Lorenzo Dalla Porta bersama tim Pertamina Mandalika SAG Racing Team (sumber: MotoGP) |
Bagi anda yang menyaksikan Moto2, mungkin tidak asing dengan nama Lorenzo Dalla Porta. Pembalap yang saat ini berusia 25 tahun ini sudah berada di musim keempatnya di Moto2 dan kini ia bergabung di tim kebanggaan Indonesia (dengan kerjasama Spanyol juga tentunya) yaitu Pertamina Mandalika SAG Racing Team.
Lorenzo Dalla Porta sendiri sebenarnya memiliki karir yang cemerlang, dengan meraih gelar juara dunia pada FIM CEV Moto3 Junior World Championship (sekarang Junior GP) pada musim 2016. Pada musim 2015 dan 2016 ia sempat tampil di beberapa seri balap Moto3 dan berhasil mendulang beberapa poin.
Pada musim 2017, kesempatan pun datang ketika Dalla Porta berhasil menjadi pembalap Aspar Team yang saat itu menggunakan motor asal India yaitu Mahindra. Meski hanya meraih sembilan poin, hasil tersebut sudah cukup untuk membuatnya ditarik ke salah satu tim unggulan di Moto3 yaitu Leopard Racing untuk musim 2018.
Ia berduet dengan Enea Bastianini, yang kini sudah ada di MotoGP. Kemenangan perdananya diraih di GP San Marino, dan ditambah dengan empat podium lainnya, ia berhasil finis di posisi kelima klasemen dengan 279 poin.
Musim berikutnya menjadi musim tersukses sepanjang karirnya, dimana 11 kali podium dan 4 kali menang balapan yang diraihnya membuat Dalla Porta menjadi juara dunia Moto3 musim 2019. Ia bahkan unggul jauh dari pesaing terdekatnya yaitu Aron Canet dengan selisih 79 poin.
Dalla Porta pun naik ke kelas Moto2 bersama Italtrans Racing Team pada musim 2020 dan kembali berduet dengan Bastianini. Disinilah masalah mulai muncul baginya, dimana sebagai juara dunia Moto3 musim 2019 maka ia diharapkan bisa bersaing di papan atas.
Kenyataannya adalah Dalla Porta kalah saing dengan Bastianini, ditambah pada musim tersebut ia cuma dua kali finis dan hanya meraih lima poin. Meskipun mengherankan, namun banyak yang beranggapan bahwa barangkali Dalla Porta masih kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan motor balap Moto2.
Pada musim 2021 dan 2022, Dalla Porta masih di tim yang sama dan dipasangkan dengan Joe Roberts. Dalla Porta justru masih tidak menunjukkan peningkatan, dan hanya meraih poin beberapa kali saja. Sisanya, ia lebih sering menyelesaikan balapan di bawah 15 besar dan pada beberapa seri ia mengalami gagal finis.
Setelah tiga musim di Italtrans, Dalla Porta pun pindah ke Pertamina Mandalika SAG Racing Team untuk musim 2023 dengan menjadi rekan Bo Bendsneyder. Pindah tim pun masih belum memberi perubahan berarti baginya, apalagi Bendsneyder sudah meraih podium ketiga di GP Amerika, sementara Dalla Porta belum sama sekali meraih podium sepanjang karirnya di Moto2. Bahkan di musim ini, ia belum meraih satu poin pun!
Masih menjadi misteri tentang mengapa Lorenzo Dalla Porta sulit bersaing di Moto2 padahal sudah tiga musim ia lalui. Sering finis di luar 15 besar yang merupakan zona poin, ditambah dengan selalu dikalahkan rekan satu timnya membuat posisi Dalla Porta terancam di Moto2.
Apa yang sebenarnya menjadi masalah Lorenzo Dalla Porta? Mungkinkah motor balap Moto2 sulit dikendalikan? Memang hanya sang pembalap yang tahu. Tetapi ia sendiri harus segera menemukan masalah dan memperbaiki diri, karena ia bisa saja digantikan atau dipaksa beralih ke balapan lain seperti World Supersport, seandainya ia masih belum menunjukkan performa yang signifikan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar