Rabu, 01 Januari 2025

Pejwan 2025

Begitu cepatnya 2024 berlalu dan kini tahun berganti lagi yaitu 2025.

Rencana tidak mungkin saya untuk menulis blog 1 hari 1 posting selama 1 tahun penuh sudah terpenuhi, dan saya baru menyadari bahwa ada 366 hari di tahun 2024 (karena tahun kabisat dimana ada tanggal 29 Februari).

Di samping itu, saya masih bergulat dengan pekerjaan lainnya yaitu sebagai penulis di sebuah portal berita online, meski hasilnya semakin hari semakin kecil saja karena jumlah klik yang sangat rendah.

Untuk tahun 2025 ini, sepertinya rencana untuk 1 hari 1 posting tidak akan dilakukan lagi entah sampai kapan.

Saya akan mengusahakan untuk mencari pekerjaan tetap hingga mengikuti beragam pelatihan yang bisa membantu dalam menambah ilmu.

Pada saat ini, mencari kerja membutuhkan persyaratan yang harus saya akui sangat sulit dan hampir tidak bisa untuk didapatkan, kecuali lewat jalan cepat, memiliki latar belakang tertentu, hingga melampirkan portfolio terkait proyek yang pernah dikerjakan.

Saya terlalu banyak diam dan terlalu banyak berencana tanpa pernah mewujudkannya.

Ini jelas sangat berbahaya, mengingat keadaan ekonomi negara ini yang semakin hari semakin mendesak.

Semua ini bergantung kepada saya, yang hingga kini masih mengalami keraguan dan ketakutan dalam menempuh sesuatu.

Masalah ini perlu diatasi secepatnya karena saya mulai merasakan keadaan ini semakin hari semakin memburuk jika terus dibiarkan tanpa penyelesaian.

Meski mengalami kesulitan, saya tidak ingin menyerah dan berhenti begitu saja.

Jika saya menyerah, maka seluruh kehidupan saya akan berakhir lebih cepat dan saya akan jatuh dalam kesengsaraan.

Penderitaan dan kegagalan yang saya rasakan di masa lalu tidak boleh lagi terus diratapi dan diingat kembali.

Saya membutuhkan ketelitian dan kemampuan yang lebih baik serta bantuan maupun nasihat dari orang lain.

Jika biasanya saya selalu tertarik untuk melakukan segala sesuatu secara sendiri, kini saya sudah sulit untuk melakukannya lagi.

Hal ini dikarenakan saya sering kali tidak terpikiran dan tidak peduli terhadap sesuatu yang penting, sehingga semua itu lewat begitu saja meski saya sangat membutuhkannya.

Saya perlu berubah dengan cara apapun, dan tentunya dengan bantuan dari orang lain.

Pejwan 2025 atau halaman pertama dari tahun baru ini bisa jadi akan berakhir seperti tahun 2024 lalu yaitu sekadar harapan.

Namun, saya tidak ingin tinggal diam dan membiarkan semua itu terulang lagi.

Saya adalah kuncinya.
Lakukan atau hancur sekarang juga.

Selasa, 31 Desember 2024

Mengingat Kembali Sepanjang 2024 untuk Mempersiapkan Diri Menuju 2025

Ilustrasi perayaan tahun baru (Freepik)
Tanggal 31 Desember hari ini adalah penghujung tahun 2024 dan esok harinya kita akan memulai tahun baru Masehi yaitu 2025.

Sepanjang 2024 ini banyak sekali kejadian yang dihadapi oleh seluruh masyarakat.

Beberapa di antaranya membahagiakan dan luar biasa, tetapi ada juga yang menyedihkan dan menyakitkan.

Dalam konteks membahagiakan, beberapa orang meraih kesuksesan dan pencapaian sejak awal hingga akhir bulan.

Sebaliknya, ada juga beragam peristiwa tidak membahagiakan yang tentunya sangat menusuk di hati.

Bahkan, negara Indonesia ini menghadapi serangkaian momen bahagia hingga problema yang melanda.

Karena hal itu, sebagian masyarakat bisa menganggap bahwa 2024 sebagai tahun terbaik dan tahun terburuk.

Mengingat tahun 2025 akan datang sebentar lagi, kita bisa melihat kembali apa yang terjadi pada 2024 lalu.

Banyak sekali optimisme dan harapan supaya kehidupan masyarakat hingga negara bisa menjadi lebih baik.

Meski begitu, tidak mudah untuk bisa melalui semuanya karena adanya beragam tantangan.

Tantangan tersebut tentunya akan mempengaruhi kehidupan kita dan bagaimana cara dalam menanggapinya.

