Livery tim British American Tobacco (BAR) pada tahun 1999 (Atlas F1) |
"Kebanggaan dan selera atas pencapaian," itulah kata-kata yang digunakan oleh Craig Pollock, Managing Director British American Racing (BAR), saat peluncuran tim pada awal Januari 1999.
Peluncuran BAR di fasilitas baru dan canggih milik tim yang bermarkas di Brackley, Northamptonshire ini dihadiri oleh lebih dari 500 perwakilan media dan tamu.
Mobil pertama tim yaitu BAR-Supertec 01 pun diluncurkan bersama kedua pembalap mereka yaitu Jacques Villeneuve dan Ricardo Zonta.
Markas tim sendiri terletak di dekat sirkuit Silverstone, tempat penyelenggaraan balapan F1 GP Inggris, yang setara layaknya Silicon Valley.
"Ini akan membuat semua orang bisa meraih pencapaian di sini. Setahun lalu, ini hanya tempat berlumpur yang dilintasi aliran sungai. Kini, tempat ini telah menjadi pusat terbaru dan terlengkap dalam dunia balap mobil. Dengan menggabungkan teknologi dan dedikasi dari 202 staf kelas dunia, kami menghadirkan fasilitas yang sempurna sebagai upaya BAR untuk meraih gelar juara F1,'' jelas Pollock.
Semuanya tersedia di markas tim tersebut, mulai dari fasilitas wind tunnel yang tersedia di tempat dan membuat tim untuk bisa bekerja secara mandiri.
BAR merilis mobilnya dengan dua livery yang unik dan mencerminkan produk dari sponsor: Lucky Strike menggunakan warna merah dan putih, sementara State Express 555 menggunakan motif planet biru dan kuning.
Meski penggunaan kedua merek tersebut akan meningkatkan nilai logistik jika dibandingkan dengan satu merek konvensional, Tom Moser selaku Kepala Sponsor Global British American Tobacco menyatakan bahwa tantangan yang dimiliki akan jauh lebih kecil dibanding manfaatnya.
"Sebagai sebuah perusahaan, kami memasarkan produk dengan cara yang berbeda dan inovatif dibandingkan pesaing kami. Karena itu, kami mengadopsi pendekatan unik yang serupa ketika memutuskan untuk masuk F1 lewat British American Racing. Lucky Strike dan State Express 555 terkenal di seluruh dunia, sehingga pemilihan tersebut sangat logis sebagai cara kami melakukan promosi,'' ujar Moser.
"Pendekatan ini memang menimbulkan kontroversi di kalangan F1, tetapi kami masih sulit memahami alasannya berdasarkan sudut pandang kami. Lagipula, tim F1 di masa lalu pernah memakai mobil dengan livery yang berbeda. Menurut kami, hal tersebut tidak mengurangi penampilan dan malah meningkatkannya,'' lanjutnya.
Dalam peluncuran tersebut, Jacques Villeneuve akan mengemudikan mobil yang disponsori Lucky Strike, sementara Ricardo Zonta akan mengemudikan mobil yang disponsori 555.
Mobil perdana tim BAR ini menggunakan mesin Supertec dan sasis yang diberi nama BAR 01, hsil karya dari tim desain yang dipimpin oleh Malcolm Oastler dan diawasi oleh direktur teknis yaitu Adrian Reynard.
Oastler telah bekerja bersama Reynard Racing Cars selama bertahun-tahun dan ia sangat tahu persis tentang apa yang diinginkan dalam balapan F1 pertamanya.
Ia mengaku ingin memulai semuanya dari awal berdasarkan peraturan teknis yang diberikan F1, dimana timnya memiliki tujuan dalam menghasilkan paket optimal yang akan memberi efisiensi maksimal.
"Menurut saya, BAR-Supertec 01 adalah mobil tercanggih di F1 saat ini. Kami ingin mobil ini memberikan performa terbaik, efektif, dan andal. Kami juga ingin segera memulai balapan, dibanding harus membuang waktu untuk menyelesaikan masalah karena upaya kami yang terlalu banyak. Saya yakin kami sudah mencapainya. Saya begitu antusias dengan apa yang telah dihasilkan dan kami sangat optimis terhadap peluang kami," ujar Oastler.
Konsep dari mobil tersebut diciptakan di layar komputer dengan bantuan software 3D Computer Aided Design (CAD) yang terbaru.
Setelah pembuatan konsep selesai, model windtunnel 50% diproduksi sebagai langkah pemeriksaan dan upaya dalam mengasah performa aerodinamis, dengean pengetesan yang dilakukan selama 1500 jam di Auto Research Center Indianapolis dan Universitas Southampton.
Ban juga menjadi salah satu elemen penting dalam menentukan performa mobil F1 modern, yang juga menjadi pertimbangan bagi Oastler dan tim saat merancang mobil tersebut.
"Kami memang belum melakukan pengujian apapun pada ban Bridgestone spesifikasi tahun 1999 yang telah diputuskan saat membuat desain utama mobil, karena itu kami memilih untuk membuat sasis yang mudah disesuaikan di sejumlah bagian,'' lanjut Oastler.
Ia mengaku telah memikirkan tentang posisi BAR setelah beberapa tes, tetapi mereka memiliki tujuan besar untuk menang dan hal itu akan diwujudkan di balapan pertama yaitu GP Australia 1999.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar