Selasa, 31 Desember 2024

Mengingat Kembali Sepanjang 2024 untuk Mempersiapkan Diri Menuju 2025

Ilustrasi perayaan tahun baru (Freepik)
Tanggal 31 Desember hari ini adalah penghujung tahun 2024 dan esok harinya kita akan memulai tahun baru Masehi yaitu 2025.

Sepanjang 2024 ini banyak sekali kejadian yang dihadapi oleh seluruh masyarakat.

Beberapa di antaranya membahagiakan dan luar biasa, tetapi ada juga yang menyedihkan dan menyakitkan.

Dalam konteks membahagiakan, beberapa orang meraih kesuksesan dan pencapaian sejak awal hingga akhir bulan.

Sebaliknya, ada juga beragam peristiwa tidak membahagiakan yang tentunya sangat menusuk di hati.

Bahkan, negara Indonesia ini menghadapi serangkaian momen bahagia hingga problema yang melanda.

Karena hal itu, sebagian masyarakat bisa menganggap bahwa 2024 sebagai tahun terbaik dan tahun terburuk.

Mengingat tahun 2025 akan datang sebentar lagi, kita bisa melihat kembali apa yang terjadi pada 2024 lalu.

Banyak sekali optimisme dan harapan supaya kehidupan masyarakat hingga negara bisa menjadi lebih baik.

Meski begitu, tidak mudah untuk bisa melalui semuanya karena adanya beragam tantangan.

Tantangan tersebut tentunya akan mempengaruhi kehidupan kita dan bagaimana cara dalam menanggapinya.

Bisa saja pada 2025 nanti kita akan lebih sukses atau bisa juga hasilnya tidak sebaik atau lebih buruk pada 2024.

Untuk mengakhiri tahun 2024 ini, kita bisa merayakan atau menikmatinya dengan cara kita sendiri.

Namun, pastikan bahwa apa yang dilakukan tidak merugikan dan berakhir dengan sia-sia.

Tahun 2025 adalah awal baru dalam cerita kita yang nantinya akan berjalan panjang.

Semuanya ada pada kita sendiri, kita bisa membuat sebuah cerita yang luar biasa lewat berbagai pengalaman yang baik maupun buruk.

Pada akhirnya, kita harus bersiap di tahun baru ini dalam menghadapi kondisi apapun.

Jika mendapatkan kesuksesan, kita layak untuk berbangga, menikmati dan mensyukurinya.

Jika mengalami momen kurang baik, kita harus dapat menerima dan menghadapi tantangan serta cobaan dengan sepenuh hati.

Jangan lupa untuk memperkuat diri dan segera bangkit dari keterpurukan, sampai kemudian bisa meraih kebahagiaan seperti yang diinginkan.***

Senin, 30 Desember 2024

"Strange Days", Film Inovatif dengan Latar Malam Tahun Baru

Poster film Strange Days (20th Century Fox)
Merayakan malam tahun baru bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah menonton film.

Beberapa rekomendasi film maupun TV series dapat dinikmati selagi menunggu waktu pergantian tahun tiba.

Salah satu yang cukup menarik dan jarang dibicarakan adalah film berjudul "Strange Days" yang rilis pada tahun 1995.

Film ini diperkuat beberapa bintang ternama seperti Ralph Fiennes, Angela Bassett, Juliette Lewis, Tom Sizemore, Michael Wincott, William Fichtner hingga Vincent D'Onofrio.

Produser dan penulis naskahnya adalah James Cameron, sutradara yang terkenal lewat The Terminator, Titanic, hingga Avatar.

Film dengan naskah yang ditulisnya bersama Jay Cocks ini disutradarai oleh Kathryn Bigelow, mantan istri Cameron yang kemudian meraih penghargaan lewat film The Hurt Locker pada tahun 2008.

Berlatar pada akhir tahun 1999 dan menjelang malam tahun baru 2000, "Strange Days" bisa dibilang menyisipkan tema science fiction dan thriller dalam kisah percintaan.

Lenny Nero (Fiennes), seorang mantan anggota kepolisian, terlibat bisnis ilegal terkait sebuah peralatan canggih.

Peralatan canggih yang disebut SQUID dalam film ini merupakan bagian dari unsur inovatif dalam teknologi.

SQUID diketahui bisa merekam kegiatan dari pemakainya, seperti kenangan hingga perasaan secara fisik melalui otak besar, dimana alat tersebut menggunakan konsep layaknya mini disc.

Lenny tidak bisa melupakan kenangan dengan mantan kekasihnya yaitu Faith Justin (Lewis), yang kini sudah mempunyai kekasih baru bernama Philo Gant (Wincott).

Ia bertahan melalui dukungan dari kedua sahabatnya yaitu Max Peltier (Sizemore) yang merupakan seorang private investigator dan Lornette "Mace" Mason (Bassett) yang merupakan seorang bodyguard.

Dalam perkembangannya, terjadi sebuah pembunuhan yang dibuktikan lewat salah satu rekaman dari SQUID tersebut.

Kejadian ini membuat Lenny dan Mace bekerjasama untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, apalagi kita mereka menyadari bahwa pembunuhan tersebut melibatkan orang-orang terdekat.

Saat rilis pada Oktober 1995 lalu, "Strange Days" gagal secara box office dan mendapat kritikan beragam.

Meski mendapat tanggapan baik terkait akting, tampilan dan sinematografi, film ini dikritik terutama dalam aspek kekerasan yang ditampilkannya.

Dalam film berdurasi 145 menit ini, terdapat beberapa aspek dalam cerita yang barangkali masih memiliki hubungan dengan kejadian di masa kini.

Salah satu hal yang perlu disorot dalam film ini adalah tentang bagaimana seseorang mampu menerima dan membedakan terkait kenyataan dan fantasi.

Konsep brilian yang ditampilkan dalam film ini adalah terkait bagaimana cara menampilkan adegan seseorang yang menggunakan peralatan SQUID.

Peralatan ini menampilkan penggunanya melalui sudut pandang orang pertama, dengan pengambilan gambar yang cukup rumit tetapi hasilnya bisa dikatakan cukup luar biasa saat ditampilkan dalam film.

Mengingat cerita dan aspek yang disampaikan cukup berat, film ini sepatutnya tidak cukup hanya ditonton 1 kali saja.

Namun, film ini dapat menemani kita untuk menghabiskan waktu di malam tahun baru, terutama karena adegan terakhirnya yang menampilkan pergantian dari tahun 1999 menuju ke tahun 2000.***

Minggu, 29 Desember 2024

Max Biaggi Menjadi Pembalap Terbaik Yamaha di Musim 1999

Max Biaggi di musim 1999 (MotoGP)
Yamaha kembali menghadapi balapan kelas utama 500cc musim 1999 ini dengan penuh keyakinan.

Max Biaggi dan Carlos Checa berada di tim pabrikan Marlboro Yamaha Racing Team, sementara Simon Crafar dan Regis Laconi di Red Bull Yamaha WCM dan Norifumi Abe di Antena 3 Yamaha D'Antin.

Seluruh pembalap menggunakan motor YZR500, dengan Biaggi menjadi yang terbaik di musim tersebut yaitu posisi 4 klasemen akhir pembalap.

Total 3 kemenangan diraih Yamaha di musim tersebut, masing-masing oleh Biaggi, Abe dan Laconi.

Usai gagal menunjukkan performa terbaiknya di 2 balapan awal, Biaggi menunjukkan kebangkitan dalam balapan ketiga di Spanyol.

Ia bersaing ketat dengan pembalap tuan rumah Alex Criville (Repsol Honda), yang berhasil menang dengan selisih tipis yaitu 0,15 detik darinya.

Usai kecelakaan di seri Prancis, ia berjuang melawan cedera dalam balapan kandang di Italia dan sukses meraih posisi kedua dalam balapan.

Meski begitu, dampak dari cedera tersebut membuat penampilannya kurang baik dan harapannya untuk meraih gelar juara dunia tampak pudar.

Ia menunjukkan kebangkitan di beberapa balapan terakhir, dengan meraih kemenangan perdananya bersama Yamaha dalam GP Afrika Selatan.

Rekan satu tim Biaggi yaitu Checa, berada di posisi 7 pada klasemen akhir pembalap dengan satu-satunya podium diraih di balapan pertama yaitu GP Malaysia.

Abe, yang berada di Yamaha D'Antin, mengakhiri musim 1999 dengan berada di posisi 6 klasemen akhir pembalap.

Ia meraih 1 kemenangan di GP Rio Brasil dan 3 kali finis ketiga di GP Jepang, GP Jerman dan GP Argentina.

Laconi, yang menghabiskan sepanjang musimnya di papan tengah bersama WCM, mencuri perhatian dengan menjadi juara GP Valencia dan posisi 3 dalam balapan GP Australia.

Crafar tidak mampu mengulang penampilan apiknya di musim 1998, dimana ia kemudian digantikan oleh pembalap Australia Garry McCoy mulai GP Belanda.

Meski tujuan awalnya hanya menyelesaikan balapan, McCoy mampu menyesuaikan diri dengan motor 500cc yang dikendarainya.

Sejak GP Ceko hingga GP Rio Brazil, ia selalu berada di posisi 10 besar saat balapan.

Puncaknya adalah ketika ia meraih podium perdananya di kelas 500cc dengan finis ketiga di GP Valencia 1999, yang dimenangkan oleh rekan satu timnya yaitu Laconi.

McCoy mampu mengakhiri musim tersebut dengan berada di posisi ke-14 klasemen akhir pembalap.***

Sumber diterjemahkan dari: https://global.yamaha-motor.com/race/wgp-50th/race_archive/season1990_99/1999/

Sabtu, 28 Desember 2024

Tanggapan Mantan Manajer Tentang Jasa Fausto Gresini

Loris Capirossi dan Fausto Gresini (MotoGP)
Gresini Racing menjadi tim balap yang saat ini cukup disegani di MotoGP.

Tim tersebut saat ini dijalankan oleh Nadia Padovani, istri dari pendiri tim yaitu Fausto Gresini yang wafat pada Februari 2021 lalu.

Gresini merupakan pembalap yang menghabiskan waktunya di Grand Prix hanya lewat kelas 125cc sejak 1983 hingga 1994.

Ia berhasil meraih juara dunia 2 kali, yaitu pada musim 1985 dan 1987.

Selain itu, ia juga meraih posisi 3 di musim 1984 dan runner-up pada musim 1986, 1991 dan 1992.

Salah satu mantan manajer timnya yaitu Francesco Pileri, memberikan tanggapan terkait jasa Gresini terhadap timnya.

Pada musim 1990, Francesco bersama Paolo Pileri menjalankan tim Pileri, yang menggunakan mesin Honda dan mengandalkan duet Gresini serta Loris Capirossi.

Capirossi menjadi juara dunia 125cc di musim tersebut dalam usia 17 tahun, sementara Gresini terhantam oleh cedera.

"Pada 1990, Fausto sudah benar-benar kalah. Ia siap membantu dan melakukan apa saja supaya Capirossi bisa menjadi juara dunia saat itu," ujar Francesco.

Meski begitu, Gresini ternyata ingin bersaing dengan rekan setimnya sendiri pada musim berikutnya yaitu 1991.

Ia sudah meraih 2 kali kemenangan dan total 9 podium saat itu, sehingga Francesco memberi pesan supaya jangan terlalu membahayakan dirinya sendiri.

"Saya bilang padanya untuk membiarkan Capirossi dan jangan coba mengejarnya. Jangan sakiti dirimu sendiri," lanjutnya.

Pada akhirnya, Capirossi berhasil mempertahankan gelar 125cc di musim 1991 dan Gresini harus puas menjadi runner-up saat itu.

Meski bersaing ketat di sirkuit, keduanya justru berteman baik di luar balapan.

Setelah Gresini pensiun pada 1994, ia masih menjalin hubungan baik dengan Francesco Pileri.

"Saya kemudian membawanya ke tim Pileri sebagai pelatih untuk pembalap kami yaitu Alex Barros pada 1996. Ketika tim menghadapi sebuah masalah, ia menghubungi Honda Brazil dan petualangannya sebagai manajer tim dimulai pada tahun selanjutnya," jelasnya.

Pada 1997, Gresini mendirikan tim miliknya sendiri dan membawa Alex Barros untuk membela timnya di kelas 500cc hingga tahun 1998.

Sejak itu, Gresini Racing menjadi tim yang diperhitungkan dengan beberapa prestasi dari kelas utama MotoGP hingga tingkat di bawahnya.

Beberapa gelar juara dunia dari tim tersebut diraih oleh Daijiro Kato (tahun 2000 di kelas 250cc), Toni Elias (tahun 2010 di kelas Moto2), Jorge Martin (tahun 2018 di kelas Moto3) dan Matteo Ferrari (tahun 2019 di kelas MotoE).***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.gpone.com/en/2021/02/23/motogp/pileri-he-helped-capirossi-to-win-the-title-with-barros-he-made-the-leap-into

Jumat, 27 Desember 2024

Kerjasama Tech3 dengan Suzuki

Danilo Petrucci (Suzuki) dan Raul Fernandez (Tech3 KTM) dalam GP Thailand 2022 (Tech3 Racing)
Pecinta balap MotoGP tentu saja mengenal kiprah tim asal Prancis yaitu Tech3.

Tim ini didirikan pada 1989 oleh Herve Poncharal, Guy Coulon dan Bernard Martignac.

Mereka pada awalnya berkompetisi di kelas 250cc, sampai kemudian masuk ke MotoGP sejak 2001 hingga sekarang.

Selain MotoGP, mereka juga memiliki tim di kelas Moto3 dan MotoE, serta pernah berada di Moto2 sejak 2010 hingga 2018.

Kemitraan yang paling dikenal di kelas utama MotoGP adalah saat bersama Yamaha sejak 2001 hingga 2018 dan KTM sejak 2019 hingga sekarang.

Namun, beberapa profil menyebutkan tentang Tech3 yang pernah melakukan kerjasama dengan Suzuki.

Dilansir dari Caradisiac.com, Semua berawal ketika Poncharal memperoleh jabatan di Honda France sejak 1983 hingga 1988.

Ia mendapatkan kesempatan untuk mengurus tim Rothmans Honda France di kelas 250cc dengan pembalap Prancis Dominique Sarron sejak 1986 hingga 1998.

Setelah ditinggal Sarron ke kelas 500cc pada 1989, Tech3 pun didirikan di tahun yang sama.

Petualangan mereka di Grand Prix dimulai saat mengurus tim Rothmans Honda France pada kelas 250cc musim 1990 dan 1991.

Pada akhir 1991, Poncharal dihubungi oleh pabrikan Suzuki, yang menawarkan posisi untuknya di kelas 250cc.

Tech3 pun melakukan kerjasama dengan Suzuki di bawah nama Lucky Strike Suzuki 250 pada 1992.

Mengandalkan Wilco Zeelenberg dan Herri Torrontegui, hasilnya di musim perdana tersebut tidak jauh istimewa.

Pada musim 1993, mereka hanya menggunakan 1 pembalap yaitu John Kocinski dari Amerika Serikat.

Meski cukup berbakat, Kocinski hanya tampil di 7 balapan pertama saja karena ia dipecat usai finis ketiga dalam balapan GP Belanda 1993.

Posisinya digantikan oleh pembalap Selandia Baru yaitu Simon Crafar, yang tidak bisa memberikan performa terbaik di sisa musim tersebut.

Sayangnya, Suzuki lalu memberitahukan bahwa mereka mundur dari 250cc pada akhir 1993, yang berarti perjalanan Tech3 dan Suzuki hanya berlangsung selama 2 tahun saja.

Kehilangan Suzuki, Poncharal sukses mengadakan kesepakatan dengan Honda France untuk membuat tim sendiri pada 1994.

Mengandalkan duet Prancis yaitu Frederic Protat dan Noel Feraut di kelas 250cc, penampilan mereka sangat buruk sehingga ia berpikir bahwa itu adalah akhir dari Tech3.

Pada 1995, Poncharal mendapat bantuan dari pembalap Jean-Philippe Ruggia untuk meyakinkan Honda dalam memberi dukungan ke Tech3.

Tech3 pun bisa berlaga di kelas 250cc musim 1995 dengan bantuan sponsor Elf dan Chesterfield, serta mengandalkan Ruggia dan pembalap muda Olivier Jacque.

Mereka memakai mesin Honda sejak 1995 hingga 1998 sebelum beralih ke Yamaha pada kelas 250cc musim 1999 dan 2000, yang kemudian dilanjutkan ke kelas utama 500cc pada 2001.

Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa Tech3 memang sempat menjalin kebersamaan dengan Suzuki pada kelas 250cc.

Namun, kerjasama tersebut hanya berjalan sejak 1992 dan 1993, yang bisa dikatakan sangat singkat dan jarang diketahui pecinta balap MotoGP.***

Sumber diterjemahkan dari:
  • https://www.caradisiac.com/herve-poncharal-avant-l-epoque-tech-3-127110.htm
  • https://www.caradisiac.com/les-debuts-de-tech-3-jusqu-a-l-aventure-suzuki-127111.htm
  • https://www.caradisiac.com/l-arrivee-de-ruggia-et-la-revelation-d-olivier-jacques-127112.htm

Kamis, 26 Desember 2024

Ditinggal Honda, Jordan Makin Dekat ke Ford

Takuma Sato bersama tim Jordan (Motorsport Images)
Honda Motor Company memutuskan untuk mengakhiri kontrak mesinnya di F1 dengan tim Jordan pada akhir 2002 untuk fokus kepada British American Racing.

Hal ini sudah diperkirakan sebelumnya, apalagi Jordan sudah memiliki beberapa mitra mesin cadangan sepanjang 2002 ini.

Dilansir dari crash.net, diketahui bahwa tim tersebut akan menggunakan mesin Ford-Cosworth untuk musim 2003 mendatang.

Niki Lauda, kepala tim Jaguar F1 yang juga mengawasi operasi bisnis Cosworth, mengonfirmasi bahwa Jordan sudah tertarik untuk menggunakan mesin CR3.

Meski begitu, Jordan harus mengupayakan kesepakatan jangka panjang untuk bisa menggunakan mesin pabrikan, dengan kerjasama tersebut akan diresmikan sebelum GP Hungaria 2002.

Nantinya, Jordan akan membawa label Ford (bukan Cosworth), yang membuat tim asal Irlandia tersebut akan bersaing secara langsung dengan Jaguar sebagai tim resmi Ford.

Takeo Fukui, Senior Managing Director Honda Motor Company, berterimakasih atas kerjasama yang terjalin selama 2 musim terakhir.

"Kami akan berusaha memberikan yang terbaik di beberapa balapan terakhir musim 2002 ini," ujar Fukui.

Hasil terbaik dalam kerjasama keduanya adalah finis keempat yang diraih sebanyak 3 kali pada musim 2001.

Heinz-Harald Frentzen memperolehnya dalam GP Malaysia 2001, sementara Jarno Trulli meraihnya 2 kali pada GP Spanyol 2001 dan GP Amerika Serikat 2001.

"Kami mengharapkan yang terbaik untuk Jordan Grand Prix di masa depan,'' lanjutnya.

Kepergian Honda dari Jordan mungkin saja akan berdampak terhadap nasib Takuma Sato, yang menjalani debutnya di F1 pada musim 2002 ini.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/f1/news/43201/1/honda-exit-pushes-jordan-closer-to-ford

Rabu, 25 Desember 2024

Eddie Jordan Ungkap Alasan Pecat Heinz-Harald Frentzen

Heinz-Harald Frentzen (Motorsport Images)
Eddie Jordan, kepala tim F1 Jordan, memberitahukan alasan terkait keputusannya memecat Heinz-Harald Frentzen pada pertengahan musim 2001 lalu.

"Pada saat itu, saya tidak bisa memperbarui kontrak Frentzen karena saya harus merekrut pembalap Jepang Takuma Sato untuk atas permintaan dari Honda," ujar Jordan seperti dilansir autosport.com.

Frentzen sendiri sebenarnya berjasa untuk Jordan, dengan memenangkan 2 balapan di musim 1999.

Ini membantu tim bisa meraih hasil terbaiknya, yaitu finis ketiga di klasemen konstruktor.

Sayangnya, ia kemudian dipecat lewat pesan fax dalam balapan kandangnya di Jerman pada Juli 2001.

Jean Alesi, yang saat itu mengemudi untuk tim Prost, ditunjuk sebagai pengganti Frentzen.

Sebaliknya, Frentzen kemudian menggantikan posisi Alesi di Prost dalam beberapa balapan terakhir musim 2001.

Jordan memahami bahwa dirinya ingin Frentzen bertahan, tetapi kebutuhan untuk mesin memaksanya harus mengambil tindakan ekstrim tersebut.

"Tiada satupun kecuali saya dan beberapa orang di Jordan yang sadar mengapa saya harus mengambil keputusan itu. Saya dalam posisi sulit," lanjutnya.

Bergabung sebagai pengganti Frentzen, Sato hanya mampu memperoleh poin dalam 1 dari 17 balapan musim 2002.

Satu-satunya momen dimana ia mendapat poin adalah ketika ia finis kelima di balapan terakhir yang berlangsung di kandangnya sendiri yaitu sirkuit Suzuka, Jepang.

Honda kemudian menghentikan kemitraannya dengan Jordan pada akhir 2002 dan Sato hijrah ke British American Racing, yang saat itu dimiliki Honda sebanyak 45 persen.

Musim 2005 tampaknya akan menjadi musim terakhir Jordan di F1.

Eddie Jordan telah menjual timnya kepada pebisnis Kanada yaitu Alex Shnaider pada Januari 2005, dengan tim miliknya akan berganti nama pada 2006.***

Sumber: https://www.autosport.com/f1/news/jordan-reveals-he-sacrificed-frentzen-for-engines-5067903/5067903/

Selasa, 24 Desember 2024

Asiatech Batalkan Proyek Sasis F1 Mereka

Asiatech bersama Minardi (YouTube Jean-Michel Boileau)
Asiatech, salah satu penyuplai mesin F1, baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka membatalkan proyek sasis buatan mereka.

Pengumuman tersebut terjadi sehari setelah balapan terakhir musim 2002 yang berlangsung di Jepang.

Mereka sebelumnya sukses membeli mesin yang sebelumnya dipegang oleh Peugeot pada akhir 2000.

Setelah itu, mereka menyuplai mesin yang dikembangkan ulang tersebut untuk Arrows pada musim 2001 dan Minardi pada musim 2002.

Dalam mewujudkan rencananya, mereka mengambil alih pabrik Peugeot Sport yang berada di Velizy, Prancis.

Selain itu, mereka juga membangun divisi penelitian dan pengembangan yang pernah dipakai Williams Touring Car Engineering di Didcot, Inggris.

Dilansir dari autosport.com, mereka sebelumnya sudah merencanakan keinginannya membangun mesin F1 sendiri untuk musim berikutnya.

"Asiatech mempersiapkan sasis F1 buatannya di Didcot, dengan model wind tunnel yang sudah ditampilkan dalam GP Italia di sirkuit Monza pada September 2002 lalu," tulis Asiatech dalam pernyataannya.

Saat masuk ke F1, mereka sempat berkeinginan untuk memiliki saham di tim Jordan dan Benetton, yang sayangnya ditolak.

Setelah kejadian tersebut, mereka memutuskan untuk tetap mendukung tim yang disuplainya yaitu Minardi dan Arrows secara gratis.

Meski proyek ini merupakan sebuah kepuasan dan tantangan, mereka harus mengurungkan niatnya.

Hal ini ditegaskan dalam pernyataan mereka bahwa mesin tersebut sudah siap untuk 2003, yang merupakan musim ketiga mereka.

"Proyek ini sudah sesuai jadwal, tetapi masalah dalam pendanaan yang dijanjikan membuat kami harus mengurungkan niat untuk menuju tahap selanjutnya," jelas mereka.

Dengan ini, maka kerjasama mereka dengan Minardi resmi berakhir di musim 2002.

Minardi sendiri rencananya akan menggunakan mesin Cosworth untuk menghadapi musim 2003.***

Sumber: https://www.autosport.com/general/news/asiatech-cancels-f1-chassis-project-5036014/5036014/

Senin, 23 Desember 2024

Ditolak Sauber, Enrique Bernoldi Gabung ke Arrows

Enrique Bernoldi dan Jos Verstappen (Motorsport Images)
Tim balap F1 yaitu Arrows, mengumumkan pembalap asal Brasil Enrique Bernoldi sebagai pembalap mereka di musim 2001 ini.

Pembalap berusia 22 tahun tersebut sebelumnya sempat dirumorkan akan bergabung ke Sauber.

Namun, tim tersebut lebih memilih pembalap muda asal Finlandia yaitu Kimi Raikkonen.

Bernoldi akan menggantikan posisi Pedro de la Rosa, yang sebelumnya mencetak 2 poin untuk  Arrows pada musim 2000.

Rekannya yaitu Jos Verstappen, bertahan di tim tersebut usai sukses meraih 5 poin di musim sebelumnya.

"Kami sangat senang dengan duet pembalap di tim pada musim 2001, dengan pembalap berpengalaman seperti Jos dan jiwa muda dari Enrique," ujar kepala tim Arrows yaitu Tom Walkinshaw.

Ia mengaku terkesan dengan kemampuan yang dimiliki Bernoldi saat menguji mobil tim tersebut.

Ia percaya bahwa sang pembalap dapat berkembang di F1 bersama timnya.

Kejadian yang dialami oleh de la Rosa sebenarnya juga pernah terjadi pada musim 1999.

Saat itu, pembalap asal Finlandia Mika Salo kehilangan tempatnya menjelang balapan dimulai.

Ia digantikan secara paksa oleh Toranosuke Takagi, pembalap asal Jepang yang membawa sponsor untuk tim.

Satu-satunya harapan de la Rosa adalah bergabung bersama Minardi, meski tim tersebut sedang mengincar pembalap muda asal Spanyol yaitu Fernando Alonso.

Bernoldi sendiri merasa bahagia bisa bergabung dengan Arrows, setelah ditolak di Sauber dan Prost.

"Saya menandatangani kontrak dan akan menjadi pembalap utama. Sejak awal, saya ingin mengemudi secara penuh dan bukan hanya untuk tes saja," ujar Bernoldi.

Dirinya mengaku terkesan dengan Arrows, yang menurutnya lebih baik dari Sauber.

Dengan pengalaman sebagai juara dunia Formula Renault Eropa 1996, ia berharap bisa meraih poin di musim perdananya.

Arrows sendiri akan segera meluncurkan mobilnya yaitu A22, yang menggunakan mesin dari Asian Motor Technologies (AMT).

Mesin yang juga disebut Asiatech ini mengambil dasar dari mesin Peugeot yang sebelumnya dipakai tim Prost pada musim 2000.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.espn.com/auto/news/2001/0131/1053424.html

Minggu, 22 Desember 2024

Keputusan Pembalap yang Membuat Kecewa Red Bull di F1

Kimi Raikkonen bersama Sauber di tahun 2001 (Motorsport Images)
Red Bull Racing hingga saat ini masih dikenal sebagai pemain penting di ajang balap F1.

Mereka sukses menciptakan beberapa pembalap juara dunia, seperti Sebastian Vettel dan Max Verstappen.

Semua ini berawal ketika perusahaan minuman asal Austria ini membeli tim Jaguar pada akhir tahun 2004.

Jauh sebelum itu, sebenarnya mereka sudah masuk ke F1 dengan menjadi sponsor untuk tim Sauber pada 1995.

Setelah kerjasama yang baik selama beberapa tahun, mereka memutuskan meninggalkan Sauber usai konflik terkait pembalapnya pada musim 2001.

Hal ini dijelaskan oleh Direktur Olahraga Sauber yaitu Beat Zehnder dalam podcast F1 Beyond The Grid, seperti dilansir dari mirror.co.uk.

"Red Bull sangat berharap bisa membawa Enrique Bernoldi, yang membalap di Formula 3000 pada musim 2000," ujar Zehnder.

Ia diminta oleh pemilik tim yaitu Peter Sauber untuk melihat perkembangan pembalap asal Brasil tersebut.

Ternyata, ia sangat tidak tertarik dengan performa yang ditunjukan sang pembalap.

"Mengapa Bernoldi ingin menjadi pembalap F1? Apakah karena ia ingin tempat gratis ke tim besar? Begitu pendapat saya," ceritanya.

Alih-alih Bernoldi, Sauber justru memberikan tempat tersebut kepada pembalap muda asal Finlandia yaitu Kimi Raikkonen.

Kecewa dengan keputusan tersebut, Red Bull menghentikan pendanaan sponsor kepada Sauber, yang pada awalnya direncanakan menjadi tim utama untuk perusahaan tersebut.

"Kami memilih Kimi dan bukan Enrique. Mungkin begitulah Red Bull Racing terbentuk," jelasnya.

Ditolak oleh Sauber, Bernoldi pun dialihkan ke tim Arrows untuk F1 musim 2001 dan 2002.

Hasilnya adalah ia tidak pernah mencetak satupun angka sepanjang 2 musim tersebut.

Dengan hasil itu, maka pilihan Sauber untuk merekrut Raikkonen sebenarnya sudah tepat.

Namun, Red Bull mulai menunjukkan peningkatan dengan memenangkan beberapa gelar pembalap dan konstruktor sejak 2010.

Sementara itu, Sauber hanya mampu meraih 1 kemenangan dari 462 kali start di F1, yang diperoleh lewat Robert Kubica pada GP Kanada 2008.

Jika seandainya Sauber memilih Bernoldi dan bukan Raikkonen, bisa saja nasib tim tersebut akan berbeda.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.mirror.co.uk/sport/formula-1/red-bull-sauber-bernoldi-raikkonen-28832331

Sabtu, 21 Desember 2024

12 Tahun Tragedi Kiamat 2012

Adegan film 2012 (Sony Pictures)
Hari ini menjadi peringatan 12 tahun berlalunya sebuah tragedi paling menghebohkan di dunia yaitu tragedi 2012.

Pada tanggal 21 Desember 2012, umat manusia dihebohkan dengan adanya "kiamat".

Masalah ini sudah menjadi perbincangan umum sejak beberapa tahun sebelumnya.

Tanggal tersebut diyakini sebagai akhir dunia oleh bangsa Maya, sebuah kelompok etnis yang berada di Amerika Tengah.

Dilansir dari usatoday.com, tanggal yang dimaksud mereka adalah akhir dari Kalender Hitung Panjang yang telah terjadi selama 5.125 tahun.

Disebutkan saat itu bahwa bumi dan matahari akan sejajar dengan galaksi Bimasakti.

Kejadian yang terjadi sekali dalam 26.000 tahun ini akan membuat energi bumi menjadi terganggu.

Fenomena tersebut cukup menarik perhatian publik, seperti munculnya buku-buku yang berhubungan dengan hal tersebut.

Salah satu yang paling terkenal tentu saja adalah film layar lebar tahun 2009 berjudul "2012".

Film karya sutradara asal Jerman yaitu Roland Emmerich ini menampilkan betapa mengerikannya kiamat yang terjadi pada tanggal tersebut.

Ini tentunya sempat menciptakan kepanikan di masyarakat, karena ada yang meyakini dan juga tidak.

Pada akhirnya, "kiamat" yang super besar di tanggal tersebut pun sama sekali tidak terjadi.

Kejadian tersebut memunculkan beberapa sebutan, salah satunya adalah Alumni 2012.

Dalam hal ini, mereka akan membuat pengakuan bahwa mereka menjadi orang yang selamat dari tragedi tersebut.

Mereka dapat menceritakan pengalaman luar biasa tersebut kepada anak, cucu, hingga keturunannya.

Cara menceritakannya tentu harus disampaikan dengan bombastis supaya keturunannya bisa mempercayai hal tersebut, walau peluang untuk dipercayanya jelas sangat kecil.

Meski telah selamat dari kejadian "kiamat", bukan berarti kehidupan ini tidak akan berakhir.

Tidak ada yang tahu kapan dunia ini akan berakhir, sehingga kita harus memanfaatkan apa yang dimiliki saat ini.

Akan sangat luar biasa apabila kita bisa menciptakan suatu pengalaman berkesan dan menarik dalam hidup yang bisa melebihi peristiwa "kiamat" tersebut.***

Sumber: https://web.archive.org/web/20080316220726/http://www.usatoday.com/tech/science/2007-03-27-maya-2012_N.htm

Jumat, 20 Desember 2024

Duet Spanyol di Fortuna Yamaha Tech 3

Ruben Xaus (global.yamaha-motor.com)
Fortuna Yamaha Tech 3 menghadirkan duet pembalap Spanyol untuk menghadapi MotoGP musim 2005.

Ruben Xaus, yang sebelumnya membalap untuk D'Antin Ducati pada musim 2004, resmi bergabung ke tim tersebut untuk menemani Toni Elias yang naik dari kelas 250cc.

Ia menjadi Rookie of the Year pada musim tersebut berkat penampilan yang mengesankan di musim sebelumnya.

Ia mengakhiri musim di posisi 11 klasemen dan sukses meraih podium perdananya di MotoGP dengan finis ketiga di Qatar.

Pertimbangan tersebutlah yang membuat manajer tim Herve Poncharal memilih Xaus sebagai pembalapnya.

"Setelah kami merekrut Toni Elias yang kembali membawa Fortuna dari kelas 250cc, kami juga sepakat dengan sponsor Altadis (produsen dan pemilik Fortuna) untuk merekrut Ruben," ujar Poncharal.

Dengan dukungan penuh dari Yamaha, ia optimis bahwa timnya bisa menghadapi musim dengan lebih baik.

"Pada musim kelima kami di MotoGP, kami berharap dapat mencapai tingkat kepercayaan diri yang diberikan Fortuna dan Altadis," lanjutnya.

Xaus dan Elias akan melakukan tes di sirkuit Sepang, Malaysia pada 22 Januari 2005 mendatang.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.roadracingworld.com/news/xaus-elias-to-ride-for-fortuna-yamaha-tech-3-in-2005-motogp-world-championship/

Kamis, 19 Desember 2024

Max Biaggi Reuni dengan Aprilia

Max Biaggi (Aprilia)
Aprilia, pabrikan asal Italia, memberikan kabar baik jelang balapan World Superbike musim 2009 ini.

Mereka sukses mendapatkan kembali pembalap asal Italia yaitu Max Biaggi.

Biaggi sendiri sudah menjalani 2 musim di World Superbike bersama Alstare Suzuki pada 2007 dan Sterilgarda Ducati pada 2008.

Ini menjadi reuni antara keduanya, mengingat kolaborasi yang sukses pada era 90an.

Pembalap berjuluk The Roman Emperor tersebut membela Aprilia sejak tahun 1991 hingga 1996.

Bersama pabrikan tersebut, ia meraih 3 gelar juara dunia di kelas 250cc sejak 1994 hingga 1996.

Selain itu, ia juga sukses mencetak 23 kemenangan dan 37 kali podium dalam balapan.

Dilansir dari mcnews.com.au, Leo Francesco Mercanti selaku Direktur Pengembangan Produk dan Kegiatan Olahraga Piaggio Group, bangga bisa membawa kembali Biaggi ke Aprilia.

"Max Biaggi adalah pembalap yang sudah menuliskan sejarah penting bagi Aprilia di dunia balap dengan gelar juara dunia dan dominasi di setiap musim," ujar Mercanti.

Berkat sang pembalap, Aprilia mampu bersaing di tingkat dunia dengan beberapa nama besar.

Setelah vakum pada akhir 2002, mereka memutuskan kembali ke World Superbike dengan motor RSV4.

"Bersama Biaggi, kami yakin bisa menghadapi tantangan baru sekaligus memanfaatkan kemampuan, keahlian dan keinginan kami untuk menang," lanjutnya.

Sejak 1992, Aprilia sudah memenangkan 31 gelar Grand Prix, 4 gelar Supermoto, 2 gelar kejuaraan Trial dan 8 kemenangan di World Superbike.***

Sumber: https://www.mcnews.com.au/biaggi-to-campaign-v-4-aprilia-in-2009-world-superbike-championship/

Rabu, 18 Desember 2024

James Ellison Tinggalkan Tech 3

James Ellison bersama Tech 3 Yamaha (global.yamaha-motor.com)

James Ellison, pembalap motor asal Inggris, resmi meninggalkan tim Tech 3 Yamaha yang ia bela di MotoGP musim 2006.

Pembalap berusia 26 tahun tersebut bergabung dari tim Blata WCM, yang ia bela pada 2005 lalu.

Bertandem dengan Carlos Checa, ia gagal menunjukkan performa terbaiknya sepanjang musim berjalan.

Ia berada di posisi 18 klasemen dan berbeda sepertiga poin dari Checa.

Dilansir dari Eurosport.com, kepala tim Tech 3 yaitu Herve Poncharal mengungkapkan alasan harus melepas Ellison dari tim.

"Saya harus memberitahu James bahwa sulit bagi kami untuk menawarkan kontrak di musim depan," ujar Poncharal.

Sang pembalap sulit untuk bisa bersaing di tengah, dengan hasil terbaiknya adalah finis di posisi 9 dalam balapan GP Catalunya.

Tech 3 diketahui sedang mengincar pembalap kelas 250cc yaitu Alex de Angelis, untuk menjadi rekan satu tim Checa.

Namun, Checa dikabarkan akan mencari tim lain untuk musim 2007 mendatang.

"Saya ingin bersaing di tingkat yang lebih tinggi. Saya ingin punya kesempatan untuk menang balapan, dan hal itu sulit terwujud saat ini," ujar Checa.

Beberapa tim yang tertarik untuk memakai jasa pembalap Spanyol tersebut antara lain Kawasaki, D'Antin Ducati, Fortuna Honda Gresini dan tim baru Ilmor.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.eurosport.com/moto/ellison-out_sto968154/story.shtml

Selasa, 17 Desember 2024

Ducati Rekrut Casey Stoner

Casey Stoner bersama Ducati (motogp.com)
Ducati telah mengonfirmasi bahwa mereka merekrut pembalap muda asal Australia yaitu Casey Stoner untuk MotoGP musim 2007.

Ia direkrut dari Honda LCR untuk mendampingi Loris Capirossi sekaligus menggantikan posisi dari Sete Gibernau.

Dilansir dari Crash.net, ia mengaku sangat bahagia karena bisa bergabung dengan tim yang bernama resmi Ducati Marlboro Team tersebut.

"Ducati telah membuat peningkatan dalam beberapa tahun terakhir dan menurut saya mereka akan lebih baik dengan motor 800cc di musim berikutnya," ujar Stoner.

Ia juga merasa terhormat menjadi rekan untuk Capirossi, yang sudah malang melintang di dunia balap motor sejak lama.

Tidak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih kepada Lucio Cecchinello selaku manajer tim LCR yang sudah menemani sejak awal karirnya.

"Kami sudah bekerja sama dengan baik selama bertahun-tahun tetapi kemungkinan untuk membalap bersama pabrikan merupakan hal yang lebih baik bagi masa depan saya," lanjutnya.

Claudio Domenicalli, Managing Director dari Ducati Corse, turut memberikan ucapan selamat atas kehadiran Stoner di timnya.

"Stoner adalah pembalap yang sangat menjanjikan dengan bakat dan ambisi yang dimilikinya," ujar Domenicalli.

Ia optimis bahwa Stoner bisa mudah beradaptasi dengan motor GP7 dengan dukungan dari tim dan pengalaman dari Capirossi.

"Gaya balapnya yang berani dan menarik tentu saja sesuai dengan semangat Ducati. Ia bisa memberikan fans kami penampilan yang luar biasa," jelasnya.

Gibernau sendiri kemungkinan akan kesulitan untuk mendapatkan tempat di MotoGP musim 2007.

Hal ini dikarenakan tim yang tersedia saat ini hanyalah Kawasaki, Pramac D'Antin Ducati, Tech 3 Yamaha dan Ilmor.

Bergabung dari Honda Gresini yang dibela sejak 2003 hingga 2005, ia justru mengalami kesulitan untuk meraih podium dan seringkali mengalami cedera.

Ia baru-baru ini mengalami kecelakaan dalam balapan GP Portugal 2006 setelah dirinya terjatuh dan tubuhnya mengenai motor Stoner yang juga jatuh sebelumnya.

Ini menyebabkan dirinya kembali mengalami cedera dan terpaksa mengakhiri musim 2006 lebih awal.

Pada balapan terakhir MotoGP musim 2006 di Valencia, ia akan digantikan oleh juara dunia World Superbike musim tersebut yaitu Troy Bayliss.***

Sumber: https://www.crash.net/motogp/news/78243/1/official-stoner-joins-ducati

Senin, 16 Desember 2024

Makoto Tamada ke Tech 3 Yamaha

Makoto Tamada (Getty Images/Dennis Doyle)
Kehilangan tempat di Konica Minolta Honda, pembalap asal Jepang yaitu Makoto Tamada memutuskan bergabung ke Tech 3 Yamaha untuk MotoGP musim 2007.

Ia memulai debut di MotoGP sejak 2003 dengan podium perdananya diraih di GP Brasil 2003 dengan finis ketiga.

Pada tahun berikutnya, ia meraih 2 kali kemenangan di GP Brasil dan GP Jepang.

Pada 2005, ia hijrah ke Konica Minolta Honda sekaligus beralih dari ban Bridgestone dan Michelin.

Selama 2 musim, ia hanya mampu meraih 1 kali podium yang diperoleh di GP Jepang 2005.

Dilansir dari crash.net, ia mengaku senang bisa bergabung dengan timnya tersebut, meski harus berganti lagi ke ban Dunlop.

Ia sebelumnya menggunakan ban asal Inggris tersebut dalam ajang Japanese Superbike Championship.

"Saya sangat tertarik dengan tantangan yang diberikan Tech 3 Yamaha. Tim tersebut mampu memberikan performa terbaiknya lewat Carlos Checa, ketika ia bersaing dengan saya di GP Portugal 2006," ujar Tamada.

Herve Poncharal, kepala tim Tech 3 Yamaha, dan Dunlop mengaku tertarik dengan pengalaman yang diperoleh Tamada saat menggunakan ban Bridgestone.

"Kami sangat bahagia dengan kehadiran Makoto Tamada. Ia pembalap luar biasa yang bisa meraih kemenangan di 2 balapan dan 5 podium di MotoGP. Kami yakin bahwa ia bisa membuat Dunlop semakin kompetitif, apalagi dengan motor baru 800cc yang didukung penuh oleh pabrikan Yamaha," ujar Poncharal.

Tech 3 Yamaha tampaknya akan menjadi satu-satunya pengguna Dunlop di musim 2007, setelah Pramac D'Antin Ducati mengumumkan akan pindah ke ban Bridgestone.

Kehadiran Tamada sangat penting sebagai pengganti pembalap mereka sebelumnya yaitu Carlos Checa, yang memutuskan pindah ke Honda LCR pada 2007.

Posisi yang ditinggalkan Tamada di Konica Minolta Honda akan diisi pembalap Kawasaki yaitu Shinya Nakano.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/motogp/news/78268/1/tamada-joins-tech-3-yamaha-dunlop-stays

Minggu, 15 Desember 2024

Luis D'Antin Mundur dari Alice Team

Luis D'Antin (MotoGP)
Kepala tim balap MotoGP Alice Team yaitu Luis D'Antin, telah mengumumkan pengunduran dirinya jelang balapan GP Jerman musim 2008.

Kepastian tersebut diketahui dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh tim tersebut.

"Alice Team menyatakan bahwa mulai balapan di Sachsenring (GP Jerman), Luis D'Antin telah mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi kepala tim," tulis pihak tim seperti dilansir Crash.net.

Pihak tim telah menunjuk beberapa orang kepercayaan untuk menjalankan tim tersebut hingga akhir musim.

"Jabatan Direktur Teknis untuk tim kini dipercayakan oleh Fabiano Sterlacchini, sementara manajemen logistik berada di bawah tanggung jawab dari Felix Rodrigue," lanjut mereka.

D'Antin sebelumnya merupakan mantan pembalap GP250 yang kemudian membentuk timnya sendiri.

Timnya sudah masuk ke kelas utama sejak tahun 1999 dengan menggunakan motor Yamaha.

Ia berhasil meraih sukses dimana pembalapnya yaitu Norick Abe, memenangkan balapan di musim 1999 dan 2000.

Setelah itu, tim tersebut beralih ke motor Ducati mulai tahun 2004.

Hasil terbaik tim Ducati D'Antin di tahun tersebut adalah ketika Ruben Xaus finis di posisi 3 dalam balapan GP Qatar.

Tim tersebut mendapatkan Pramac sebagai sponsornya dan menjadi bagian dari Pramac Group yang didirikan oleh Paolo Campinotti.

Alex Barros mengukir sejarah bagi Pramac dan D'Antin dengan finis ketiga di balapan GP Italia 2007.

Pada musim 2008, D'Antin berganti nama menjadi Alice Team, yang merupakan nama perusahaan telekomunikasi milik Telecom Italia.

Kesepakatan sponsor antara Alice dengan Pramac berlaku hingga musim 2009.

Pramac sendiri tetap berada di tim tersebut, hanya saja posisinya menjadi sponsor pendukung.

Mereka mengandalkan 2 pembalap berbakat yaitu Toni Elias yang direkrut dari Gresini dan Sylvain Guintoli yang sebelumnya membela Yamaha Tech 3.***

Sumber: https://www.crash.net/motogp/news/80939/1/dantin-resigns-from-motogp-team

Sabtu, 14 Desember 2024

Pramac D'Antin Umumkan 2 Pembalap Baru

Cardoso dan Hofmann (motolife.cz)
Tim Pramac D'Antin siap menggebrak menuju balapan MotoGP musim 2006.

Kebersamaan dengan Ducati sejak tahun 2004 akan semakin kuat dengan motor Desmosedici GP06 yang diberikan.

Mereka mengumumkan kedua pembalapnya pada 20 Desember 2005 ini yaitu Jose Luis Cardoso dan Alex Hofmann.

Dilansir dari roadracingworld.com, Luis D'Antin selaku pemilik tim mengaku sangat bangga dengan pengumuman ini.

"Saya sangat percaya diri menghadapi musim baru, apalagi kami mendapat dukungan dengan motor satelit Ducati GP06," ujar D'Antin.

Cardoso telah memiliki pengalaman di kelas utama pada 1999 hingga 2001 saat masih bernama 500cc.

Ia pernah membela tim tersebut pada 2001, yang kala itu masih menggunakan motor Yamaha.

Ia juga sempat menjadi pembalap pengganti di tim yang sama untuk Pere Riba dalam beberapa seri musim 2002.

Hoffmann sendiri sudah merasakan suasana MotoGP sejak 2002, meski musim penuh resminya baru berlangsung pada 2004.

Motor Yamaha, Honda hingga Kawasaki sudah dijajalnya di kelas utama.

Paolo Campinotti sebagai perwakilan dari Pramac mengaku optimis dengan kedua pembalapnya.

"Kami akan menjadi tim satelit Ducati pada 2006 dan saya yakin kedua pembalap kami akan memberikan hasil terbaik. Ini akan memberi citra yang bagus bagi Pramac," ujar Campinotti.

Kerjasama antara Pramac dan D'Antin sendiri sudah terjalin mulai MotoGP 2005.

Pembalap mereka yaitu Roberto Rolfo, mengakhiri musim tersebut dengan meraih 25 poin dari 17 seri dan berada di posisi 18 klasemen pembalap.***

Sumber: https://www.roadracingworld.com/news/cardoso-hofmann-to-ride-for-pramac-dantin-ducati-in-2006-motogp-world-championship/

Jumat, 13 Desember 2024

Perjalanan Yamaha di Ajang Grand Prix

Pembalap Yamaha Alex Rins dan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP)
Masyarakat tentu sudah tidak asing lagi dengan perusahaan sepeda motor asal Jepang yaitu Yamaha.

Sejak perusahaan berdiri pada tanggal 1 Mei 1955, keterlibatannya dalam balap motor sudah tidak diragukan lagi.

Dilansir dari yamaha-racing.com, usaha pertama mereka adalah dalam kejuaraan Mount Fuji Ascent Race pada 10 Juli 1955.

Bagi mereka, balap motor menjadi upaya berarti dalam menggambarkan kekuatan produknya kepada masyarakat.

Dalam balapan tersebut, mereka menggunakan motor YA-1 yang langsung meraih kemenangan dalam balapan perdananya.

Langkah berikutnya adalah ketika mereka mengikuti kejuaraan Catalina GP di Amerika Serikat pada 1958.

Pada akhirnya, mereka resmi masuk Grand Prix Balap Motor (yang kini dikenal sebagai MotoGP) pada GP Prancis tahun 1961 lewat kelas 250cc.

Dua tahun kemudian, Yamaha meraih kemenangan perdananya lewat Fumio Ito dalam kelas 250cc di GP Belgia dengan memakai motor RD56.

Setahun berikutnya (1964) mereka memenangkan gelar pembalap dan konstruktor pertama mereka lewat Phil Read di kelas 250cc.

Sejak saat itu, Yamaha sudah mengoleksi lebih dari 500 kemenangan di semua kelas balapan Grand Prix yang telah diikuti selama 60 tahun.

Gelar terkini Yamaha diraih oleh Fabio Quartararo, dimana ia menjadi juara dunia MotoGP musim 2021.

Lewat keterlibatannya, Yamaha mencurahkan semangat dalam mendukung, menjaga dan mendorong budaya dalam balap motor.

Mereka memberikan perhatian kepada pembalap di seluruh dunia untuk memahami yang dibutuhkan dan membuat beragam inovasi teknologi yang dapat mendukung potensinya.***

Kamis, 12 Desember 2024

Duel Prancis dan Jepang untuk Gelar 250cc Musim 2000

Shinya Nakano dan Olivier Jacque (motogp.com)
Olivier Jacque (Prancis) dan Shinya Nakano (Jepang) kembali menjadi rekan satu tim di kelas 250cc musim 2000 lewat Chesterfield Yamaha Tech 3.

Persaingan antara keduanya di kelas tersebut sangat ketat, dimana Nakano mengawali musim dengan memenangkan 2 balapan pertama di Afrika Selatan dan Malaysia.

Namun, Jacque mulai menunjukkan peningkatan dalam balapan kandangnya di Prancis.

Ia dapat memberi perlawanan kepada Nakano saat finis kedua dalam balapan keenam di Italia.

Titik balik pun terjadi dimana Jacque meraih kemenangan perdananya pada balapan GP Catalunya yang berlangsung dalam cuaca hujan.

Sejak seri kedelapan di Belanda hingga ketigabelas di Valencia, ia sukses berada di podium dan memperoleh 1 kemenangan di Jerman.

Pada seri kesembilan di Inggris, ia sudah mengambil alih puncak klasemen daari Nakano.

Nakano berhasil melawan balik ketika Jacque gagal finis di seri Rio dan hanya berada di posisi 4 pada seri Pacific.

Ia mampu mengambil alih klasemen pembalap dengan unggul 2 poin dari Jacque jelang balapan terakhir di Australia.

Pada akhirnya, Jacque berhasil menjuarai balapan tersebut dengan unggul 0,1 detik dari Nakano.

Duel tersebut berakhir dengan Jacque meraih gelar juara dunia dan Nakano harus puas menjadi runner-up.

Ini membuat Yamaha kembali meraih gelar juara dunia pembalap di kelas 250cc, setelah terakhir kali diraih Tetsuya Harada pada 1993.

Selain itu, ini juga menjadi pertama kalinya sejak 1983 dimana pembalap Yamaha sukses berada di posisi 1 dan 2 pada klasemen akhir.***

Sumber diterjemahkan dari: https://global.yamaha-motor.com/race/wgp-50th/race_archive/season2000_10/2000/

Rabu, 11 Desember 2024

Tetsuya Harada Pensiun

Tetsuya Harada dalam MotoGP musim 2002 (motosprint.it)
Tetsuya Harada, pembalap MotoGP asal Jepang, mengumumkan pensiun dalam balapan GP Valencia 2002 ini.

Seperti dilansir dari Crash.net, ia mengungkapkan alasannya untuk mengambil keputusan yang berat tersebut.

"Saya harus melakukan ini karena pesaing saya sudah semakin maju dan tidak ada gunanya bagi saya untuk tetap bersaing jika tidak menjadi yang terdepan," ujar Harada.

Karirnya di Grand Prix sendiri sudah dimulai saat menjadi wild card pada GP Jepang 1990 dalam kelas 250cc.

Namun, ia secara resmi menjalani semusim penuh di Grand Prix pada tahun 1993.

Tidak ada yang menyangka jika ia langsung sukses menjadi juara dunia kelas 250cc pada tahun tersebut.

Pembalap yang saat itu membela Telkor Valesi Yamaha ini sukses menggunguli pesaingnya yaitu Loris Capirossi dengan selisih hanya 4 poin.

Sayangnya, setelah itu penampilannya terus menurun dengan hanya menjadi runner-up di kelas tersebut pada 1995 dan 2001.

Ia sempat memperoleh kesempatan untuk merebut gelar juara dunia pada musim 1998.

Pada akhirnya, gelar tersebut sirna usai insiden di seri terakhir yaitu GP Argentina.

Capirossi, yang menjadi rekan satu timnya di Aprilia, menyenggolnya hingga jatuh di beberapa tikungan akhir pada lap terakhir dan gagal menyelesaikan balapan.

Capirossi menjadi juara dunia kelas 250cc musim 1998 dan Harada hanya berada di posisi ketiga.

Meski merasa sedih, Harada mengaku sangat bahagia karena telah menjadi bagian dalam ajang Grand Prix.

"Saya ingin berterimakasih kepada semua orang yang membuat karir saya tidak terlupakan selama 10 tahun ini," jelasnya.

Kehilangan Harada, Pramac sukses mengontrak pembalap asal Italia yang juga pernah menjadi pesaing beratnya di 250cc yaitu Max Biaggi.

Mereka akan mendapatkan paket motor Honda RCV, yang merupakan pembaruan dari musim 2002 dimana mereka hanya memakai motor NSR 500.***

Sumber: https://www.crash.net/motogp/news/71432/1/emotional-harada-announces-retirement

Selasa, 10 Desember 2024

Selamat Tinggal MasterCard Lola

MasterCard Lola (Motorsport Images)
Kabar menyedihkan datang dari tim pendatang baru di F1 musim 1997 yaitu MasterCard Lola.

Mereka memutuskan undur diri secara mendadak dari kejuaraan tersebut karena.masalah teknis hingga finansial.

Sebelumnya, mereka sempat tampil dalam kualifikasi GP Australia pada Maret 1997.

Catatan waktu yang diperoleh kedua pembalapnya yaitu Ricardo Rosset dan Vincenzo Sospiri melebihi 10 detik dari pembalap di atasnya.

Pada awalnya, para teknisi Lola sangat yakin bahwa hasil tersebut masih diubah dengan adanya lebih banyak tes.

Ini membuat kedua pembalap tersebut tidak bisa mengikuti balapan di hari Minggu.

MasterCard, sponsor utama tim tersebut, bisa dibilang menjadi biang dari masalahnya.

Dilansir dari grandprix.com, mereka sebelumnya ingin mendanai tim lewat program keanggotaan khusus yang direncanakan hadir pada Februari 1997.

Sayangnya, mayoritas bank yang menggunakan MasterCard tidak ingin ikut terlibat dalam proyek tersebut.

Salah satunya adalah HSBC, sponsor dari Stewart Grand Prix yang juga menggandeng MasterCard dalam program kartunya.

Lola sempat berharap supaya MasterCard bisa mendanai proyek tim yang diperkirakan mencapai USD10 juta per tahun.

Ternyata, dana yang dibutuhkan jauh lebih besar dari perkiraan dan Lola gagal untuk mencari sponsor tambahan.

Eric Broadley sebagai pendiri perusahaan Lola pun juga dihadapkan dengan tagihan mesin dari Cosworth-Ford.

Ia pun terpaksa mengambil langkah cepat yaitu undur diri dari F1, yang tentunya harus dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan.

Musibah ini membuat Rosset dan Sospiri kini harus mencari tim baru yang bisa menampungnya.

Lola sendiri masih berharap untuk bisa masuk ke F1 di waktu mendatang, dengan catatan bahwa mereka harus membuat persiapan yang lebih baik dibanding musim 1997.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.grandprix.com/news/goodbye-mastercard-lola.html

Senin, 09 Desember 2024

Gabor Talmacsi Berpisah dengan Aspar

Gabor Talmacsi dalam GP250 tahun 2009 (Motorkari.cz)
Pembalap motor asal Hungaria yaitu Gabor Talmacsi mengumumkan bahwa dirinya telah berpisah dengan tim Aspar pada musim 2009 ini.

Padahal, ia sedang berlaga di kelas 250cc dan baru menyelesaikan 3 seri balapan bersama tim tersebut.

Ia sebelumnya meraih gelar juara dunia bersama Aspar pada kelas 125cc tahun 2007.

Setelah gagal mempertahankan gelar di musim 2008 lalu, ia memutuskan naik kelas dengan tim yang sama.

Meski begitu, ia berlaga dengan menggunakan nama tim Balatonring, sirkuit di Hungaria yang direncanakan menjadi tuan rumah MotoGP 2010.

Perpisahan antara kedua belah pihak ini dipicu oleh beberapa hal.

"Masalah ini dimulai ketika tim kami tidak memiliki motor cadangan pada awal musim," ujar manajer Talmacsi yaitu Stefano Favaro, seperti dilansir Eurosport.com.

Ia dan Talmacsi mengaku sudah membicarakan hal ini kepada pemilik tim yaitu Jorge Martinez Aspar.

Meski dijanjikan akan diberi uang untuk motor tambahan di seri Jerez, hal tersebut malah tidak terjadi.

"Tanpa izin dari kami, beberapa hak yang sebelumnya dimiliki Faster Management (pihak yang menaungi Talmacsi) justru dialihkan oleh tim ke pihak lain," lanjutnya.

Atas dasar itulah, ia dan Talmacsi memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan tim Aspar.

Talmacsi sendiri mengaku tidak nyaman atas keadaan seperti ini.

"Saya tidak tahu bagaimana masa depan saya nantinya. Saat ini saya hanya bisa berharap yang terbaik," ujar Talmacsi.

Sepanjang tiga balapan pertama kelas 250cc di tim Aspar, ia mampu meraih hasil kualifikasi terbaik yaitu posisi keenam di GP Qatar.

Sementara itu, hasil terbaiknya di balapan adalah posisi keempat dalam balapan GP Jepang.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.eurosport.com/moto/talmacsi-leaves-aspar_sto1940109/story.shtml

Minggu, 08 Desember 2024

Sete Gibernau Ikut Telefonica Movistar ke Gresini

 
Sete Gibernau di musim 2003 (MotoGP)
Pembalap asal Spanyol yaitu Sete Gibernau telah mengumumkan bahwa dirinya akan ikut Telefonica Movistar untuk hijrah ke tim Gresini pada MotoGP musim 2003.

Perusahaan telekomunikasi asal Spanyol tersebut mengakhiri kerjasamanya dengan tim Suzuki yang terjalin sejak 2000 hingga akhir 2002.

Mereka akan menggantikan Fortuna, perusahaan rokok asal Spanyol yang sebelumnya mensponsori Gresini pada 2002 lalu.

Dilansir dari Crash.net, Fortuna dikabarkan akan menjadi sponsor utama untuk tim pabrikan Yamaha pada musim 2003.

Tim Gresini pada musim 2003 akan diperkuat oleh Gibernau dan Daijiro Kato, yang bertahan setelah musim debutnya pada 2002.

Kerjasama antara Telefonica Movistar dengan Honda juga terjadi di kelas 125cc dengan duet pembalap Spanyol yaitu Dani Pedrosa dan Joan Olive.

Meski begitu, perusahaan tersebut masih bekerja sama dengan tim pabrikan Aprilia untuk kelas 250cc dengan Toni Elias dan Fonsi Nieto.

Sementara itu, kerjasama Fortuna dengan Gresini dikabarkan juga tidak akan berlanjut untuk kelas 250cc pada musim 2003.

Ini dikarenakan Gresini ingin mengalihkan fokusnya di kelas utama MotoGP.

Kehilangan Gibernau, Suzuki diketahui mengincar pembalap asal Amerika Serikat yaitu John Hopkins.

Ia mengakhiri musim 2002 dengan berada di posisi 15 klasemen pembalap, jauh di atas rekan satu timnya yaitu Garry McCoy.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/motogp/news/71436/1/gibernau-joins-telefonica-at-gresini-honda