Bisa saja pada 2025 nanti kita akan lebih sukses atau bisa juga hasilnya tidak sebaik atau lebih buruk pada 2024.

Untuk mengakhiri tahun 2024 ini, kita bisa merayakan atau menikmatinya dengan cara kita sendiri.

Namun, pastikan bahwa apa yang dilakukan tidak merugikan dan berakhir dengan sia-sia.

Tahun 2025 adalah awal baru dalam cerita kita yang nantinya akan berjalan panjang.

Semuanya ada pada kita sendiri, kita bisa membuat sebuah cerita yang luar biasa lewat berbagai pengalaman yang baik maupun buruk.

Pada akhirnya, kita harus bersiap di tahun baru ini dalam menghadapi kondisi apapun.

Jika mendapatkan kesuksesan, kita layak untuk berbangga, menikmati dan mensyukurinya.

Jika mengalami momen kurang baik, kita harus dapat menerima dan menghadapi tantangan serta cobaan dengan sepenuh hati.

Jangan lupa untuk memperkuat diri dan segera bangkit dari keterpurukan, sampai kemudian bisa meraih kebahagiaan seperti yang diinginkan.***

Senin, 30 Desember 2024

"Strange Days", Film Inovatif dengan Latar Malam Tahun Baru

Poster film Strange Days (20th Century Fox)
Merayakan malam tahun baru bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah menonton film.

Beberapa rekomendasi film maupun TV series dapat dinikmati selagi menunggu waktu pergantian tahun tiba.

Salah satu yang cukup menarik dan jarang dibicarakan adalah film berjudul "Strange Days" yang rilis pada tahun 1995.

Film ini diperkuat beberapa bintang ternama seperti Ralph Fiennes, Angela Bassett, Juliette Lewis, Tom Sizemore, Michael Wincott, William Fichtner hingga Vincent D'Onofrio.

Produser dan penulis naskahnya adalah James Cameron, sutradara yang terkenal lewat The Terminator, Titanic, hingga Avatar.

Film dengan naskah yang ditulisnya bersama Jay Cocks ini disutradarai oleh Kathryn Bigelow, mantan istri Cameron yang kemudian meraih penghargaan lewat film The Hurt Locker pada tahun 2008.

Berlatar pada akhir tahun 1999 dan menjelang malam tahun baru 2000, "Strange Days" bisa dibilang menyisipkan tema science fiction dan thriller dalam kisah percintaan.

Lenny Nero (Fiennes), seorang mantan anggota kepolisian, terlibat bisnis ilegal terkait sebuah peralatan canggih.

Peralatan canggih yang disebut SQUID dalam film ini merupakan bagian dari unsur inovatif dalam teknologi.

SQUID diketahui bisa merekam kegiatan dari pemakainya, seperti kenangan hingga perasaan secara fisik melalui otak besar, dimana alat tersebut menggunakan konsep layaknya mini disc.

Lenny tidak bisa melupakan kenangan dengan mantan kekasihnya yaitu Faith Justin (Lewis), yang kini sudah mempunyai kekasih baru bernama Philo Gant (Wincott).

Ia bertahan melalui dukungan dari kedua sahabatnya yaitu Max Peltier (Sizemore) yang merupakan seorang private investigator dan Lornette "Mace" Mason (Bassett) yang merupakan seorang bodyguard.

Dalam perkembangannya, terjadi sebuah pembunuhan yang dibuktikan lewat salah satu rekaman dari SQUID tersebut.

Kejadian ini membuat Lenny dan Mace bekerjasama untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, apalagi kita mereka menyadari bahwa pembunuhan tersebut melibatkan orang-orang terdekat.

Saat rilis pada Oktober 1995 lalu, "Strange Days" gagal secara box office dan mendapat kritikan beragam.

Meski mendapat tanggapan baik terkait akting, tampilan dan sinematografi, film ini dikritik terutama dalam aspek kekerasan yang ditampilkannya.

Dalam film berdurasi 145 menit ini, terdapat beberapa aspek dalam cerita yang barangkali masih memiliki hubungan dengan kejadian di masa kini.

Salah satu hal yang perlu disorot dalam film ini adalah tentang bagaimana seseorang mampu menerima dan membedakan terkait kenyataan dan fantasi.

Konsep brilian yang ditampilkan dalam film ini adalah terkait bagaimana cara menampilkan adegan seseorang yang menggunakan peralatan SQUID.

Peralatan ini menampilkan penggunanya melalui sudut pandang orang pertama, dengan pengambilan gambar yang cukup rumit tetapi hasilnya bisa dikatakan cukup luar biasa saat ditampilkan dalam film.

Mengingat cerita dan aspek yang disampaikan cukup berat, film ini sepatutnya tidak cukup hanya ditonton 1 kali saja.

Namun, film ini dapat menemani kita untuk menghabiskan waktu di malam tahun baru, terutama karena adegan terakhirnya yang menampilkan pergantian dari tahun 1999 menuju ke tahun 2000.***

Minggu, 29 Desember 2024

Max Biaggi Menjadi Pembalap Terbaik Yamaha di Musim 1999

Max Biaggi di musim 1999 (MotoGP)
Yamaha kembali menghadapi balapan kelas utama 500cc musim 1999 ini dengan penuh keyakinan.

Max Biaggi dan Carlos Checa berada di tim pabrikan Marlboro Yamaha Racing Team, sementara Simon Crafar dan Regis Laconi di Red Bull Yamaha WCM dan Norifumi Abe di Antena 3 Yamaha D'Antin.

Seluruh pembalap menggunakan motor YZR500, dengan Biaggi menjadi yang terbaik di musim tersebut yaitu posisi 4 klasemen akhir pembalap.

Total 3 kemenangan diraih Yamaha di musim tersebut, masing-masing oleh Biaggi, Abe dan Laconi.

Usai gagal menunjukkan performa terbaiknya di 2 balapan awal, Biaggi menunjukkan kebangkitan dalam balapan ketiga di Spanyol.

Ia bersaing ketat dengan pembalap tuan rumah Alex Criville (Repsol Honda), yang berhasil menang dengan selisih tipis yaitu 0,15 detik darinya.

Usai kecelakaan di seri Prancis, ia berjuang melawan cedera dalam balapan kandang di Italia dan sukses meraih posisi kedua dalam balapan.

Meski begitu, dampak dari cedera tersebut membuat penampilannya kurang baik dan harapannya untuk meraih gelar juara dunia tampak pudar.

Ia menunjukkan kebangkitan di beberapa balapan terakhir, dengan meraih kemenangan perdananya bersama Yamaha dalam GP Afrika Selatan.

Rekan satu tim Biaggi yaitu Checa, berada di posisi 7 pada klasemen akhir pembalap dengan satu-satunya podium diraih di balapan pertama yaitu GP Malaysia.

Abe, yang berada di Yamaha D'Antin, mengakhiri musim 1999 dengan berada di posisi 6 klasemen akhir pembalap.

Ia meraih 1 kemenangan di GP Rio Brasil dan 3 kali finis ketiga di GP Jepang, GP Jerman dan GP Argentina.

Laconi, yang menghabiskan sepanjang musimnya di papan tengah bersama WCM, mencuri perhatian dengan menjadi juara GP Valencia dan posisi 3 dalam balapan GP Australia.

Crafar tidak mampu mengulang penampilan apiknya di musim 1998, dimana ia kemudian digantikan oleh pembalap Australia Garry McCoy mulai GP Belanda.

Meski tujuan awalnya hanya menyelesaikan balapan, McCoy mampu menyesuaikan diri dengan motor 500cc yang dikendarainya.

Sejak GP Ceko hingga GP Rio Brazil, ia selalu berada di posisi 10 besar saat balapan.

Puncaknya adalah ketika ia meraih podium perdananya di kelas 500cc dengan finis ketiga di GP Valencia 1999, yang dimenangkan oleh rekan satu timnya yaitu Laconi.

McCoy mampu mengakhiri musim tersebut dengan berada di posisi ke-14 klasemen akhir pembalap.***

Sumber diterjemahkan dari: https://global.yamaha-motor.com/race/wgp-50th/race_archive/season1990_99/1999/

Sabtu, 28 Desember 2024

Tanggapan Mantan Manajer Tentang Jasa Fausto Gresini

Loris Capirossi dan Fausto Gresini (MotoGP)
Gresini Racing menjadi tim balap yang saat ini cukup disegani di MotoGP.

Tim tersebut saat ini dijalankan oleh Nadia Padovani, istri dari pendiri tim yaitu Fausto Gresini yang wafat pada Februari 2021 lalu.

Gresini merupakan pembalap yang menghabiskan waktunya di Grand Prix hanya lewat kelas 125cc sejak 1983 hingga 1994.

Ia berhasil meraih juara dunia 2 kali, yaitu pada musim 1985 dan 1987.

Selain itu, ia juga meraih posisi 3 di musim 1984 dan runner-up pada musim 1986, 1991 dan 1992.

Salah satu mantan manajer timnya yaitu Francesco Pileri, memberikan tanggapan terkait jasa Gresini terhadap timnya.

Pada musim 1990, Francesco bersama Paolo Pileri menjalankan tim Pileri, yang menggunakan mesin Honda dan mengandalkan duet Gresini serta Loris Capirossi.

Capirossi menjadi juara dunia 125cc di musim tersebut dalam usia 17 tahun, sementara Gresini terhantam oleh cedera.

"Pada 1990, Fausto sudah benar-benar kalah. Ia siap membantu dan melakukan apa saja supaya Capirossi bisa menjadi juara dunia saat itu," ujar Francesco.

Meski begitu, Gresini ternyata ingin bersaing dengan rekan setimnya sendiri pada musim berikutnya yaitu 1991.

Ia sudah meraih 2 kali kemenangan dan total 9 podium saat itu, sehingga Francesco memberi pesan supaya jangan terlalu membahayakan dirinya sendiri.

"Saya bilang padanya untuk membiarkan Capirossi dan jangan coba mengejarnya. Jangan sakiti dirimu sendiri," lanjutnya.

Pada akhirnya, Capirossi berhasil mempertahankan gelar 125cc di musim 1991 dan Gresini harus puas menjadi runner-up saat itu.

Meski bersaing ketat di sirkuit, keduanya justru berteman baik di luar balapan.

Setelah Gresini pensiun pada 1994, ia masih menjalin hubungan baik dengan Francesco Pileri.

"Saya kemudian membawanya ke tim Pileri sebagai pelatih untuk pembalap kami yaitu Alex Barros pada 1996. Ketika tim menghadapi sebuah masalah, ia menghubungi Honda Brazil dan petualangannya sebagai manajer tim dimulai pada tahun selanjutnya," jelasnya.

Pada 1997, Gresini mendirikan tim miliknya sendiri dan membawa Alex Barros untuk membela timnya di kelas 500cc hingga tahun 1998.

Sejak itu, Gresini Racing menjadi tim yang diperhitungkan dengan beberapa prestasi dari kelas utama MotoGP hingga tingkat di bawahnya.

Beberapa gelar juara dunia dari tim tersebut diraih oleh Daijiro Kato (tahun 2000 di kelas 250cc), Toni Elias (tahun 2010 di kelas Moto2), Jorge Martin (tahun 2018 di kelas Moto3) dan Matteo Ferrari (tahun 2019 di kelas MotoE).***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.gpone.com/en/2021/02/23/motogp/pileri-he-helped-capirossi-to-win-the-title-with-barros-he-made-the-leap-into

Jumat, 27 Desember 2024

Kerjasama Tech3 dengan Suzuki

Danilo Petrucci (Suzuki) dan Raul Fernandez (Tech3 KTM) dalam GP Thailand 2022 (Tech3 Racing)
Pecinta balap MotoGP tentu saja mengenal kiprah tim asal Prancis yaitu Tech3.

Tim ini didirikan pada 1989 oleh Herve Poncharal, Guy Coulon dan Bernard Martignac.

Mereka pada awalnya berkompetisi di kelas 250cc, sampai kemudian masuk ke MotoGP sejak 2001 hingga sekarang.

Selain MotoGP, mereka juga memiliki tim di kelas Moto3 dan MotoE, serta pernah berada di Moto2 sejak 2010 hingga 2018.

Kemitraan yang paling dikenal di kelas utama MotoGP adalah saat bersama Yamaha sejak 2001 hingga 2018 dan KTM sejak 2019 hingga sekarang.

Namun, beberapa profil menyebutkan tentang Tech3 yang pernah melakukan kerjasama dengan Suzuki.

Dilansir dari Caradisiac.com, Semua berawal ketika Poncharal memperoleh jabatan di Honda France sejak 1983 hingga 1988.

Ia mendapatkan kesempatan untuk mengurus tim Rothmans Honda France di kelas 250cc dengan pembalap Prancis Dominique Sarron sejak 1986 hingga 1998.

Setelah ditinggal Sarron ke kelas 500cc pada 1989, Tech3 pun didirikan di tahun yang sama.

Petualangan mereka di Grand Prix dimulai saat mengurus tim Rothmans Honda France pada kelas 250cc musim 1990 dan 1991.

Pada akhir 1991, Poncharal dihubungi oleh pabrikan Suzuki, yang menawarkan posisi untuknya di kelas 250cc.

Tech3 pun melakukan kerjasama dengan Suzuki di bawah nama Lucky Strike Suzuki 250 pada 1992.

Mengandalkan Wilco Zeelenberg dan Herri Torrontegui, hasilnya di musim perdana tersebut tidak jauh istimewa.

Pada musim 1993, mereka hanya menggunakan 1 pembalap yaitu John Kocinski dari Amerika Serikat.

Meski cukup berbakat, Kocinski hanya tampil di 7 balapan pertama saja karena ia dipecat usai finis ketiga dalam balapan GP Belanda 1993.

Posisinya digantikan oleh pembalap Selandia Baru yaitu Simon Crafar, yang tidak bisa memberikan performa terbaik di sisa musim tersebut.

Sayangnya, Suzuki lalu memberitahukan bahwa mereka mundur dari 250cc pada akhir 1993, yang berarti perjalanan Tech3 dan Suzuki hanya berlangsung selama 2 tahun saja.

Kehilangan Suzuki, Poncharal sukses mengadakan kesepakatan dengan Honda France untuk membuat tim sendiri pada 1994.

Mengandalkan duet Prancis yaitu Frederic Protat dan Noel Feraut di kelas 250cc, penampilan mereka sangat buruk sehingga ia berpikir bahwa itu adalah akhir dari Tech3.

Pada 1995, Poncharal mendapat bantuan dari pembalap Jean-Philippe Ruggia untuk meyakinkan Honda dalam memberi dukungan ke Tech3.

Tech3 pun bisa berlaga di kelas 250cc musim 1995 dengan bantuan sponsor Elf dan Chesterfield, serta mengandalkan Ruggia dan pembalap muda Olivier Jacque.

Mereka memakai mesin Honda sejak 1995 hingga 1998 sebelum beralih ke Yamaha pada kelas 250cc musim 1999 dan 2000, yang kemudian dilanjutkan ke kelas utama 500cc pada 2001.

Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa Tech3 memang sempat menjalin kebersamaan dengan Suzuki pada kelas 250cc.

Namun, kerjasama tersebut hanya berjalan sejak 1992 dan 1993, yang bisa dikatakan sangat singkat dan jarang diketahui pecinta balap MotoGP.***

Sumber diterjemahkan dari:
  • https://www.caradisiac.com/herve-poncharal-avant-l-epoque-tech-3-127110.htm
  • https://www.caradisiac.com/les-debuts-de-tech-3-jusqu-a-l-aventure-suzuki-127111.htm
  • https://www.caradisiac.com/l-arrivee-de-ruggia-et-la-revelation-d-olivier-jacques-127112.htm

Kamis, 26 Desember 2024

Ditinggal Honda, Jordan Makin Dekat ke Ford

Takuma Sato bersama tim Jordan (Motorsport Images)
Honda Motor Company memutuskan untuk mengakhiri kontrak mesinnya di F1 dengan tim Jordan pada akhir 2002 untuk fokus kepada British American Racing.

Hal ini sudah diperkirakan sebelumnya, apalagi Jordan sudah memiliki beberapa mitra mesin cadangan sepanjang 2002 ini.

Dilansir dari crash.net, diketahui bahwa tim tersebut akan menggunakan mesin Ford-Cosworth untuk musim 2003 mendatang.

Niki Lauda, kepala tim Jaguar F1 yang juga mengawasi operasi bisnis Cosworth, mengonfirmasi bahwa Jordan sudah tertarik untuk menggunakan mesin CR3.

Meski begitu, Jordan harus mengupayakan kesepakatan jangka panjang untuk bisa menggunakan mesin pabrikan, dengan kerjasama tersebut akan diresmikan sebelum GP Hungaria 2002.

Nantinya, Jordan akan membawa label Ford (bukan Cosworth), yang membuat tim asal Irlandia tersebut akan bersaing secara langsung dengan Jaguar sebagai tim resmi Ford.

Takeo Fukui, Senior Managing Director Honda Motor Company, berterimakasih atas kerjasama yang terjalin selama 2 musim terakhir.

"Kami akan berusaha memberikan yang terbaik di beberapa balapan terakhir musim 2002 ini," ujar Fukui.

Hasil terbaik dalam kerjasama keduanya adalah finis keempat yang diraih sebanyak 3 kali pada musim 2001.

Heinz-Harald Frentzen memperolehnya dalam GP Malaysia 2001, sementara Jarno Trulli meraihnya 2 kali pada GP Spanyol 2001 dan GP Amerika Serikat 2001.

"Kami mengharapkan yang terbaik untuk Jordan Grand Prix di masa depan,'' lanjutnya.

Kepergian Honda dari Jordan mungkin saja akan berdampak terhadap nasib Takuma Sato, yang menjalani debutnya di F1 pada musim 2002 ini.***

Sumber diterjemahkan dari: https://www.crash.net/f1/news/43201/1/honda-exit-pushes-jordan-closer-to-ford