Individu ini lebih sering menahan dan memendam rasanya untuk dirinya sendiri. Dia tahu bahwa seharusnya bisa mengeluh dan protes kepada orang lain terkait masalahnya, tetapi dia memutuskan untuk menghindarinya karena tidak ingin membuat masalah.
Kesempatan itu dimanfaatkan orang lain untuk menyerang mentalnya dan merusak dirinya. Dia tahu bahwa dirinya kesakitan, tetapi ia memilih membiarkannya dan meyakini semua itu akan hilang dengan sendirinya.
Ternyata, dia punya rencana lain. Dia memilih menimbun semua hal negatif yang diberikan oleh orang lain untuk nantinya dimanfaatkan di waktu tertentu. Tidak ada yang akan tahu mengenai kapan hal itu akan terjadi, bahkan tidak ada yang menyangka bahwa semua yang akan terjadi justru di luar perkiraan.
Suatu hari, dia bekerja seperti biasa dan orang lain mengganggunya. Dia pun menoleh dan memberi senyum serta mengajak bicara. Mereka tidak pernah tahu kalau diri mereka sedang dalam bahaya yang sangat besar. Sesuatu pun kemudian terjadi secara tiba-tiba. Ada sesuatu yang meledak.
Dia Meledak. Kekesalannya tidak bisa tertahankan. Mereka banyak yang jatuh, terkapar, dan syok. Mereka tidak pernah menyangka bahwa mereka menjadi korban dari ledakan tersebut.
Mereka tampak ketakutan, tetapi dia tetap datang untuk mendekati dan menenangkan mereka.
"Ada apa? Kalian takut? Apa yang harus ditakutkan? Ini bukan masalah serius. Aku tahu kalian tidak menganggap ini serius. Kalian bisa memancingku terus. Kalian adalah pemenang dan Aku yang kalah!" ujarnya.
Sejak ledakan itu, tidak ada yang berani mengganggunya. Dia tahu bahwa dirinya mulai ditakuti, sehingga ia meminta mereka untuk tetap tenang dan tidak menjauhinya.
Ia tetap terbuka dan mempersilakan untuk diganggu hingga kesal, tetapi mereka harus tahu tentang apa yang harus dibayar dan tidak perlu kaget jika hal yang sama terulang kembali.
Apapun bisa terjadi secara tidak diduga. Orang-orang harus mempersiapkannya, meskipun hal tersebut belum tentu terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar