Rabu, 31 Januari 2024

Team Scot Honda Mengundurkan Diri dari MotoGP

Gabor Talmacsi bersama Team Scot (motogp.com)

Team Scot mengumumkan bahwa mereka dipaksa untuk mengundurkan diri dari MotoGP, meski hampir mencapai kesepakatan dengan Alex de Angelis untuk musim 2010.

Mereka sebelumnya mengikuti ajang MotoGP melalui kemitraan bersama JIR pada 2008, dimana Andrea Dovizioso sukses meraih 1 podium yang membuat dirinya berada di posisi 5 klasemen sebagai pembalap satelit terbaik.

Usai berpisah dengan JIR, mereka mengalami masalah keuangan pada awal 2009 yang menyebabkan Yuki Takahashi harus diganti setelah seri ketujuh dengan Gabor Talmacsi, yang memiliki dana lebih banyak.

Pada akhirnya, mantan juara dunia 125cc tersebut hanya mampu bersaing di papan bawah dan akan turun ke kelas baru Moto2 pada 2010.

Meski sudah ada tim satelit baru Honda yang akan memberi tempat kepada juara dunia 250cc tahun 2009 yaitu Hiroshi Aoyama, Honda memiliki keinginan untuk menambah motor ketujuh untuk Team Scot, dengan syarat yaitu mereka bisa mendapatkan pendanaan.

Alex de Angelis, mantan pembalap Gresini, sempat dikabarkan akan bergabung bersama Team Scot lewat pendanaan dari pemerintah San Marino.

Mereka mengaku sudah mencapai kesepakatan dengan de Angelis, tetapi mereka melewatkan batas waktu yang sudah diberikan Honda.

''Honda menyatakan bahwa mereka tidak bisa memberikan motor tersebut karena batas waktu yang telah lewat untuk melakukan permintaan,'' tulis Team Scot dalam pernyataannya.

Manajer tim Cirano Mularoni menyatakan bahwa hal ini menjadi sebuah kekecewaan besar usai meraih gelar juara dunia 250cc.

''Kini, kami harus lebih berkonsentrasi dengan proyek Moto2 kami,'' ujar Mularoni.

De Angelis tentunya sangat kecewa mendengar berita ini, dan ia tampaknya tidak memiliki kesempatan untuk menjalani musim ketiganya di MotoGP.

Ia meraih hasil terbaik dengan finis keempat dalam salah satu balapan di musim 2008, tetapi musim 2009 jauh lebih baik baginya karena kecepatan dan pengendalian motor lebih seimbang, yang menghasilkan podium perdananya saat finis kedua di GP Indianapolis.

Sayangnya, hasil tersebut tidak cukup untuk menyelamatkan dirinya, karena tim Gresini sudah mengumumkan Marco Melandri dan Marco Simoncelli sebagai pembalap untuk tahun 2010.

Ia menyelesaikan musim 2009 dengan berada di posisi 8 klasemen dengan 111 poin, sementara rekan satu timnya yaitu Toni Elias, menyelesaikan musim dengan selisih 4 poin dan berada di atas pembalap San Marino tersebut.

Sama seperti Elias yang juga kehilangan tempat, de Angelis kemungkinan akan mencari tempat di Moto2 untuk 2010, meski ia juga punya pertimbangan untuk pindah ke World Superbike.*** 

Sumber diterjemahkan dari: https://www.eurosport.com/moto/scot-honda-withdraw_sto2119217/story.shtml

Selasa, 30 Januari 2024

JIR Pisah dengan Honda Mulai Akhir Musim MotoGP 2008

Andrea Dovizioso bersama tim JIR Scot pada musim 2008 (Shutterstock)

Gianluca Monitron, bos tim MotoGP yaitu JIR, telah mengonfirmasi bahwa timnya tersebut akan berpisah dengan Honda pada akhir musim 2008.

Seperti yang dilaporkan situs Motorcycle News (MCN), keputusan ini diambil setelah Honda menolak memberikan motor RC212V untuk musim 2009.

Tim asal Monaco ini dilupakan oleh Honda pasca perpisahannya dengan mitra mereka yaitu Scot.

Dampak dari perpisahan tersebut membuat JIR dan Scot saling berebut untuk mendapatkan motor Honda untuk musim 2009.

Pada akhirnya, Scot berhasil memenangkan perselisihan tersebut dengan mempromosikan pembalap mereka yaitu Yuki Takahashi dari kelas 250cc.

Dalam pernyataan resminya, Monitron mengaku sedang melakukan peninjauan ulang terkait strategi komersil dan olahraga bagi timnya di musim 2009.

''Kami sudah sampai di saat untuk membuka lembaran baru dan mencari proyek baru, motivasi baru, dan pabrikan baru yang bisa kami percayakan,'' ujar Monitron.

Ia sedang mempertimbangkan untuk hijrah ke World Superbike dengan menjalankan tim pabrikan baru Aprilia.

Ia sebelumnya bekerjasama dengan Aprilia dan pembalap barunya saat itu, Max Biaggi, ketika masih berada di kelas 250cc.

''Saatnya kami membuka lembaran baru, karena kami memiliki pandangan dan proyek yang berbeda. Ini adalah saat terbaik untuk mengakhiri kerjasama kami yang penting dengan Honda, yang telah mendukung kesuksesan kami,'' tambahnya.

Ia mengingat proyeknya di tahun 2003 saat berhasil membawa ban Bridgestone ke MotoGP bersama pembalap Jepang yaitu Makoto Tamada.

Proyek tersebut mencapai kesuksesannya pada tahun 2004, saat kembali bekerja sama dengan Tamada lewat tim Camel Honda Team.

Pada 2005 hingga 2007, ia menjalankan proyek tim JIR miliknya sendiri di bawah nama Konica Minolta Honda, yang dianggapnya sebagai sebuah proyek terpenting baginya secara pribadi.

''Ini adalah proyek yang bagus dan sukses. Tentu saja, saya ingin mempertimbangkan kesuksesan pada tahun ini, dimana Andrea Dovizioso mencapai tingkat teratas di MotoGP. Segala upaya dan dedikasi ini kami lakukan setiap hari sebagai keinginan untuk bersaing dengan tim dan pembalap terbaik di kejuaraan ini. Sayangnya, saat ini sulit bagi tim satelit untuk bisa memenangkan balapan. Tujuan saya adalah mengulang sukses di masa lalu, sehingga lebih baik kami keluar daripada hanya menjadi pelengkap balapan semata,'' tutupnya.

Pasca keputusan tersebut, dirinya akan mengumumkan langkah JIR selanjutnya yang akan disampaikan di akhir musim 2008.*** 

Senin, 29 Januari 2024

Shinya Nakano Memutuskan untuk Pensiun dari Dunia Balap

Shinya Nakano dalam World Superbike musim 2009 (Mirco Lazzari via Getty Images)

Pembalap asal Jepang yaitu Shinya Nakano, memutuskan bahwa dirinya akan pensiun dari dunia balap pada akhir 2009 ini.

Setelah tidak mendapatkan tempat di MotoGP, ia hijrah ke World Superbike musim 2009 dengan bergabung bersama Aprilia.

Bertandem bersama Max Biaggi, ia kesulitan menunjukkan performa terbaiknya bersama motor Aprilia RSV4.

Setelah menghadapi serangkaian kecelakaan hingga cedera sepanjang musim 2009, ia akhirnya membuat keputusan untuk pensiun.

Ia mengumumkannya melalui konferensi pers yang digelar di Jepang pada tanggal 28 Oktober 2009.

''Tahun 2009 sangat berat untuk saya. Saya berkonsentrasi untuk penyembuhan, setelah mengalami cedera tulang rusuk pada balapan ketiga di Spanyol dan masalah pada leher saya dalam balapan ke-11 di Jerman,'' ujar Nakano.

Ia berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi tim, tetapi karena melewatkan beberapa balapan, ia merasa menjadi beban untuk seluruh anggota tim.

''Sebagai pembalap profesional, saya merasa bahwa ini saat yang tepat untuk berhenti balapan jika kondisi saya tidak sempurna,'' jelasnya.

Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam karir balapnya selama ini.

Meski tidak lagi menjadi pembalap, ia akan berusaha untuk tetap berkontribusi dalam dunia sepeda motor melalui pengalaman yang ia miliki.

Pembalap yang saat itu berusia 32 tahun tersebut mengawali karirnya di kejuaraan dunia 250cc pada tahun 1999, dimana ia sukses menyelesaikan balapan di posisi 4 klasemen.

Hasil terbaiknya adalah ketika ia menjadi runner-up kelas 250cc tahun 2000, di bawah rekan satu timnya yaitu Olivier Jacque yang menjadi juara dunia.

Memperoleh 6 kemenangan di tahun tersebut, ia harus rela dikalahkan oleh rekannya dengan selisih 7 poin saja.

Ia hijrah pada tahun 2000 ke kelas 500cc sebagai kelas tertinggi saat itu dan bertahan hingga 2008, setelah namanya berubah menjadi MotoGP.

Hasilnya di MotoGP tidak memuaskan dan sepanjang karirnya, ia hanya bisa memperoleh 3 kali podium.

Podium tersebut diraih di GP Jerman 2001 bersama Yamaha, serta GP Jepang 2004 dan GP Belanda 2006 yang keduanya diraih bersama Kawasaki.

Pada musim 2009, ia pindah ke World Superbike dan sempat memperoleh hasil terbaiknya dengan posisi ke-4 di balapan pertama seri Qatar.

Sayangnya, musim yang ia jalani terhalang oleh cedera, sehingga menyebabkan ia harus pensiun sebagai pembalap motor.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.worldsbk.com/en/news/2009/Nakano%20announces%20retirement%20from%20racing

Minggu, 28 Januari 2024

Jangan Berikan Ekspektasi yang Tinggi Terhadap Pedro Acosta

Pedro Acosta bersama Tech 3 (Tech 3 Racing)

MotoGP 2024 akan meriah dengan kehadiran pembalap muda asal Spanyol, Pedro Acosta.

Pembalap yang digadang-gadang sebagai bintang besar MotoGP selanjutnya ini bergabung bersama tim GasGas Factory Racing Tech 3.

Ia menjadi rekan satu tim dari Augusto Fernandez, yang pernah menjadi rekan satu timnya di Moto2 tahun 2022.

Kehadiran Acosta di MotoGP 2024 sempat membuat penggemar bingung terkait nomor yang akan digunakannya.

Penggemar tampak ingin Acosta menggunakan nomor kebanggaannya yaitu 37, yang sayangnya sudah dipakai oleh Fernandez.

Acosta pun memasang nomor 31 dengan alasan memiliki kemiripan desain dengan angka 37.

Ia pernah mengalami hal serupa di Moto2 musim 2022 dengan berganti nomor menjadi 51 dengan alasan serupa yang juga melibatkan Fernandez.

Banyak penggemar MotoGP sangat yakin bahwa ia bisa bersaing untuk setidaknya menyerang barisan depan.

Prestasi yang ditorehkannya pun sangat luar biasa, meski dirinya masih dalam usia sangat muda.

Ia sukses menjadi juara Red Bull Rookies Cup pada 2020, dan secara ajaib menjadi juara dunia Moto2 musim 2021 yang merupakan musim perdananya secara resmi di Grand Prix.

Setelah tampil kurang baik di Moto2 musim 2022, ia berhasil menyelesaikan musim 2023 dengan menjadi juara dunia.

KTM sebagai pabrikan yang membesarkan namanya tentu tidak ingin membuat bakat sang pembalap menjadi sia-sia.

Mereka pun harus rela untuk menggantikan Pol Espargaro demi memberi tempat kepada Acosta di Tech 3.

Dengan segala prestasi yang ditorehkan oleh Acosta, banyak penggemar tampaknya memiliki ekspektasi tinggi atau bahkan terlalu tinggi untuk seorang debutan.

Namun, tentu akan lebih baik jika penggemar tidak memberikan ekspektasi yang tinggi bagi sang pembalap.

Acosta hanya membalap untuk tim satelit KTM, dan bisa dilihat bagaimana performa tim tersebut dalam beberapa waktu belakangan.

Jika melihat dari prestasinya, penggemar tentu berharap supaya ia langsung bisa bersaing di barisan depan dan menjadi juara.

Namun, hal tersebut tampaknya terlalu tinggi untuk dicapai, meski kemungkinannya juga bisa saja terjadi.

Hal yang paling realistis untuk dicapai Acosta adalah kemampuannya untuk rutin mencetak poin di setiap seri.

Ia sendiri pun mengaku tidak ingin dibebani dengan sebutan pembalap ajaib atau pembalap yang akan mengganti posisi Marc Marquez sebagai nama tenar saat ini.

Ia mengaku hanya ingin menjadi dirinya sendiri dan ingin meraih segala kesuksesan dengan caranya sendiri.

Menarik untuk ditunggu tentang bagaimana performa Pedro Acosta dalam menghadapi MotoGP musim 2024 ini.

Tentu akan sangat luar biasa jika dirinya dapat menjadi sosok yang diperhitungkan dalam persaingan kejuaraan balap motor dunia tersebut.***

Sabtu, 27 Januari 2024

Ini Dia Toni Elias, Pembalap Pertama yang Meraih Gelar di Kelas Moto2

Toni Elias juara dunia Moto2 tahun 2010 (motogp.com)

Toni Elias sukses memenangkan gelar juara dunia kelas Moto2 dalam balapan yang berlangsung di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada 10 Oktober 2010 lalu.

Ini gelar perdana bagi sang pembalap di seluruh kelas yang telah diikutinya, sekaligus menjadi pembalap pertama yang meraih gelar di kelas baru tersebut.

Perebutan gelar resmi berakhir saat Julian Simon, satu-satunya pembalap yang bisa mengalahkan Elias, terjatuh di balapan setelah bersaing untuk posisi ketiga.

Simon bangkit dan mengakhiri balapan di posisi 21, sementara Elias mengakhiri balapan di posisi 4 setelah bersaing dengan Andrea Iannone.

Balapan tersebut sukses dimenangkan oleh Roberto Rolfo, dengan Alex de Angelis berada di belakangnya.

Elias melakukan selebrasi dengan mengganti pakaian dan helmnya dengan motif silver dan menambah angka 1 di motornya.

Ia sempat mengalami cedera jelang musim 2010, tetapi masih mampu meraih pole position perdananya di Moto2 dalam GP Qatar.

Kemenangannya di GP Spanyol yang berlangsung di Jerez menjadi awal dari kesuksesannya dalam meraih 7 kemenangan di musim tersebut.

Pembalap tim Gresini tersebut sudah memimpin sejak seri ketiga dan memenangkan lebih banyak balapan dibanding pembalap yang lain.

Sampai pada balapan di Malaysia, ia menjadi satu-satunya pembalap yang selalu mencetak poin di setiap balapan, dan hal tersebut membuat dirinya layak menjadi juara dunia.

Moto2 merupakan kelas baru yang dihadirkan pada 2010 dengan motor 600cc 4-tak yang menggantikan kelas 250cc 2-tak.

Kelas ini menggunakan mesin seragam dari Honda, yang ditaruh dalam desain sasis yang dibuat oleh beberapa pabrikan berbeda.

Kehadiran kelas baru tersebut membuat persaingan lebih seru, apalagi jumlah pembalap yang bersaing mencapai 40 pembalap.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/moto2/news/164154/1/toni-elias-wins-first-moto2-title

Jumat, 26 Januari 2024

Sponsor Tim Yamaha di Tahun 2004 Tuai Masalah, Ada Apa?

Peluncuran tim MotoGP Yamaha tahun 2004 (Imago Images)

Pabrikan Yamaha, sebagai salah satu nama besar di MotoGP, pernah mendapatkan masalah perihal sponsor mereka.

Hal itu terjadi pada tahun 2004, ketika mereka mengumumkan Gauloises dan Fortuna sebagai sponsor tim pabrikan dan tim satelit mereka saat itu yaitu Tech 3.

Keputusan untuk memilih dua produk tersebut menuai gelombang protes terkait meningkatnya sponsor rokok serta penggunaan dua livery yang berbeda.

Pada tahun 2003, Gauloises mensponsori tim Tech 3 dan Fortuna mensponsori tim pabrikan Yamaha.

Pada daftar pembalap tahun 2004, diketahui bahwa tim pabrikan akan memakai nama Gauloises Fortuna Yamaha dan tim satelit dengan nama Fortuna Gauloises Tech 3.

Valentino Rossi dan Carlos Checa membalap untuk tim pabrikan, sementara Norick Abe dan Marco Melandri membalap untuk tim satelit Tech 3.

Yamaha sadar bahwa menaruh dua sponsor di setiap motor akan menimbulkan masalah, sehingga mereka memutuskan untuk menaruh satu pembalap di setiap tim dengan warna dari salah satu merek tersebut.

Valentino Rossi dan Norick Abe akan menggunakan livery Gauloises, sementara Carlos Checa dan Marco Melandri akan menggunakan livery Fortuna.

Kasus ini cukup membingungkan bagi orang yang baru menyaksikan MotoGP, meski belum ada peraturan yang saat itu membolehkan bahwa satu tim memiliki dua livery berbeda.

F1 telah menerapkan peraturan tersebut dengan tujuan supaya penonton bisa mengenali tim dan pembalap yang ada.

Kasus yang dialami Yamaha ini sebelumnya juga pernah terjadi di F1 lewat British American Racing (BAR).

Saat peluncuran tim di tahun 1999, BAR menggunakan dua sponsor yaitu Lucky Strike yang digunakan Jacques Villenueve, dan 555 yang digunakan Ricardo Zonta.

FIA selaku penyelenggara F1 kemudian memprotes hal tersebut, dikarenakan tidak boleh ada satu tim dengan beda livery, sehingga mereka meminta BAR untuk melakukan perubahan.

BAR mengakali hal tersebut dengan memberikan dua livery dalam satu mobil, dengan Lucky Strike di sebelah kiri dan 555 di sebelah kanan.

Meski langkah BAR bisa dilakukan hingga akhir musim, keputusan sebuah tim untuk disponsori dua merek rokok sangat tidak pantas, ketika ajang olahraga berusaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap uang dan periklanan rokok secara keseluruhan.

Kejadian tersebut pada akhirnya membuat tidak ada lagi tim F1 yang disponsori lebih dari satu merek rokok, meskipun secara keuntungan sangat menjanjikan.

Kasus yang sama pun dialami oleh Yamaha dengan menggunakan Gauloises dan Fortuna sebagai sponsornya.

Keduanya merupakan merek dari perusahaan Altadis dan sudah hadir di MotoGP selama beberapa tahun, berbeda dengan Lucky Strike dan 555 yang tiba-tiba langsung ada di F1.

Protes pun datang dari perusahaan rokok sejenis terkait dengan penamaan ganda terhadap tim atau pembalap, hingga orang-orang yang berkampanye untuk melawan rokok.

Pada akhirnya, dua tim dengan dua livery berbeda tersebut bisa berjalan dan mengarungi musim 2004 hingga selesai.

Pada musim 2005, Gauloises secara penuh hijrah ke tim pabrikan Yamaha dan Fortuna hijrah ke Tech 3, sehingga pertentangan mengenai satu tim dengan dua livery di MotoGP pun berakhir sudah.***

Sumber:

  • https://www.crash.net/motogp/feature/73658/1/trouble-ahead-for-gauloises-fortuna-teams
  • https://www.crash.net/motogp/news/73673/1/unusual-yamaha-livery-announced
  • https://www.crash.net/motogp/feature/73786/1/barcelona-treated-as-yamaha-unveils-new-line-up

Kamis, 25 Januari 2024

Inilah Momen Ketika Max Biaggi Pernah Mencoba Mobil F1

Max Biaggi mengetes mobil F1 (Motorsport Images)

Pecinta balap motor MotoGP mungkin masih belum banyak yang mengetahui bahwa seorang Max Biaggi pernah menjajal mobil F1 di masa lalu.

Max Biaggi merupakan salah satu pembalap unggulan di era MotoGP pada 2000an, dan dikenang karena persaingannya dengan Valentino Rossi.

Ia meraih 4 kali gelar juara dunia 250cc dari 1994 hingga 1997 serta 2 kali gelar juara dunia World Superbike pada 2010 dan 2012.

Pasca tidak mendapatkan tempat untuk MotoGP musim 2006, ia mendapatkan tawaran menggiurkan yaitu mengetes mobil F1.

Tawaran tersebut diberikan oleh Midland F1 Team (kini Aston Martin) dalam sebuah tes privat di sirkuit Silverstone, Inggris.

Dalam tes yang berlangsung dalam keadaan dingin tersebut, tim berusaha untuk menguji mesin baru Toyota dengan Biaggi yang mengemudikannya.

"Pengalaman tersebut sangat menyenangkan. Ini adalah pertama kalinya saya di Silverstone. Ini kesempatan yang bagus, sayangnya kondisi di sirkuit sangat basah dan itu bukan hal yang bagus," ujar Biaggi seperti dilansir Crash.net.

Ia mengaku bahwa mengemudikan mobil F1 sangat mudah dilakukan, dengan melepas batas kecepatan hingga menaikkan mobil hingga ke gigi tertinggi.

Ia menyebut bahwa tawaran tersebut sudah dilakukan sejak sebulan sebelumnya, tetapi ia ingin berpikir terlebih dahulu tentang itu.

"Telepon berbunyi dan tim tersebut memberi saya kesempatan. Tim ingin membuat semua ini terjadi sejak sebulan lalu. Saya sempat berpikir dan saya putuskan, kenapa tidak? Saya ambil tawaran itu dan sekarang saya bisa mengenal sirkuit tersebut," jelasnya.

Ternyata, tes yang dilakukan bersama Midland bukanlah yang pertama, karena ia sudah pernah melakukannya bersama Ferrari pada 1999 dengan memperoleh 60 lap.

Namun, ia mengaku bahwa pengalaman bersama Midland lebih menantang dibandingkan bersama Ferrari.

Berkat penjelasan tentang hal-hal dasar seperti cara kerja setir, tombol, perangkat elektronik, hingga radio, ia bisa memahami tentang mobil dalam waktu singkat.

Biaggi jelas bukan satu-satunya yang pernah mencoba mobil F1, karena pesaingnya yaitu Valentino Rossi juga pernah melakukannya.

Bahkan, pembalap berjuluk The Doctor tersebut sempat berkeinginan untuk membalap di F1 bersama Ferrari.***

Sumber:
  • https://www.crash.net/f1/feature/226147/1/remember-when-max-biaggi-tested-an-f1-car
  • https://www.youtube.com/watch?v=loJ20IS70C4

Rabu, 24 Januari 2024

Kemenangan Dramatis Ralf Waldmann dalam Balapan Kelas 250cc GP Inggris 2000

Detik-detik Ralf Waldmann menjuarai balapan GP Inggris 2000 di kelas 250cc (MotoGP)

Ralf Waldmann mencetak kemenangan dramatis di tikungan terakhir dalam balapan kelas 250cc GP Inggris 2000 setelah tertolong oleh hujan di saat-saat terakhir.

Pembalap Jerman tersebut menolak perintah tim sejak awal balapan dengan menggunakan ban basah.

Hasilnya sudah jelas ketika ia sempat menganggap bahwa keputusan yang diambilnya adalah kesalahan, dikarenakan trek basah mulai perlahan mengering dan menguntungkan pengguna ban intermediate.

Olivier Jacque, yang berada di pole position, memulai balapan dengan baik dan langsung membuat jarak dengan pembalap lainnya.

Tohru Ukawa juga langsung melesat ke posisi kedua, diikuti dengan dua pembalap tuan rumah yaitu Jay Vincent dan Jamie Robinson juga ikut dalam perebutan podium.

Balapan ini pada awalnya terlihat seperti hari buruk Aprilia, dimana selain Waldmann yang gagal mempertahankan posisinya, pembalap tim pabrikan Marco Melandri juga mengalami jatuh di lap ketiga.

Shinya Nakano, rekan satu tim Jacque di Chesterfield Yamaha, juga mengalami masalah karena mengalami penurunan posisi dari awalnya berada di start terdepan.

Pada 10 lap terakhir, hujan kembali mengguyur sirkuit Donington Park dan menyebabkan kekacauan bagi pembalap.

Jamie Robinson jatuh di tikungan Craner Curves karena kehilangan cengkeraman ban, membuatnya menyusul rekan satu timnya di QUB yaitu Adrian Coates, yang juga gagal finis.

Vincent juga mengalami masalah ketika dirinya hampir mengalami jatuh di tikungan Old Hairpin dan keluar jalur, tetapi ia berhasil bertahan di posisi ketiga.

Cuaca tersebut ternyata cukup menguntungkan bagi pembalap yang berjudi menggunakan ban basah, seperti Waldmann dan Naoki Matsudo yang membela Petronas Yamaha.

Keduanya mulai masuk ke posisi 10 besar dan kemudian mulai naik ke posisi 5 besar dengan jarak hanya 9 detik dari Jacque.

Vincent kehilangan posisi ketiganya usai disalip Waldmann dan Matsudo pada 1 lap terakhir dimana hujan saat itu semakin deras.

Keduanya juga berhasil menyalip Tohru Ukawa yang berada di posisi kedua dan berupaya untuk mengejar Jacque yang masih memimpin.

Jacque tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi hal tersebut, dan ia melihat Waldmann mendekatinya di tikungan terakhir dan kemudian menyalipnya sehingga ia kehilangan kemenangan yang ada di depan mata.

"Saya bahagia karena berada di posisi kedua. Risiko jatuh tampaknya cukup tinggi, sehingga saya tidak bisa berbuat apapun ketika Ralf datang. Saya melihatnya di tikungan terakhir, tetapi ban motor saya mulai berputar sehingga sangat tidak mungkin untuk menghentikannya," jelas Jacque.

Cengkeraman Waldmann tersebut mampu mengalahkan Jacque, yang kesulitan mengendalikan motor dan memiliki kemungkinan untuk disalip oleh Matsudo yang berada di posisi ketiga.

"Banyak yang mempertanyakan keputusan saya untuk berganti ke ban basah. Para mekanik juga mengatakan bahwa keputusan itu adalah kesalahan. Namun, saya disalip berkali-kali saat menggunakan intermediate di Assen. Karena hal itu, saya tidak takut untuk membuat keputusan dalam balapan hari ini. Pada beberapa lap awal, itu tampak seperti sebuah kesalahan. Namun, hujan mulai turun dan saya bisa kembali meraih posisi lebih baik. Nasib saya tidak terlalu baik musim ini, tetapi saya beruntung karena bisa memenangkan balapan.

Tohru Ukawa dan Jay Vincent berhasil menyelesaikan balapan dengan berada di posisi lima besar.

Shinya Nakano, yang menjadi pemimpin klasemen saat itu, hanya mampu menyelesaikan balapan di posisi 7 dan hal itu menyebabkan dirinya harus merelakan puncak klasemen kepada Jacque.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/motogp/news/68849/1/waldmann-triumphs-with-splash-and-dash

Selasa, 23 Januari 2024

Jeremy McWilliams Gabung dengan Proton KR dalam MotoGP Musim 2002

Jeremy McWilliams dalam game MotoGP URT 2 (THQ/Climax)

Pembalap motor asal Ulster yaitu Jeremy McWilliams, telah mencapai kesepakatan untuk mengendarai motor Proton KR3 pada MotoGP musim 2002 mendatang.

Ia bergabung dalam tim yang dipimpin oleh mantan juara dunia balap motor Kenny Roberts Sr., dengan markas mereka yang berada di Banbury, Inggris.

Pembalap yang pada tahun 2001 berusia 37 tahun tersebut telah menandatangani kontrak satu tahun dan akan bertandem dengan mantan pembalap Suzuki yaitu Nobuatsu Aoki.

Roberts Sr. mengaku bahagia karena McWilliams sepakat untuk bergabung bersama timnya.

"Ia memiliki banyak pengalaman dengan jenis motor yang berbeda, dan ini akan membantunya dalam menjalankan program kami. Ia selalu memberikan 100% terhadap penampilannya. Pengalaman dan kecepatan adalah hal yang penting yang telah ia miliki," ujar Roberts Sr.

McWilliams menjadi pembalap Inggris pertama yang memenangkan balapan Grand Prix setelah 15 tahun.

Ia berhasil memperolehnya kala menjadi juara di kelas 250cc yang diselenggarakan di sirkuit Assen, Belanda.

Motor Proton KR3 yang akan digunakan tim Roberts akan tetap menggunakan mesin 500cc 2-tak.

Mereka akan bersaing dengan pabrikan utama yang telah menggunakan motor 990cc dan tim lainnya yang masih menggunakan motor 500cc.*** 

Sumber diterjemahkan dari: https://www.irishexaminer.com/sport/arid-30033596.html

Senin, 22 Januari 2024

British American Racing Luncurkan Mobil Tahun 1999 dengan Dua Livery

Livery tim British American Tobacco (BAR) pada tahun 1999 (Atlas F1)

"Kebanggaan dan selera atas pencapaian," itulah kata-kata yang digunakan oleh Craig Pollock, Managing Director British American Racing (BAR), saat peluncuran tim pada awal Januari 1999.

