Kamis, 10 November 2016

Pilihanku

Aku merasa bersalah dan menyesal.
Sesungguhnya aku tidak mau melakukannya.
Namun tiada jalan lain yang bisa dipilih.
Mereka yang menyuruhku begini.

Mengapa aku terlalu patuh?
Mengapa aku terlalu lemah?
Dan mengapa aku tidak bisa bilang tidak?
Sungguh mudahnya aku terbujuk mereka.

Ada dua sisi yang bertentangan.
Haruskah aku ikut kebohongan,
Hanya demi teman-temanku?
Atau bertahan kepada kejujuran?

Saat aku memilih kebohongan,
Kuselamatkan teman-temanku.
Tetapi aku tidak akan bisa tenang,
Karena dosa yang mengejarku.

Saat aku memilih kejujuran,
Aku telah berbuat kebenaran.
Namun, itu semua ada bayarannya.
Teman-temanku akan menghinaku.

Dua sisi itu terus menghantuiku.
Ketika aku memilih salah satu,
Maka akan ada yang kukorbankan.
Tiada pilihan tanpa adanya risiko.

Aku bukanlah orang yang bijak.
Dan aku juga tidak pandai memilih.
Aku hanyalah orang biasa,
Yang tidak lepas dari kekecewaan.

Hanya satu yang kuinginkan dari kalian.
Aku ingin dianggap ada oleh kalian.
Aku ingin kalian mendukung pilihanku,
Pilihan yang baik ataupun yang buruk.

Biarkanlah aku untuk memilih.
Ini pilihanku, bukan pilihan kalian.
Jika kalian tidak menginginkannya,
Aku tidak memaksa kalian untuk ikut.

Aku berada di antara dua pilihan.
Kalian memintaku memilih salah satu.
Jika aku mendapatkan masalah,
Janganlah kalian pergi dan lari.

Kita akan tanggung semua masalah ini.
Kita akan selesaikan bersama-sama.
Karena aku memilih untuk kalian,
Dan kita semua yang menghadapi ini.

Jika aku memilih yang tidak kalian sukai,
Kalian berhak marah dan kecewa padaku.
Namun, kalian tidak bisa memaksaku.
Karena bagiku, pilihan ini adalah yang terbaik.

Tulisan ini dibuat pada tanggal 9 Oktober 2016, dan direvisi pada tanggal 10 November 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar