (MotoGP)
Telefonica Movistar, raksasa telekomunikasi asal Spanyol, telah mengumumkan bahwa mereka resmi meninggalkan tim balap Suzuki MotoGP.

Dilansir dari situs Motorcycle News, balapan GP Valencia pada November 2002 akan menjadi balapan terakhir antara keduanya.

Kerjasama antara kedua belah pihak sudah terjalin sejak tahun 2000.

Kala itu, Telefonica Movistar hijrah ke Suzuki setelah menjadi sponsor Honda Pons pada 1997 hingga 1999.

Kerjasama tersebut sukses pada tahun pertama, ketika Kenny Roberts Jr. sukses menjadi juara dunia bersama Suzuki pada musim 2000.

Sayangnya, kerjasama tersebut gagal diulang di tahun berikutnya ketika Roberts Jr. dan rekan barunya Sete Gibernau gagal meraih performa gemilang.

Hasil terbaik mereka di tahun 2001 adalah GP Valencia dengan Gibernau sebagai juara balapan dan Roberts Jr. di tempat ketiga.

Musim 2002 juga tidak berkembang signifikan, karena Suzuki cuma meraih 1 podium lewat Roberts Jr. yang finis di posisi 3 pada GP Rio Brazil.

Akhir dari kerjasama ini membuat penggemar tidak akan lagi melihat skema biru dan kuning di motor Suzuki.

Telefonica Movistar diketahui akan menjadi sponsor untuk tim Honda Gresini pada MotoGP musim 2003.

Semua ini berkat Sete Gibernau yang membawa sponsor tersebut dari Suzuki ke Gresini.

Ia akan dipasangkan dengan juara dunia GP250 musim 2001 yaitu Daijiro Kato, yang akan memperoleh motor pabrikan.

Roberts Jr. sendiri memilih bertahan bersama tim Suzuki, dengan rekan satu tim yang akan diumumkan di waktu mendatang.

Garry Taylor, kepala tim Suzuki saat itu, mengatakan bahwa dirinya akan mengumumkan sponsor baru untuk timnya tersebut.***

Sumber: https://www.motorcyclenews.com/sport/motogp/2002/october/telefonica-rings-changes-at-suzuki/

Rabu, 05 Juni 2024

Super Aguri Umumkan Pembalap untuk F1 Musim 2006

Super Aguri musim 2006 (Motorsport Images)
Tim baru F1 musim 2006 yaitu Super Aguri telah resmi mengumumkan kedua pembalapnya.

Dilansir dari motorsport.com, Aguri Suzuki selaku pemilik tim telah memilih Takuma Sato dan Yuji Ide sebagai pembalapnya.

"Saya sangat senang karena tim kami dihuni oleh pembalap-pembalap berpengalaman. Meskipun musim pertama kami akan sulit, tetapi kedua pembalap kami akan berusaha keras untuk menghasilkan sesuatu yang positif," ujar Suzuki.

Takuma Sato adalah pembalap yang sudah berpengalaman di F1, sejak debutnya sebagai pembalap tes British American Racing (BAR) pada 2001.

Di tahun yang sama, ia berhasil menjadi juara dalam ajang British F3 Championship.

Sempat bergabung bersama Jordan pada musim 2002, ia kemudian menjadi pembalap ketiga BAR-Honda pada 2003 sebelum menjadi pembalap tetap pada musim berikutnya.

Hasil terbaiknya adalah posisi 8 di klasemen pembalap dengan 34 poin, dengan podium perdana diraihnya di GP Amerika Serikat 2004 dengan finis di posisi 3.

"Semua orang di Super Aguri telah melakukan pekerjaan yang luar biasa untuk membuat semua ini terjadi dalam waktu singkat. Saya tidak sabar untuk bekerja bersama tim, terutama dengan Aguri, yang telah memiliki banyak kesuksesan dalam ajang motorsport," ujar Sato.

Sementara itu, Yuji Ide akan menghadapi pengalaman pertamanya dalam balapan F1 di musim 2006 ini.

Sebelumnya, ia sudah meraih sukses dengan berada di posisi 2 dalam All Japan Championship Formula Nippon Series pada musim 2005.

Ia sudah memiliki pengalaman dalam dunia balap sejak memulai karirnya pada 1990, dengan banyak kejuaraan yang sudah diikutinya.

Kejuaraan tersebut antara lain Formula Nippon, Super GT Series GT500, Formula 3 Prancis, All Japan GT Championship GT300, All Japan F3 Championship, dan beberapa kejuaraan Karting lokal.

"Tahun ini akan menarik dan menantang. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Aguri Suzuki atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menjajal balap F1," ujar Ide.

Meski merasa gugup, ia yakin bisa menghadapi semusim penuh bersama tim Super Aguri.***

Sumber: https://us.motorsport.com/f1/news/super-aguri-announces-2006-driver-line-up/1302210/

Selasa, 04 Juni 2024

Penerapan Aturan CRT MotoGP Pernah Dilakukan oleh 3 Tim Ini

Pembalap CRT di MotoGP 2012 (Motorsport.com)
MotoGP musim 2012 akan menjadi musim pertama yang menghadirkan sebuah kategori baru yang bernama Claiming Rule Teams (CRT).

Dilansir dari Crash.net, Kategori CRT ini akan memberikan kesempatan bagi tim-tim kecil untuk bisa turut bersaing dalam kelas balap motor tertinggi ini.

Keuntungan yang bisa diperoleh antara lain adalah pasokan bahan bakar dan penggantian mesin yang lebih banyak dibanding tim pabrikan.

Meski begitu, CRT memiliki arti bahwa tim tidak didukung maupun mewakili pabrikan di bawah naungan Motorcycle Sports Manufacturers Association (MSMA).

Pabrikan di bawah MSMA diharuskan membeli mesin motor seharga 20.000 Euro untuk bisa berlaga sebagai CRT.

Konsep ini diterapkan oleh Dorna selaku penyelenggara MotoGP untuk mencegah terjadinya kekurangan tim dan pembalap akibat dari dampak krisis ekonomi yang turut melanda pabrikan besar.

Hal seperti ini sebelumnya pernah diterapkan beberapa tahun sebelumnya oleh Team Roberts, WCM, hingga Ilmor.

Ketiganya memenuhi kriteria CRT, hanya saja mereka tidak memiliki keringanan dan hanya memiliki biaya minim untuk dipaksa bersaing dengan pabrikan besar di MotoGP.

Team Roberts, yang dipimpin juara dunia Kenny Roberts Sr., sempat menggunakan konsep ini sejak 1997 hingga 2007.

Puncak kesuksesannya adalah ketika mereka bermitra dengan Honda untuk memasok mesin pada musim 2006 yang menghasilkan 2 kali podium untuk Kenny Roberts Jr.

Sayangnya, performa mereka merosot tajam di musim 2007 dan akhirnya memilih undur diri pada 2008 usai tidak mampu mendapatkan pendanaan.

WCM, yang sebelumnya pernah memenangkan beberapa balapan 500cc saat masih menjadi tim satelit Yamaha, menghadapi masalah saat mereka memakai mesin Yamaha R1 untuk sasis Harris WCM pada musim 2003.

Beragam modifikasi pun dilakukan sehingga mereka bisa tetap balapan, bahkan mereka sudah bekerjasama dengan pabrikan asal Ceko yaitu Blata untuk membuat mesin yang sesuai dengan kriteria MotoGP.

Namun, kerjasama dengan Blata tidak menghasilkan apapun dan WCM harus undur diri pada akhir 2005.

Konsep yang digunakan WCM ini identik dengan konsep CRT yang mana tim dan pabrikan akan membentuk desain mesinnya sendiri.

Mesin yang digunakan adalah mesin motor Superbike dari beberapa pabrikan seperti Aprilia, Honda, Kawasaki dan BMW yang dimodifikasi hingga sesuai dengan aturan yang ada.

Satu lagi pabrikan yang menjadi pelopor CRT adalah Ilmor, yang dikenal dalam mendesain mobil balap F1 milik Mercedes sebagai peraih gelar konstruktor.

Mereka sempat hadir pada akhir 2006 dan mempunyai ambisi untuk berlaga penuh di musim 2007.

Pada akhirnya, mereka hanya datang pada 1 seri saja di musim 2007 sebelum undur diri karena masalah dana.

Konsep yang diterapkan ketiganya adalah mengandalkan pengalaman, pengetahuan desain, hingga ketersediaan pabrikan.

Beberapa tim CRT yang belum pernah mengikuti MotoGP tentu harus memperhitungkan tantangan teknis dalam pengembangan motornya.

Sebagian di antara mereka meminta bantuan kemitraan kepada perusahaan sasis seperti Suter dan FTR.

Sebagian lainnya mengandalkan motor hasil modifikasi yang dirancang oleh Aprilia, yang beroperasi di bawah nama ART.

Sumber: https://www.crash.net/motogp/news/176252/1/right-idea-wrong-time