Peluncuran BAR di fasilitas baru dan canggih milik tim yang bermarkas di Brackley, Northamptonshire ini dihadiri oleh lebih dari 500 perwakilan media dan tamu.

Mobil pertama tim yaitu BAR-Supertec 01 pun diluncurkan bersama kedua pembalap mereka yaitu Jacques Villeneuve dan Ricardo Zonta.

Markas tim sendiri terletak di dekat sirkuit Silverstone, tempat penyelenggaraan balapan F1 GP Inggris, yang setara layaknya Silicon Valley.

"Ini akan membuat semua orang bisa meraih pencapaian di sini. Setahun lalu, ini hanya tempat berlumpur yang dilintasi aliran sungai. Kini, tempat ini telah menjadi pusat terbaru dan terlengkap dalam dunia balap mobil. Dengan menggabungkan teknologi dan dedikasi dari 202 staf kelas dunia, kami menghadirkan fasilitas yang sempurna sebagai upaya BAR untuk meraih gelar juara F1,'' jelas Pollock.

Semuanya tersedia di markas tim tersebut, mulai dari fasilitas wind tunnel yang tersedia di tempat dan membuat tim untuk bisa bekerja secara mandiri.

BAR merilis mobilnya dengan dua livery yang unik dan mencerminkan produk dari sponsor: Lucky Strike menggunakan warna merah dan putih, sementara State Express 555 menggunakan motif planet biru dan kuning.

Meski penggunaan kedua merek tersebut akan meningkatkan nilai logistik jika dibandingkan dengan satu merek konvensional, Tom Moser selaku Kepala Sponsor Global British American Tobacco menyatakan bahwa tantangan yang dimiliki akan jauh lebih kecil dibanding manfaatnya.

"Sebagai sebuah perusahaan, kami memasarkan produk dengan cara yang berbeda dan inovatif dibandingkan pesaing kami. Karena itu, kami mengadopsi pendekatan unik yang serupa ketika memutuskan untuk masuk F1 lewat British American Racing. Lucky Strike dan State Express 555 terkenal di seluruh dunia, sehingga pemilihan tersebut sangat logis sebagai cara kami melakukan promosi,'' ujar Moser.

"Pendekatan ini memang menimbulkan kontroversi di kalangan F1, tetapi kami masih sulit memahami alasannya berdasarkan sudut pandang kami. Lagipula, tim F1 di masa lalu pernah memakai mobil dengan livery yang berbeda. Menurut kami, hal tersebut tidak mengurangi penampilan dan malah meningkatkannya,'' lanjutnya.

Dalam peluncuran tersebut, Jacques Villeneuve akan mengemudikan mobil yang disponsori Lucky Strike, sementara Ricardo Zonta akan mengemudikan mobil yang disponsori 555.

Mobil perdana tim BAR ini menggunakan mesin Supertec dan sasis yang diberi nama BAR 01, hsil karya dari tim desain yang dipimpin oleh Malcolm Oastler dan diawasi oleh direktur teknis yaitu Adrian Reynard.

Oastler telah bekerja bersama Reynard Racing Cars selama bertahun-tahun dan ia sangat tahu persis tentang apa yang diinginkan dalam balapan F1 pertamanya.

Ia mengaku ingin memulai semuanya dari awal berdasarkan peraturan teknis yang diberikan F1, dimana timnya memiliki tujuan dalam menghasilkan paket optimal yang akan memberi efisiensi maksimal.

"Menurut saya, BAR-Supertec 01 adalah mobil tercanggih di F1 saat ini. Kami ingin mobil ini memberikan performa terbaik, efektif, dan andal. Kami juga ingin segera memulai balapan, dibanding harus membuang waktu untuk menyelesaikan masalah karena upaya kami yang terlalu banyak. Saya yakin kami sudah mencapainya. Saya begitu antusias dengan apa yang telah dihasilkan dan kami sangat optimis terhadap peluang kami," ujar Oastler.

Konsep dari mobil tersebut diciptakan di layar komputer dengan bantuan software 3D Computer Aided Design (CAD) yang terbaru.

Setelah pembuatan konsep selesai, model windtunnel 50% diproduksi sebagai langkah pemeriksaan dan upaya dalam mengasah performa aerodinamis, dengean pengetesan yang dilakukan selama 1500 jam di Auto Research Center Indianapolis dan Universitas Southampton.

Ban juga menjadi salah satu elemen penting dalam menentukan performa mobil F1 modern, yang juga menjadi pertimbangan bagi Oastler dan tim saat merancang mobil tersebut.

"Kami memang belum melakukan pengujian apapun pada ban Bridgestone spesifikasi tahun 1999 yang telah diputuskan saat membuat desain utama mobil, karena itu kami memilih untuk membuat sasis yang mudah disesuaikan di sejumlah bagian,'' lanjut Oastler.

Ia mengaku telah memikirkan tentang posisi BAR setelah beberapa tes, tetapi mereka memiliki tujuan besar untuk menang dan hal itu akan diwujudkan di balapan pertama yaitu GP Australia 1999.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.atlasf1.com/news/1999/1045.htm

Minggu, 21 Januari 2024

Kemitraan Team Roberts dengan Honda yang Menghadirkan KR211V

Motor KR211V dalam game MotoGP 06 (THQ/Climax)

Team Roberts, tim pimpinan pembalap motor legendaris Kenny Roberts Sr., cukup dikenal karena kemampuannya mengembangkan mesinnya sendiri.

Setelah meninggalkan Yamaha pada tahun 1996, mereka membangun Modenas KR3 pada periode 1997-2000, Proton KR3 pada 2001-2002, Proton KR5 pada 2003-2004, dan Proton KR-KTM pada 2005.

Setelah kemitraan mereka dengan KTM putus di tengah musim 2005, Team Roberts berusaha mencari mitra baru untuk berkompetisi di MotoGP musim 2006.

Kesepakatan pun akhirnya dibuat dengan Honda melalui mesin RC211V yang dipadukan dengan sasis buatan Team Roberts, menjadikan nama motor tersebut adalah KR211V.

Meski berencana untuk menggunakan dua pembalap di musim 2006, Team Roberts pun pada akhirnya hanya menggunakan satu pembalap yaitu Kenny Roberts Jr. yang merupakan putra sang pemilik.

Ia hijrah dari Suzuki ke tim lamanya yang terakhir kali dibela pada musim 1998 dan melakukan pengujian pada bulan Januari 2006 di Sirkuit Sepang, Malaysia.

Ia mengaku terkesan dengan performa mesin Honda yang luar biasa, dan dirinya mampu mencetak waktu yang cukup baik dalam tes 55 lap dengan mesin KR211V.

"Banyak yang berkomentar tentang tenaga dan respon dari mesin Honda, tetapi anda harus mengendarainya supaya bisa percaya. Mesin ini sangat ramah, sangat halus, dan sesuai dengan yang diharapkan. Sasis juga bisa ditingkatkan dan kami sudah mengetahui bagian-bagian yang butuh perbaikan. Semua itu diperoleh di hari pertama tes,'' ujar Roberts Jr. seperti dilansir dari Crash.net.

Tanggapan yang sama juga diberikan kepada sang ayah, yang mengaku terkesan dengan performa motor dalam tes tersebut.

"Tidak banyak yang bisa digambarkan tentang bagaimana perasaan Kenny Jr. yang sudah menjajal motor beserta mesinnya tersebut. Itu adalah momen luar biasa bagi saya dan tim, karena kami tahu bahwa kami bisa bersaing dan mendapatkan hasil terbaik yang sudah lama tidak diperoleh. Pada awalnya kami agak gugup, tetapi penampilan Kenny dan performa mesin Honda membuat kami merasa telah membuat keputusan yang tepat,'' bangga Roberts Sr.

Kenny Roberts Jr. memang mengalami hasil yang kurang baik dalam beberapa musim terakhir, tetapi sang ayah cukup yakin tentang cara putranya dalam menghadapi masalah yang ada.

Team Roberts dengan KR211V tampil cukup stabil dengan rutin meraih poin di hampir seluruh balapan, dengan pengecualian di GP Prancis dan GP Jepang.

Kenny Roberts Jr. sukses meraih dua kali podium ketiga di GP Catalunya dan GP Portugal, sehingga mengakhiri musim di posisi keenam klasemen pembalap MotoGP musim 2006 dengan 134 poin.***

Sumber:
  • https://www.crash.net/motogp/news/76839/1/team-roberts-secures-honda-engine-supply
  • https://www.crash.net/motogp/news/76978/1/roberts-enjoys-incredible-kr211v-debut

Sabtu, 20 Januari 2024

Tanggapan Proton KR Atas Mundurnya KTM: Pelanggaran Komitmen!

Shane Byrne bersama tim Proton KR KTM (motogp.com)

KTM menyatakan bahwa mereka resmi mengundurkan diri dari MotoGP musim 2005 dan tidak akan lagi menyuplai mesin untuk tim Proton KR setelah GP Jerman.

Mendengar hal ini, Proton KR pimpinan Kenny Roberts Sr. mengaku tidak mendapatkan pemberitahuan sama sekali dari pihak KTM.

Mereka menyebut bahwa KTM telah melanggar komitmen untuk menyuplai mesin dan pendanaan di untuk semusim penuh.

Mereka juga mengaku tidak meminta tambahan uang kepada KTM, bahkan uang yang dijanjikan juga tidak dibayarkan.

Berikut ini adalah pernyataan resmi Proton KR, seperti dilansir dari artikel Crash.net pada tanggal 19 Agustus 2005:

Pada tanggal 12 Agustus 2005, KTM memberitahukan kepada mitra mereka yaitu Proton KR Team Roberts, dengan pernyataan resmi bahwa mereka akan menghentikan aktivitas yang berhubungan dengan balapan di MotoGP musim ini.

Atas dasar itu, KTM telah melanggar komitmen terhadap Proton KR Team Roberts pada 2005. Bertentangan dengan pernyataan KTM yang menyebut sebagai penyuplai mesin, kerjasama antara kedua belah pihak hanya berbentuk kemitraan secara seimbang.

KTM tidak hanya berkontribusi atas mesin, perangkat elektronik, ban, serta gaji pembalap, tetapi juga berkomitmen untuk berbagi tanggung jawab atas pendanaan tim di musim 2005. Pendanaan tersebut sudah ada dan telah disepakati antara perwakilan KTM dan Proton KR Team Roberts pada awal Februari 2005.

Tidak ada permintaan lainnya untuk pendanaan oleh Proton KR Team Roberts yang melebihi kesepakatan, hanya saja ada permintaan terkait pembayaran terjadwal yang tidak pernah diperoleh tim.

Pihak tim sudah berusaha bertindak secara terhormat dan membangun itikad baik untuk memenuhi kewajiban yang telah disepakati bersama KTM. Tim tidak akan bisa memulai proyek ini tanpa dukungan dana untuk menyelesaikan kewajiban kepada Dorna dan sponsor tim sepanjang musim.

Kedua belah pihak menyadari bahwa partisipasi Proton KR Team Roberts pada MotoGP musim 2005 tidak akan terlaksana tanpa dukungan teknis dan pendanaan dari KTM. Melalui komitmen dari KTM yang kuat inilah, tim bisa terlibat di musim tersebut.

Pada awalnya, KTM secara efektif mengumumkan kerja sama dan mencapai kesepakatan dengan Proton KR Team Roberts dan mengupayakan yang terbaik di musim 2005 ini. Tetapi, hasil yang diberikan di MotoGP tidak seperti yang diinginkan dan bertolak belakang dengan balapan lainnya yang diikuti pabrikan tersebut.

Dengan latar belakang yaitu keputusan bisnis secara internal dan alokasi sumber daya alternatif, KTM memutuskan menarik diri dari kerjasama dengan tim di tengah musim dan mengabaikan komitmen kepada mitranya tersebut.

Selain gagal memberikan mesin yang kompetitif, mereka juga gagal memenuhi tanggung jawab mereka terhadap pendanaan dan memilih untuk melanggar komitmen mereka kepada Proton KR Team Roberts di musim 2005.

Menghadapi perayaan ke-20 dalam partisipasi di ajang balap motor ini, Proton KR Team Roberts akan terus bertindak profesional dan melanjutkan pengembangan yang ada.

Tim sangat bersemangat dalam menghadapi MotoGP dan meski hasil yang diperoleh tidak terlalu baik serta pandangan yang selalu berbeda, tim terus mencoba dengan cara yang kami yakini bisa bermanfaat untuk kejuaraan di masa depan. Komitmen tim adalah 110% untuk meraih ini.

Kepergian KTM tentunya merupakan masalah besar, dan tim akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan cara terbaik untuk bisa melanjutkan musim.

Tim ingin mengucapkan terima kasih kepada para penggemar dan rekan di industri sepeda motor yang telah memberi dukungan dan mendorong partisipasi secara berkelanjutan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pemasok mesin dan para mitra yang telah bersabar menghadapi keadaan tim saat ini.

Sampai jumpa di Sirkuit Brno!***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/motogp/news/76333/1/ktm-in-breach-of-commitments-to-team-roberts

Jumat, 19 Januari 2024

KTM Menghentikan Kerjasama dengan Proton KR Meski Musim 2005 Belum Selesai, Kenapa Ya?

Motor balap Proton KR KTM di tahun 2005 (Motogp.com)

MotoGP musim 2005 dihebohkan dengan hengkangnya KTM, pabrikan asal Austria, yang saat itu bermitra dengan Proton KR.

Kerjasama yang dibangun sejak akhir 2004 tersebut harus berakhir begitu saja terhitung sejak GP Jerman.

Dilansir Crash.net pada 12 Agustus 2005, KTM resmi tidak lagi menjadi penyuplai mesin untuk Proton KR.

Mereka pada awalnya memiliki tujuan untuk menjadi tim pabrikan sepenuhnya dengan mesin mereka sendiri.

Namun, mengingat kesempatan masih sangat terbatas, mereka pun memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan tim yang dipimpin oleh Kenny Roberts Sr. tersebut. 

Dengan kemampuan dana yang terbatas, tim harus mencari dana tambahan berupa sponsor untuk proyek tersebut.

Menyadari bahwa hal tersebut tidak mudah, KTM mengaku telah menyiapkan tambahan yang melebihi biaya pasokan mesin.

Caranya adalah dengan mengontrak pembalap asal Inggris yaitu Shane Byrne dan penggunaan ban Michelin.

Namun, mereka hanya mampu untuk membayar 3 hal tersebut dan tidak bisa menambah yang lain.

Mundurnya KTM juga berdasar kepada pertimbangan tentang dampak investasi jangka pendek untuk pengembangan lanjutan motor 990cc yang akan dihentikan pada akhir musim 2006 mendatang.

Mengingat MotoGP akan beralih ke mesin 800cc mulai 2007, mereka ingin lebih fokus ke proyek di kelas 125cc dan 250cc.

Peraturan baru tersebut juga menjadi pertimbangan mereka untuk melakukan penilaian lebih lanjut terkait keterlibatan di kejuaraan yang sesuai dengan merek tersebut.

Proton KR yang menggunakan mesin KTM pada musim 2005 hanya mencetak 1 poin pada GP Amerika Serikat.

Mereka sempat mengembangkan mesin V5 buatan sendiri pada 2003 dan 2004, sebelum beralih dengan mencari dukungan pabrikan yang bermanfaat untuk menghadapi kekuatan pabrikan Jepang di era 4 tak.

Tim sempat melanjutkan balapan berikutnya yaitu GP Ceko, dengan menggunakan jasa dari Jeremy McWilliams.

McWilliams sendiri membela Proton KR pada 2002 dan 2003, dan ia dipilih untuk menggantikan Byrne yang tidak bisa membalap karena terikat kontrak dengan KTM.

KTM sempat membawa mesin mereka menjelang GP Ceko dan itu sempat menjadi sebuah harapan bagi Byrne untuk bisa ikut balapan.

Namun, mereka kemudian memutuskan bahwa Proton KR tidak bisa menggunakan mesin tersebut dan tim harus memakai kembali mesin V5 yang lama.

Masalah tersebut juga membuat Proton KR tidak bisa berkompetisi sejak GP Jepang hingga GP Turki.

Tim baru kembali di seri terakhir yaitu GP Valencia, dengan menggunakan jasa Kurtis Roberts.***

Sumber:

  • https://www.crash.net/motogp/news/76307/1/ktm-quits-team-roberts
  • https://www.crash.net/motogp/news/76413/1/pictures-ktm-withdraw

Kamis, 18 Januari 2024

Penampilan KTM di MotoGP Tahun 2005 Bersama Proton KR

Proton Team KR dalam game MotoGP 06 (THQ/Climax)

KTM saat ini menjadi salah satu pabrikan yang diperhitungkan di MotoGP, dengan kesuksesannya dalam menyaingi Ducati selama beberapa tahun terakhir.

Impian mereka untuk sukses yang dibangun sejak masuk ke MotoGP pada 2017 pun perlahan-lahan mulai tercapai sejak 2020, dan mereka mulai menggeser pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha.

Namun, mereka sebenarnya telah memiliki kesempatan jauh sebelum itu, tepatnya pada tahun 2005.

Pada saat itu, KTM masih memfokuskan diri mereka di balapan kelas 125cc yang telah digeluti sejak 2003, dan 250cc yang baru dipersiapkan di tahun 2005.

Dilansir Crash.net, KTM diketahui menjalin hubungan dengan Team Roberts, yang saat itu masih menggunakan nama Proton KR.

Tim pimpinan pembalap legenda Kenny Roberts Sr. direncanakan akan melakukan tes dengan mesin KTM pasca balapan GP Portugal musim 2004.

Belakangan diketahui bahwa pengetesan mesin Proton Team KR-KTM ini ternyata sudah berlangsung pada akhir Agustus 2004 di sirkuit Brno.

Nobuatsu Aoki mengendarai motor hasil modifikasi sasis Proton KR yang dipadukan dengan mesin KTM V4.

Pengetesan ini sebagai upaya untuk memberikan penilaian terhadap performa mesin yang akan digunakan untuk MotoGP musim 2005 mendatang.

Proton KR saat itu berharap supaya mesin V4 buatan KTM bisa kompetitif, setelah menghadapi banyak masalah dalam memperoleh tenaga dari mesin V5 buatan mereka sendiri.

Mesin V4 buatan KTM sendiri awalnya diperuntukkan untuk proyek MotoGP yang pada akhirnya dibatalkan karena mereka ingin fokus kepada tim 125cc dan bisnis motor off-road.

Faktanya, mereka tetap melanjutkan pengembangan mesin dan berhasil menemukan mitra yaitu Proton KR.

Disinyalir bahwa mesin V4 KTM saat itu dapat memperoleh tenaga layaknya pabrikan Yamaha dan Honda yaitu mencapai 230 HP, berbeda dengan mesin V5 Proton KR yang hanya memperoleh 185 HP.

Kerjasama antara kedua belah pihak pun resmi terjalin pada 2005, dengan Shane Byrne dipilih sebagai pembalapnya.

Sayangnya, kerjasama keduanya hanya bertahan selama 10 balapan di musim 2005, dengan GP Jerman sebagai balapan terakhir mereka.

KTM memutuskan berhenti memberi dukungan dan Shane Byrne tidak bisa melanjutkan perannya di Proton KR, dikarenakan terikat kontrak dengan pabrikan asal Austria tersebut.

Proton KR kembali menggunakan mesin KR5 yang digunakan di tahun 2003-2004, dengan Jeremy McWilliams turun di GP Ceko dan Kurtis Roberts di GP Valencia.

Satu-satunya poin yang dicetak oleh Proton KR-KTM adalah kala Shane Byrne sukses finis ke-15 dalam balapan GP Amerika Serikat di Laguna Seca.***

Sumber:

  • https://www.crash.net/motogp/news/74400/1/proton-kr-to-test-ktm-in-september
  • https://www.crash.net/motogp/news/74575/1/team-kr-admits-secret-ktm-test
  • https://www.crash.net/motogp/news/74623/1/roberts-wont-rule-out-racing-ktm-engine

Rabu, 17 Januari 2024

Ducati akan Punya Tim Satelit di Tahun 2004

Shinya Nakano bersama tim Yamaha D'Antin pada tahun 2003 (Jimin Lai via Getty Images)

Usaha Ducati dalam menambah tim dan pembalap di MotoGP musim 2004 tampaknya mulai mencapai kesepakatan lewat pengumuman di bulan September 2003 mendatang.

Perjanjian antara Dorna dan seluruh tim membuat Ducati tidak bisa langsung bisa membentuk tim baru untuk memberi tempat kepada pembalap World Superbike favorit mereka.

Mereka harus melakukan kesepakatan dengan tim yang sudah ada atau menyewakan tempat dari tim lain untuk membentuk tim baru.

Ducati mengharapkan supaya tim tersebut dapat menghadirkan juara dunia World Superbike 2003 yaitu Neil Hodgson, bersama dengan rekan satu timnya yang nanti akan diumumkan.

Tim yang paling mungkin bisa didekati oleh Ducati adalah WCM dan D'Antin.

Namun, WCM memutuskan untuk mempertahankan posisi mereka dengan menjalankan motor 4 tak buatan mereka sendiri bersama Harris pada musim 2004.

D'Antin pada akhirnya menjadi target utama bagi Ducati, dengan Shinya Nakano atau Makoto Tamada yang akan menjadi kandidat untuk pendamping Hodgson.

Luis D'Antin menjalankan timnya di MotoGP musim 2003 dengan satu pembalap yaitu Shinya Nakano, dan satu tempat lainnya disewakan oleh tim Pramac Honda dengan Makoto Tamada.

Peluang kerjasama antara D'Antin dan Ducati akan membantu membuatnya memperoleh dua pembalap dengan motor Desmosedici GP3.

Nama lain yang akan mendampingi Hodgson adalah Alex Hofmann, yang pada musim 2003 sedang membela tim Kawasaki.

Meski begitu, masih ada pertanyaan mengenai keinginan Yamaha maupun Honda untuk mempertahankan hubungannya dengan D'Antin.

Shinya Nakano tampil cukup baik bersama Yamaha di pertengahan musim 2003 dan cukup rutin mencetak poin di 10 besar.

Makoto Tamada, yang merupakan pembalap debutan saat itu, juga cukup dihargai karena adaptasi yang cepat dengan Honda RC211V.

Selain itu, ia juga menggunakan ban Bridgestone yang nantinya akan dikembangkan untuk musim berikutnya.

Pembalap kedua D'Antin juga diperebutkan oleh Tohru Ukawa, yang cukup tertekan dengan performanya di tim Pons.

Keterlibatan Pramac di tim Pramac Honda dan Camel Pramac Pons juga memunculkan spekulasi bahwa Ukawa bisa saja digantikan oleh Tamada.

Belum lagi, performa brilian Max Biaggi di musim 2003 dapat membuatnya memperoleh spek pabrikan yang saat itu dimiliki Ukawa.

Juru bicara tim D'Antin menyatakan kepada Crash.net bahwa kontrak tim dengan Yamaha akan berakhir di bulan September 2003.

Setelah bulan tersebut, tim akan dibebaskan untuk menandatangani kontrak dengan pabrikan lain, dalam hal ini adalah Ducati yang mengincar D'Antin sebagai tim satelit untuk 2004 .***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/motogp/feature/72864/1/dantin-ducati-deal-announced-in-september

Selasa, 16 Januari 2024

Max Biaggi Mendapat Dukungan dari Repsol untuk Musim 2004

Max Biaggi bersama tim Camel Honda pada tahun 2004 (motogp.com)

Tim satelit Camel Honda mengumumkan bahwa bulan Mei 2004 ini Max Biaggi resmi mendapat dukungan dari Repsol untuk sisa balapan MotoGP di musim tersebut.

Perusahaan minyak dan gas tersebut masih menjadi sponsor tim pabrikan Honda yang saat itu menggunakan duet pembalap Alex Barros dan Nicky Hayden.

Kesepakatan tersebut nantinya akan membuat tulisan Repsol akan ditampilkan di motor Max Biaggi.

"Kami merasa bahagia dalam mengumumkan kemitraan ini. Setelah beberapa tahun bekerja sama di masa lalu, Repsol akan menyediakan kemitraan balap dengan kualitas terbaik dan dirancang khusus untuk motor RC211V milik kami, dengan tujuan untuk memenuhi segala persyaratan teknis yang dimiliki,'' ujar kepala tim Camel Honda yaitu Sito Pons.

Repsol sendiri pernah bekerjasama dengan Pons dalam kejuaraan balap mobil Formula Nissan, dan kerjasama terbaru ini cukup bisa menghilangkan sedikit hambatan antara dukungan Honda Racing Corporation (HRC) kepada Max Biaggi.

Ini menjadi salah satu cara terbaik sebagai rencana candangan apabila Barros dan Hayden gagal meraih gelar MotoGP musim 2004.

Kesepakatan ini diketahui tidak melibatkan Makoto Tamada, yang merupakan rekan satu tim Max Biaggi di Camel Honda.

Awalnya, Repsol ingin melindungi posisi mereka sebagai sponsor dan penyuplai dana di tim pabrikan Honda.

Mereka tidak ingin supaya HRC memberikan perlakuan yang sama kepada pembalap tim satelit Honda yaitu Camel Honda dan Telefonica Movistar Honda.

Namun, hijrahnya Valentino Rossi ke Yamaha dan performa brilian Sete Gibernau dan Max Biaggi membuat Repsol harus berpikir ulang.

Karena hal itulah, Repsol merasa perlu memberi dukungan kepada Max Biaggi untuk bisa bersaing di musim 2004.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/motogp/feature/74059/1/biaggi-gets-repsol-backing

Senin, 15 Januari 2024

Pramac Honda Team Resmi Berkompetisi dalam MotoGP Musim 2003

Makoto Tamada bersama Pramac Honda Team di MotoGP musim 2003 (Motogp.com)

Pramac Racing, tim balap yang berada di bawah naungan perusahaan Pramac Industrial Group dari Tuscani, resmi berkompetisi dalam balapan MotoGP musim 2003.

Seperti dilansir Roadracingworld.com, tanggal 8 Januari 2003 adalah peluncuran bagi tim yang akan bernama Pramac Honda Team ini.

Mereka akan berpartisipasi dengan motor 5 silinder Honda RC211V yang dikendarai pembalap Jepang Makoto Tamada dan menggunakan ban Bridgestone.

Bagi Pramac, keterlibatan di MotoGP akan menjadi langkah besar atas komitmen mereka di dunia olahraga, terutama terkait ketertarikan di balap motor.

Pramac Honda Team dapat hadir pada tahun 2003 ini berkat usaha mereka dalam membeli 1 kursi yang sebelumnya dimiliki oleh tim D'Antin.

Proyek ini merupakan hasil kerjasama Pramac dan Honda Racing Corporation (HRC) serta Bridgestone, yang tertarik dalam melakukan penelitian dan pengembangan di dunia balap motor.

Langkah yang ditempuh Bridgestone ini merupakan bentuk kelanjutan dari dominasi mereka di Formula 1 bersama Ferrari pada saat itu.

Tetsuo Iida sebagai terpilih sebagai Presiden Pramac Racing, berdasarkan latar belakangnya yang telah lama berkarir bersama Honda, terutama jabatan Presiden Honda Eropa yang telah dipegangnya selama 9 tahun.

Selain menjadi Presiden, ia juga akan menjalankan tugas sebagai kepala divisi balap Pramac.

Manajemen utama Pramac Honda Team akan dipercayakan kepada Gianluca Monitron, yang sebelumnya memegang jabatan serupa dalam proyek musim 2002 lalu.

Makoto Tamada, pembalap kelahiran Ehime pada tahun 1976, memiliki latar belakang sebagai runner-up Japanese Superbike dan pernah memenangkan 3 kali balapan World Superbike.

Ia ditantang untuk bisa membantu tim dalam mengembangkan motor Honda RC211V dengan ban Bridgestone.

Pramac Honda Team akan menjalankan tes perdananya pada tanggal 20-22 Januari 2003 di Sepang, Malaysia.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.roadracingworld.com/news/pramac-announces-deal-to-run-tamada-on-a-honda-in-motogp/ 

Minggu, 14 Januari 2024

Convenience Store Lawson: Berawal dari Milik Amerika, Kini Menjadi Milik Jepang

Salah satu iklan Convenience Store Lawson di tahun 1970an (YouTube The Media Hoarder)

Convenience Store merupakan konsep toko yang berbeda dengan minimarket biasa, dimana mereka menawarkan produk berkualitas tinggi yang ditambah dengan tempat bersantai untuk makan dan minum.

Lawson merupakan salah satu convenience store yang namanya cukup populer, bukan hanya di negara asalnya yaitu Jepang, tetapi juga Indonesia.

Mereka bersaing dengan minimarket lokal seperti Alfamart dan Indomaret melalui konsep convenience store yang diterapkannya.

Umumnya orang memahami bahwa Lawson berasal dari Jepang, tetapi sebenarnya mereka merupakan perusahaan asal Amerika Serikat.

Sejarah dimulai pada tahun 1939 ketika seorang pebisnis bernama J.J. Lawson menjajakan minuman susu di sekitar wilayah Cuyahoga Falls, Ohio, Amerika Serikat.

Ia kemudian mendapat ide untuk membangun sebuah toko penjualan susu, daripada dirinya yang harus datang ke rumah warga setempat.

Seiring berjalannya waktu, ia mulai menambahkan produk lainnya seperti makanan, minuman, hingga kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Bisnisnya kemudian berkembang menjadi sebuah convenience store dengan nama "Lawson's" yang bertahan hingga tahun 1985.

Pada tahun tersebut, Consolidated Foods sebagai pemilik Lawson sejak 1959 kemudian berganti nama menjadi Sara Lee Corporation di tahun yang sama, dan mereka melakukan perubahan strategi bisnis perusahaan.

Melansir situs Ideastream.org, Sara Lee kemudian menjual Lawson kepada sebuah perusahaan bernama Dairy Mart, yang kemudian mengganti seluruh nama gerai Lawson.

Sejak 1985, Lawson digantikan oleh Dairy Mart, yang kemudian mengalami kebangkrutan di akhir tahun 2001 dan terpaksa menjual bisnisnya ke Alimentation Couche-Tard sebagai pemilik Circle K.

Singkatnya, nama Lawson di Amerika Serikat telah hilang dan bertransformasi pada saat ini menjadi Circle K.

Meski begitu, ternyata Lawson tidak sepenuhnya hilang dan keberadaannya masih ada sampai saat ini.

Semua berawal dari Consolidated Foods yang mengadakan kerjasama dengan perusahaan ritel asal Jepang yaitu Daiei untuk membuka toko Lawson di Toyonaka City.

Konsep toko berupa convenience store dianggap cukup menarik dan belum pernah diterapkan oleh bisnis serupa di Jepang.

Beberapa tahun kemudian, Daiei menggabungkan Lawson dan menjadikannya sebagai sebuah perusahaan independen yang tampaknya terpisah dari perusahaan resminya di Amerika Serikat.

Karena hal tersebut, Lawson di Jepang tidak terdampak perubahan di Amerika Serikat dan hasilnya adalah nama tersebut masih bertahan sampai kini.

Maka seperti itulah bagaimana Lawson berpindah tangan dari sebelumnya milik Amerika Serikat, dan kini menjadi milik Jepang.

Di Jepang sendiri, Lawson adalah pemain besar di bisnis convenience store yang bersaing ketat dengan FamilyMart dan 7-Eleven.

Kehadirannya di Indonesia juga cukup diperhitungkan, dengan PT Midi Utama Indonesia (Alfamidi) sebagai pemegang lisensi usaha Lawson di Indonesia.

Konsep convenience store yang mereka terapkan juga sangat menarik dan cocok bagi masyarakat Indonesia yang ingin belanja sekaligus bersantai.***

Sumber:

  • https://www.ideastream.org/government-politics/2018-09-11/how-lawsons-a-small-ohio-dairy-became-a-japanese-retail-giant
  • https://www.youtube.com/watch?v=k-C5NrHdTKc (Iklan Lawson di Amerika Serikat pada tahun 1970an)
  • https://www.youtube.com/watch?v=TcysLS6zNJE (Iklan lainnya di tahun 70an)

Sabtu, 13 Januari 2024

Red Bull Yamaha Hadir di MotoGP Musim 2003 Sebagai Harris WCM

Motor balap Harris WCM dalam game MotoGP 4 PS2 (Namco)

Tim balap Red Bull Yamaha WCM akan menghadapi MotoGP musim 2003 dengan kemitraan baru.

Peter Clifford, selaku pendiri tim WCM atau World Championship Motorsports, mengadakan kerjasama dengan Harris Performance Products untuk membangun motor balap yang siap menyaingi pabrikan-pabrikan besar.

MotoGP musim 2003 akan menghadirkan para pembalap dari enam pabrikan, yaitu Honda, Suzuki, Kawasaki, Yamaha, Ducati dan Aprilia yang seluruhnya memiliki tim pabrikan utama.

Meski begitu, WCM dan Harris memiliki cara tersendiri untuk membangun motor mereka, dengan menggunakan inspirasi dari tim independen Proton KR yang cukup mengancam tim pabrikan pada musim 2002 lalu.

Harris sendiri merupakan perusahaan asal Hertford, Inggris, yang telah merancang motor balap Yamaha sejak 1992 melalui YZR500.

Mereka juga melakukan kerjasama dengan pabrikan asal Jepang tersebut lewat tim pabrikan World Superbike dalam periode 1996 hingga 1998.

Setelah itu, mereka dipilih oleh Sauber Petronas Engineering sebagai mitra pembuat sasis untuk proyek MotoGP yang masih belum terlaksana saat itu.

WCM sendiri memiliki latar belakang juara balap motor dengan Yamaha YZR500 sejak 1997 hingga 2002 dan akan membangun pusat pengembangan motor sambil mengembangkan tim.

Sebagai langkah awal, WCM akan menggunakan komponen motor produksi massal Yamaha R1 yang telah dimodifikasi.

Hal ini dilakukan supaya dapat mencapai batas waktu yang ditentukan, dengan mesin dan kepala silinder akan didesain sendiri oleh WCM untuk menyesuaikan dengan aturan di MotoGP.

Dave Hagen dipercaya sebagai penanggung jawab dari proyek ini, apalagi ia merupakan seorang insinyur balap yang cukup dihormati di balap motor 4 tak.

Tim yang nantinya bernama Harris WCM ini akan melakukan pengetesan motor dari angka 180 BHP menuju ke 200 BHP atau lebih.

Kerjasama antara kedua belah pihak ini akan terjadi hingga 2004 dengan memakai mesin dari salah satu pabrikan besar di MotoGP.

Rencana awal WCM sebenarnya bukan bermitra dengan Harris, melainkan menggunakan sasis Moriwaki dengan mesin Honda RCV.

Sayangnya, biaya untuk membeli mesin Honda RCV sangat mahal, ditambah Red Bull sebagai sponsor mereka yang memilih keluar pada tahun 2003 untuk mensponsori KTM di kelas 125cc.

Setelah kehilangan Garry McCoy dan John Hopkins yang hijrah ke Kawasaki dan Suzuki pada musim 2003, mereka memakai jasa pembalap Inggris yaitu Chris Burns dan pembalap Spanyol yaitu Jose David de Gea.*** 

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/motogp/news/71520/1/red-bull-yamaha-reborn-as-harris-wcm

Jumat, 12 Januari 2024

Penyebab Alex Criville Memutuskan Pensiun Jelang MotoGP 2002

Alex Criville dalam tes bersama Yamaha D'Antin pada tahun 2002 (Diario AS)

Alex Criville merupakan pembalap motor asal Spanyol yang menjadi juara balap GP125 pada tahun 1989 dan GP500 pada 1999.

Ia merupakan salah satu musuh bebuyutan dari pembalap Australia yaitu Mick Doohan, ketika keduanya menjadi rekan di tim pabrikan Honda sejak 1994.

Ia sukses menjadi juara dunia di musim 1999, dimana pada saat itu Doohan telah memutuskan pensiun usai cedera yang dialami pada awal musim.

Sayangnya, ia kehilangan kemampuannya pada musim 2000-2001 yang membuat dirinya memutuskan untuk meninggalkan pabrikan Honda.

Rencana awalnya adalah pada MotoGP musim 2002 mendatang ia akan bergabung ke tim D'Antin Yamaha dengan menjadi rekan satu tim Norick Abe.

Ia juga turut membawa Repsol, perusahaan minyak dan gas asal Spanyol, sebagai sponsor untuk tim barunya.

Semua tampak berjalan baik-baik saja sampai akhirnya ia memutuskan pensiun pada tanggal 11 Februari 2002, seperti yang disampaikan situs Motorcycle News (MCN).

Dalam berita tanggal 18 Februari 2002, ia sempat mengatakan bahwa ada kemungkinan dirinya hanya beristirahat selama kurang lebih 6 bulan.

Alasan ia mengambil keputusan tersebut karena masalah kesehatan berupa kehilangan kesadaran, yang disebut sudah diderita olehnya sejak 1999.

Pada saat itu, ia memilih meninggalkan tim yang dipimpin oleh Luis D'Antin untuk menemui spesialis neurologi di Kanada.

"Sejak tahun 1999, saya mengalami keadaan dimana saya kehilangan kesadaran sementara dari waktu ke waktu. Meski tidak serius, saya melakukan konsultasi dengan ahli dan mereka meminta saya untuk sementara berhenti balapan dan menjalani lebih banyak tes," ujar Criville.

Ia mengaku masih mampu untuk menjalani MotoGP musim 2002, tetapi dirinya juga disarankan untuk benar-benar pensiun.

Ini disebabkan oleh keadaan yang bisa mempengaruhi balapannya dan menuntut dirinya untuk mendapat pengawasan medis yang ketat.

Angel Villamor, selaku dokter yang menangani Criville, juga belum mengetahui penyebab pasti dari masalah tersebut.

"Kami harus melakukan pengujian yang lebih spesifik untuk mengetahui masalah yang dialami Criville dan hal tersebut belum bisa dilakukan dalam waktu dekat," ujar Villamor.

Kejadian ini pada akhirnya membuat Luis D'Antin sebagai pemilik tim harus segera mencari pengganti untuk Alex Criville.

Pada akhirnya, Alex Criville benar-benar pensiun dan tidak pernah membalap di MotoGP musim 2002, dengan posisinya digantikan oleh Pere Riba dan kemudian Jose Luis Cardoso.

Repsol sendiri pada akhirnya kembali menjadi sponsor utama Honda, dan status mereka di tim Yamaha D'Antin adalah menjadi sponsor pendukung.***

Sumber:
  • https://www.motorcyclenews.com/sport/motogp/2002/february/criville-announces-retirement/
  • https://www.motorcyclenews.com/sport/motogp/2002/february/criville-ill-be-back-i-hope/

Kamis, 11 Januari 2024

Rokok Fortuna Masih Akan Mensponsori Roberto Rolfo pada Musim 2003

Roberto Rolfo bersama tim Fortuna Honda pada tahun 2003 (Robert Cianflone via Getty Images)

Roberto Rolfo akan bertahan di kelas GP250 bersama sponsor rokok asal Spanyol yaitu Fortuna, untuk musim 2003 mendatang.

Pembalap berusia 22 tahun asal Turin, Italia tersebut akan bertahan di kelas yang sama pada musim 2003 bersama Honda dan Fortuna, hanya saja timnya nanti akan dipimpin oleh sosok asal Spanyol yaitu Dani Amatriain.

Pada musim sebelumnya (2002), Fausto Gresini merupakan sosok yang menaungi Rolfo dan Emilio Alzamora di tim Fortuna Honda, tetapi mulai musim 2003 ini ia ingin fokus di kelas MotoGP lewat tim Telefonica MoviStar Honda bersama Daijiro Kato dan Sete Gibernau.

Meski berpindah tim, Rolfo masih dianggap sebagai salah satu kandidat juara dunia GP250 musim 2003, setelah mengakhiri musim sebelumnya di posisi ketiga klasemen dan hanya berada di bawah Marco Melandri dan Fonsi Nieto.

Mengingat Marco Melandri naik kelas bersama Yamaha, Rolfo akan bersaing dengan Nieto serta pembalap lainnya seperti Sebastian Porto hingga Manuel Poggiali.

"Saya sangat bahagia bisa bertahan bersama Honda dan bisa mengembangkan proyek motor baru RSW 250," ujar Rolfo.

Ia sudah menguji motor tersebut setelah balapan terakhir musim 2002 dan mengaku siap bersaing dalam berebut gelar juara dunia.

Meski menyebut bahwa motor RSW 250 masih belum sebaik NSR 250, ia akan berusaha keras dan mencoba meraih kepercayaan dari pihak sponsor Fortuna dan pabrikan Honda.

"Saya sangat puas dengan pekerjaan saya musim ini dan 100 persen merasa sangat positif. Saya ingin mempersiapkan diri agar bisa kompetitif pada musim 2003 ini,'' tutupnya.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/motogp/news/71512/1/fortuna-continues-to-smile-on-rolfo

Rabu, 10 Januari 2024

Heboh! Soeharto "Hidup" Lagi dan Beri Pesan Seperti Ini

Soeharto ''hidup'' lagi (YouTube Erwin Aksa)

Dunia maya belakangan ini dihebohkan dengan video yang menggambarkan mendiang Presiden Soeharto yang "hidup" lagi dan menyampaikan pesan kepada masyarakat Indonesia.

Video yang dipublikasikan oleh akun YouTube Erwin Aksa ini dibuat menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI).

Dalam akun tersebut, setidaknya terdapat dua video yang menampilkan mendiang Presiden kedua Indonesia tersebut.

Video pertama berjudul "Pesan dari Pak Soeharto di Tahun 2024" yang diunggah tepat pada tanggal 1 Januari yang lalu.

Pada video tersebut, mendiang Presiden Soeharto tampil dengan baju serba biru dengan latar belakang emas.

Ia memulai video dengan ucapan selamat tahun baru 2024 bagi seluruh masyarakat Indonesia dan memberi harapan berupa kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan.

"Mari kita berkomitmen untuk menjadi bagian dari kemajuan bangsa Indonesia. Kita semua memiliki peran penting dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju, sejahtera, dan harmonis,'' ujar Soeharto.

Video kedua berjudul "Pesan Soeharto Dalam Menghadapi Pemilu 2024" yang diunggah pada 8 Januari 2024.

Ia ditampilkan dalam video kedua dengan mengenakan batik dengan latar belakang agak kekuningan.

Ia menyampaikan pesan bahwa pada tanggal 14 Februari 2024, masyarakat akan berkumpul untuk menentukan nasib bangsa dengan memilih wakil rakyat yang bisa mendengar aspirasi masyarakat.

"Saya Presiden Soeharto, Presiden Indonesia yang ke-2, mengajak anda untuk memilih wakil rakyat dari Golkar, yang bisa melanjutkan mimpi saya tentang kemajuan Indonesia," tegasnya.

Dirinya memiliki impian untuk membangun Indonesia yang maju dan sejahtera lewat pembangunan infrastruktur dengan menggunakan insinyur dari dalam negeri.

Satu hal yang cukup menarik dari video tersebut adalah ketika ia menyebut Presiden Jokowi, yang bahkan pada saat dirinya meninggal pun belum begitu dikenal.

"Presiden Jokowi dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah melanjutkan pekerjaan penting,'' lanjutnya.

Belum lagi, ia menjelaskan dalam video tersebut tentang keinginannya membangun sekolah AI dan keamanan siber sebagai tempat masyarakat Indonesia dalam upaya memimpin dunia teknologi.

Mimpi lainnya adalah harga sembako yang stabil, rakyat bebas dari kelaparan, Bulog sebagai lembaga yang menjamin keamanan pangan masyarakat.

Ia mengakhiri video tersebut dengan pesan kepada masyarakat supaya memilih Golkar, agar tujuan dan mimpi tersebut bisa terwujud.

Sebagai pengunggah, Erwin Aksa mengklaim terdapat tujuan mulia dari video tersebut, yaitu untuk mengingatkan masyarakat tentang betapa pentingnya suara di Pemilu 2024.

Meski diliputi banyak kontroversi dan klaim sebagai pemimpin diktator, Presiden Soeharto masih dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai Presiden terbaik Indonesia hingga saat ini.***


Sumber: Youtube Erwin Aksa

  • https://www.youtube.com/watch?v=rIuN2s1XUmI
  • https://www.youtube.com/watch?v=fitoywrptn4

Selasa, 09 Januari 2024

Pentingnya untuk Update Berita di Media Sosial

Ilustrasi berita di media sosial (Pikisuperstar via Freepik)

Saat ini, perkembangan internet begitu masif dengan media sosial sudah menjamur dan menjadi bagian dari masyarakat saat ini.

Banyak informasi mudah diperoleh hanya melalui media sosial, dimana banyak sekali peristiwa terkini yang terjadi setiap saat.

Penyebaran informasi tersebut dianggap jauh lebih cepat dibandingkan berita yang disampaikan di televisi maupun surat kabar.

Berkat media sosial, masyarakat dapat mengetahui terlebih dahulu tentang peristiwa yang saat ini sedang viral.

Penting bagi masyarakat untuk bisa terus melakukan update terhadap berita-berita di media sosial, tujuannya adalah supaya mereka mengetahui informasi yang sedang terjadi.

Dengan informasi tersebut, masyarakat menjadi peka dan menyadari tentang masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari.

Tentu saja, dalam penyebarannya pun diperlukan adanya pemeriksaan terlebih dahulu mengenai benar atau tidaknya informasi yang disampaikan.

Masyarakat dianjurkan untuk tidak langsung memberi kesimpulan atau menghakimi suatu hal sebelum mengetahui kebenarannya.

Hal ini bertujuan dalam mencegah adanya kesalahan dalam penyebaran informasi maupun kesalahpahaman yang dialami masyarakat.

Update berita di media sosial seringkali dilakukan oleh beberapa akun berita baik skala kecil maupun skala besar.

Mereka ingin mendapatkan jumlah klik maupun jumlah lihat berita yang tinggi dari pengguna, sehingga update berita adalah hal yang penting untuk dilakukan.

Tidak ketinggalan, mereka memanfaatkan momen untuk membuat dan menyebarkan berita sampingan yang memiliki keterkaitan dengan hal yang sedang viral.

Perlu diketahui bahwa terkadang ada juga akun berita nakal yang asal memposting dan melakukan penghakiman tanpa mencari fakta sebenarnya.

Akun-akun tersebut memiliki tujuan untuk memicu adanya perdebatan hingga perselisihan, sementara mereka hanya cukup menikmati jumlah klik maupun jumlah lihat yang diperoleh.

Belum lagi, mereka juga terus-menerus memanfaatkan momen dengan memproduksi postingan sejenis yang terus memicu dampak negatif.

Hal ini harus dihindari, karena tujuan dalam menyampaikan berita adalah supaya masyarakat memperoleh informasi yang jelas dan akurat.

Kita tentu harus lebih berhati-hati dalam menyampaikan berita yang populer saat ini dan harus mengutamakan rasa tanggung jawab selain mencari keuntungan semata.

Kita perlu untuk terus memantau perkembangan informasi dengan update berita di media sosial untuk bisa memahami keadaan di masa kini.***

Senin, 08 Januari 2024

Tidak untuk Dilihat

Jika kalian ingin tahu apa yang ada di sini

Kalian harus tahu bahwa semua ini hanyalah suara hatiku

Semua tidak dimaksudkan untuk bisa dimengerti

Semua ini hanya sebagai pelampiasan

Segala sesuatu yang datang dalam pikiranku

Harus dicurahkan dengan segera

Aku tidak berpikir bahwa semua ini akan berharga

Kadang aku merasa bahwa semua ini tidak untuk dilihat

Semua ini hanya tentang bagaimana aku merenungi diri

Mencoba mengerti tentang apa yang ada di dalam hati

Terserah kalian tentang bagaimana menilaiku

Tetapi inilah caraku untuk bisa mengungkapkan rasa

Karena aku benar-benar sulit untuk melakukannya

Ketika aku berada di hadapan kalian