Ilustrasi orang yang mengalami kesulitan (Adobe Stock) |
Saya menghadapi beragam rintangan serta kesulitan. Pekerjaan saat ini tidaklah tetap dan belum tentu menjanjkan dari segi bayaran. Ini memang sesuai dengan apa yang diinginkan, tetapi saya perlu belajar lebih keras dan memperbaiki banyak masalah untuk menghasilkan yang lebih baik.
Banyak orang yang menghadapi kesulitan yang sama, baik yang kecil hingga besar. Mereka memiliki beragam cara untuk bisa bertahan menghadapi kesulitan tersebut. Namun, ada beberapa yang menyerah dan memutuskan untuk selesai dari hidupnya.
Seringkali saya membaca berbagai berita tentang kasus seperti ini dengan beragam penyebab, seperti terjerat utang hingga dibully di dunia nyata hingga dunia maya.
Kasus yang berakhir dengan seseorang mengakhiri hidupnya itu selain karena perilaku bullying, juga karena ketidakmampuannya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Ketidakmampuan hingga kebuntuan inilah yang menyebabkan mereka tidak memiliki cara lain, sehingga mereka memilih cara cepat untuk ditempuh, meski pada akhirnya menyiksa mereka.
Seringkali ketika saya membaca komentar dalam kasus seperti ini, banyak yang menggunakan nada menghina hingga merendahkan orang yang melakukan tindakan tersebut.
Apa yang dilakukan pelaku tindakan tersebut memang salah, tetapi ucapan hingga ketikan menghina dari masyarakat justru lebih menyakitkan.
Banyak yang mereka katakan mulai dari mental tempe, lemah, kurang iman, dan sebagainya. Hal-hal seperti itulah yang membuat korban semakin terpuruk bahkan setelah ia tiada sekalipun.
Hal yang paling jahat dan mengerikan adalah ketika orang-orang tersebut merendahkan dan menghina korban jauh sebelum kematiannya.
Mereka berusaha untuk menghancurkan mental korbannya dan memancingnya untuk melakukan tindakan yang terlarang tersebut, seperti meminta atau memaksanya untuk segera pergi karena ia tidak lagi berguna atau dibutuhkan lagi di dunia ini.
Ketika korban benar-benar telah tiada setelah melakukan perbuatan tersebut, orang-orang itu tetap menghina dan menghujatnya.
Sang korban benar-benar kalah. Ia dirusak dan dihina ketika masih ada dan telah tiada. Ia telah memberikan pintu untuk para penghina, sementara dirinya pergi dengan cara yang tragis dan sia-sia.
Alasan inilah yang membuat saya memutuskan untuk tetap bertahan dan berjuang dalam menghadapi kerasnya dunia dan segala permasalahannya.
Saya menolak kalah. Saya masih percaya bahwa dibalik kegelapan, masih ada cahaya yang menyinari dan itu dapat membantu serta menyelamatkan saya dari kesulitan yang dihadapi.
Tentunya saya juga masih bersemangat untuk mencari pengalaman dan mewujudkan beberapa impian di dunia ini yang masih belum diraih atau dilakukan.
Saya berusaha untuk tidak terpengaruh atau terpancing dengan omongan negatif yang bisa mengarah ke tindakan menghabisi diri sendiri. Jika saya terpancing sehingga sampai melakukan tindakan itu, saya jelas kalah dan mereka pun menang.
Kepada siapapun yang membaca ini, saya meminta kalian supaya tidak melakukan tindakan-tindakan yang memicu seseorang untuk mengakhiri hidupnya.
Apabila orang tersebut mengalami kesulitan dan butuh bantuan, maka bantulah dia dengan cara yang baik. Beri dukungan dengan cara membuatnya berharga dan merasa bahagia. Kalian juga dapat membantunya melalui dukungan secara agama seperti doa untuk mengarahkannya menuju arah yang lebih baik.
Apabila semua cara untuk membantu tidak berhasil, kalian cukup diam dan jangan berucap atau menuliskan segala sesuatu yang dapat memicu orang tersebut untuk melakukan tindakan seperti itu.
Kita semua harus berjuang dan terus bertahan. Hidup memang sulit, tetapi kita harus menghadapi dan menyelesaikannya. Saya berpesan untuk diri sendiri supaya jangan menyerah terlalu cepat.
Satu hal yang paling penting: Saya harus bisa bertahan dan jangan pernah membiarkan orang-orang yang menghujat tersebut bisa meraih kemenangan dengan mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar